Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXIX, Selasa, 21 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Roma 5:12.15b.17-19.20b-21
Mazmur Tanggapan: Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 40:7-10.17
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 12:35-38
Bersikap Berjaga dan Hati Siap Sedia Selalu
Setiap makhluk yang hidup dunia ini berproses, bertumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati dan punah dari dunia ini. Tak terkecuali kita manusia. Akan tetapi kapan tiba saatnya kita mati dan kembali kepada Sang asal dan tujuan hidup, kita tak ada yang tahu. Datangnya selalu tak terduga dan di luar kuasa dan kendali kita. Akan tetapi kepastian akan datangnya ajal itu tidak dapat terbantahkan. Maka sikap batin yang bisa dibuat hanyalah sikap berjaga-jaga dan mawas diri. Yesus mengatakan, “Hendaknya pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap bernyala”. Pinggang tetap berikat menggambarkan sikap diri yang selalu siap sedia bekerja dan tidak terlena pada situasi yang menjebak. Pinggang berikat ini juga melambang sikap yang siap sedia melayani. Jadi kita menantikan kedatangan Tuhan dengan keadaan sedang melayani atau sedang berbuat baik. Itulah sikap batin seorang kristiani yang sejati.
Orang yang beriman menampakkan imannya bagaikan sebuah pelita yang selalu bernyala. Pelita yang bernyala melambangkan melakukan kesaksian hidup dengan menjadi jalan kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita. Sebagai orang beriman kita harus memiliki hati bagaikan hamba di hadapan Tuhan. Seorang hamba harus selalu memiliki kesiapsediaan melayani tanpa pamrih serta bergantung sepenuhnya pada tuannya. Begitulah sikap batin kita di hadapan Tuhan, melayani Tuhan dengan berbuat kebaikan tanpa harus berambisi untuk mendapat pujian dan apresiasi dari-Nya. Sebab semua pekerjaan baik yang kita buat adalah hanya melulu membalas segala kebaikan Tuhan yang telah terlebih dahulu kita terima dari-Nya. Kedatangan Tuhan adalah sebuah keniscayaan (kepastian). Walaupun kita tidak tahu kapan kedatangan-Nya, akan tetapi kesiap-sediaan kita dengan terus berjaga-jaga, membuat kita tidak takut dan cemas untuk menerima kedatangan-Nya, kapan pun akan datang.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]