Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXIX, Jumat, 24 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Roma 7:18-25a
Mazmur Tanggapan: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 119:66.76.77.93.94
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 12:54-59
Kepekaan Melihat, Membaca dan Mengantisipasi Tanda-Tanda Zaman
Alam semesta ini sudah tercipta dan berlangsung sejak ratusan juta tahun yang lalu. Sampai sekarang bumi ini tetap kita huni dengan penuh kenyamanan. Semua yang hidup bertumbuh, berkembang, berbuah dan akhirnya menuju kepada kematian berproses secara alami. Kita bisa mengkontemplasikan agung dan indahnya semua alam semesta ciptaan Allah ini, karena kita menyaksikan secara nyata adanya keteraturan, semua tertata dengan baik dan mengikuti alur yang digerakkan secara pasti oleh Sang Pengatur, yang tidak diatur oleh siapapun. Dialah juga yang harus kita akui sebagai Sang Pengada, yang tidak diadakan oleh siapapun. Dalam kaca mata beriman kristiani, Dia Sang Pengatur dan Sang Pengada itu kita sebut sebagai Tuhan Allah yang Mahakuasa.
Sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak beriman kepada Tuhan Sang Pengatur dan Sang Pengada itu. Terlalu naif bagi kita manusia, bila tidak sampai pada kesadaran akan kebergantungan hidup kita kepada Tuhan. Hidup kita berasal dari-Nya dan semua kelak akan berakhir pula menuju kepada-Nya. Inilah pesan utama yang dapat kita simpulkan dengan mengkontemplasikan alam semesta ini dengan segala keteraturannya. Kita berusaha mempelajari sebahagian kecil dari rahasia Kemahakuasaan Allah dan mulai menangkap beberapa bagian dari tanda-tanda alam itu, untuk menyesuaikan ritme hidup kita dengan gerakan alam tersebut. ini sebuah kebijaksanaan.
Maka sebagai orang yang beriman kristiani sejati yang memiliki daya kontemplasi dan daya internalisasi, mestinya kemampuan menangkap tanda-tanda alam juga kita aplikasikan, untuk mampu menangkap kehadiran Tuhan secara nyata. Sebagai seorang kristiani sejati kita harus mampu memiliki kepekaan merasakan campur tangan Tuhan di dalam hidup kita, seraya membekali diri dengan segala sikap hidup yang baik, tulus dan rendah hati, sebagai jalan antisipasi kita dalam menghadapi tanda-tanda zaman ini. Kita tidak mampu sepenuhnya mengendalikan dunia dan alam semesta ini, akan tetapi kita akan mampu peka membaca tanda-tanda zaman dan mampu bersikap yang benar dan bijaksana di dalam menjalaninya, berkat ketekunan kita menyelaraskan diri dan ‘satu frekuensi’ dengan Tuhan.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]