Bacaan Liturgis – Pesta Santo Simon dan Santo Yudas, Rasul, Selasa, 28 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Efesus 2:19-22
Mazmur Tanggapan: Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-3.4-5
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 6:12-19
Diutus untuk Mewarta dan Melayani Secara Militan
Hari ini kita merayakan pesta St. Simon dan St. Yudas Rasul. Kedua rasul ini dipestakan secara bersama-sama karena nama mereka sering disebut bersamaan dan berurutan dalam Injil sinoptik. Mereka juga sama-sama mengalami nasib yang sama. Mati sebagai martir dan menumpahkan darah demi membela iman kepada Kristus di daerah negeri Persia (daerah Iran sekarang). St. Simon sering juga dijuluki ‘orang Zelot’ yang artinya seorang pribadi yang rajin dan semangatnya selalu meluap-luap. St. Yudas yang kira pestakan juga hari ini sering disebut juga namanya Yudas si Tadeus. Arti dari Tadeus ini adalah si pemberani. St Yudas Tadeus ini dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang sedang mengemban tugas-tugas sulit. Kedua rasul yang kita pestakan hari ini memberikan inspirasi bagi kita bahwa setiap orang yang dipanggil oleh Kristus untuk menjadi murid-Nya akan mampu bersaksi dengan sungguh-sungguh dan menjadi pewarta yang tangguh ketika mau menjadikan Kristus sebagai kekuatan mereka.
Injil hari ini mengetengahkan bagi kita bagaimana para rasul dipanggil dan dipilih oleh Yesus untuk menjadi murid-murid-Nya yang utama untuk mewujudkan penyebaran Kerajaan Allah ke seluruh dunia. Mereka yang dipilih oleh Yesus awalnya adalah pribadi-pribadi yang sederhana, bukan kaum intelektual atau kaum terpandang. Mereka berasal dari keluarga yang sederhana dan masa lalu yang biasa-biasa saja. Akan tetapi justru merekalah yang dipilih untuk Yesus menjadi rasul-rasul-Nya. Tujuannya adalah agar mereka memiliki kerendahan hati untuk bergantung kepada kemampuan dan sudut pandang pemikiran mereka sendiri. Mereka diharapkan mematikan ego dan kepentingan sendiri untuk mau sepenuhnya hidup dalam tuntunan Yesus dan mengandalkan kekuatan-Nya.
Kita sebagai orang-orang kristiani diminta sebagai rasal-rasul masa kini untuk menjadi Kabar Gembira Tuhan, pembawa harapan dan kelegaan bagi sesama yang semakin hari semakin banyak mengalami penderitaan, kesepian dan kehilangan orientasi iman. Maka mari menimba kekuatan dari Yesus agar kita menjadi rasul-rasulnya yang militan dan penuh semangat untuk dunia yang semakin sulit dan penuh persoalan ini.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]