Bacaan Liturgis – Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan, Kamis, 09 Januari 2025
Bacaan Pertama: 1 Yohanes 4:19-5:4
Mazmur Tanggapan: Segala bangsa di bumi, ya Tuhan, sujud menyembah kepada-Mu.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2.14.15bc.17
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Tuhan mengutus Aku menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 4:14-22a
Renungan Singkat : Mata Semua Orang Tertuju kepada Yesus
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, pernahkah mendengar atau menyanyikan lagu rohani berjudul “Mataku Tertuju Pada-Mu”? Lagu ini diciptakan oleh seorang pendeta bernama Dr. Ir. Niko Njotorahardjo.
Pasti, lagu “Mataku Tertuju Pada-Mu” ini telah dinyanyikan oleh banyak orang dalam berbagai kesempatan. Angelica Pieters juga pernah berkolaborasi dengan Wawan Yap untuk menyanyikan lagu yang berbicara tentang penyerahan diri kepada Tuhan dan keyakinan akan pertolongan-Nya dalam menghadapi aneka persoalan hidup. Jangan-jangan saudara juga pernah atau sering menyanyikannya.
“Mataku tertuju pada-Mu” juga telah menjadi seruan hati Daud tatkala ia berdoa kepada Tuhan dalam Mzm 26:3. Pada ayat ini dia berseru kepada Tuhan, “Sebab mataku tertuju kepada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” Saat itu hati dan perhatian Daud terfokus, terpusat, terarah kepada Tuhan dan kasih setia-Nya. Ia hidup dalam kasih setia-Nya. Ia juga hidup dalam kebenaran Tuhan. Apakah ia bahagia dengan hidup yang demikian? Tentu saja.
Penyerahan diri kepada Tuhan mengantar seseorang kepada kebahagiaan, ketenangan dan kelepasan. Penyerahan diri kepada Tuhan adalah sikap dasar seorang beriman yang mau mengandalkan Tuhan, bukan dirinya sendiri. Penyerahan diri kepada Tuhan menjadikan seseorang diberkati oleh-Nya. Seperti dikatakan oleh Nabi Yeremia, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yer 17:7).
Pada tahun Yubileum 2025 ini kita akan menjadi orang-orang yang diberkati, jikalau kita menjadi peziarah-peziarah yang menaruh pengharapannya pada Tuhan. Kita akan menjadi orang-orang yang terberkati, jikalau kita selalu mengandalkan Tuhan dan kasih setia-Nya, jikalau kita (mata dan hati kita) fokus kepada Tuhan yang sanggup membebaskan orang-orang yang tertawan, tertindas dan yang buta.

Para saudara yang dikasihi Tuhan dan mengasihi Dia, dalam Injil hari ini (Luk 4:14-22a) kita mendengar kisah nyata tentang orang-orang Yahudi yang datang kepada Yesus dan mendengarkan penuh perhatian akan pengajaran-Nya. Tepatnya, ketika Yesus menutup kitab Nabi Yesaya dan mengembalikan kitab itu kepada pejabat, “mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya” (ay. 20). Mata mereka terfokus, terpusat, terarah pada-Nya, yang ketika mulai mengajar Ia berkata, “Pada hari ini genaplah nas tadi sewaktu kamu mendengarnya!” (ay. 21).
Apakah ketika mata semua orang itu tertuju kepada Yesus juga menunjukkan sikap batin mereka yang berserah diri kepada Tuhan dan kasih setia-Nya? Belum tentu! Kalaupun ada, tidak semua orang yang membenarkan Yesus (ay. 22) itu menjadi orang-orang yang setia kepada-Nya dan mau mengandalkan Dia dalam segala hal serta menaruh pengharapan kepada-Nya.
Lantas bagaimana dengan Anda, saudara dan saya sebagai orang-orang yang telah menaruh kepercayaan kepada-Nya? Apakah kita mau belajar mengarahkan mata kita tertuju kepada Yesus? Apakah kita mau menyerahkan diri dan mengandalkan Dia dalam menghadapi realitias hidup sehari-hari? Jawabannya: Ya. Kita mau belajar dengan tekun, sehari demi sehari, untuk menyerahkan diri dan mengandalkan Dia dalam segala peristiwa hidup sehari-hari.
Penulis surat kepada orang-orang Ibrani ketika memberi nasihat tentang bertekun dalam iman (Ibr 12:1-17) berkata, “Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (ay 1-2).
Para saudara yang dikasihi Tuhan, banyak hal ketika dihadapi dengan mata yang tertuju kepada Yesus, bukan pada hal yang kita hadapi, misalnya masalah yang tak kunjung selesai, maka kita akan merasa ringan karena kekuatan untuk menanggung hal itu datang dari Tuhan Yesus, yang dari pada-Nya kita selalu menaruh pengharapan yang tidak akan mengecewakan. Maka, seperti mata semua orang tertuju kepada Yesus, demikian juga mata kita tertuju kepada-Nya.
[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]