Renungan Harian

Renungan Harian 28 Januari 2023

Bacaan Liturgis - Hari Biasa Pekan Biasa III, Peringatan Wajib Santo Thomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja, Sabtu, 28 Januari 2023

  • Bacaan Pertama: Ibrani 11:1-2.8-19

  • Mazmur Tanggapan: Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.

  • Mazmur Tanggapan: Lukas 1:69-70.71-72.73-75

  • Bait Pengantar Injil: Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 4:35-41

Renungan Singkat - Tuhan Sumber Kebijaksanaan

Hari ini, kita memperingati Santo Thomas Aquinas yang lahir di Aquino, dekat Monte Cassino, Italia pada tahun 1225. Ia berasal dari keluarga bangsawan kaya raya. Ayahnya, Pangeran Landulph, berasal dari Aquino, sedang ibunya Theodors, adalah putri bangsawan dari Teano. Ketika berusia 5 tahun, Thomas dikirim kepada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Di sana, ia memperlihatkan kepandaian luar biasa. Ia belajar dan tekun berefleksi serta tertarik pada segala sesuatu tentang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Abbas Monte Cassino, yang kagum akan kepintaran Thomas mengirimnya ke Universitas Napoli. Hal yang sangat mengagumkan dari orang kudus ini ialah ketajaman akal budinya dan kemurnian hatinya. Ia juga sangat rendah hati. Ini menjadi teladan yang sangat berharga bagi kita. Di zaman sekarang, banyak orang berusaha sungguh studi dan memiliki ilmu yang sangat luar biasa, tetapi seringkali tidak diimbangi dengan kebijaksanaan; pikirannya cerdas tetapi hatinya tumpul. Semakin pintar, manusia cenderung mengabaikan Tuhan. Ketidakseimbangan ini sering menjadi pemicu banyak perbuatan jahat. Gereja menyebut Santo Thomas sebagai doctor Angelicus atau Pujangga para malaikat karena kecemerlangan akal budi dan kemurnian hati. Ia ahli dalam satra Bahasa latin dan ilmu teologi. Kita bersyukur boleh mencicipi keindahan dan manisnya karya teologis dari Santo Thomas Aquinas berupa buku-buku teologi, refleksi yang sangat mendalam dan kaya makna. Lagu berjudul Tantum Ergo yang sering kita nyanyikan dalam penyembahan sakramen mahakudus merupakan syair indah mengalir dari pengalaman doanya. Tantum ergo Sacramentum, Veneremur cernui; Et antiquum documentum, Novo cedat ritui; Praestet fides supplementum, Sensuum defectui; Genitori, Genitoque; Laus et iubilatio, Salus honor, virtus quoque Sit et benediction; Procedenti ab utroque Compar sit laudatio. Amen (Puji Syukur no 558).

Injil hari ini mewartakan kepada kita, peristiwa Yesus bersama para murid-Nya diterpa ombak besar dan dashyat di tengah danau sehingga kapal mulai penuh dengan air. Para murid sangat ketakutan. Ketakutan mereka semakin besar ketika melihat Yesus ternyata sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka mereka berseru, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? (Mrk.4:37-40). Peristiwa ini merupakan gambaran perjalanan hidup Gereja di tengah dunia; seringkali diterpa oleh badai dunia yang sangat dahsyat; beban yang berat, merongrong keutuhan Gereja, tetapi Gereja Kudus tetap berdiri kokoh, sebab Ia sejatinya tidak pernah meninggalkan Gereja-Nya. George Herbert pernah menulis syair yang indah ini;

Ketika angin dan gelombang menyergap lunas kapalku,

Ia melindungi, Ia memegang roda kemudi,

Meskipun kapal tampak hampir terbalik.

Badai adalah kemenangan karya-Nya;

Meskipun Ia memejamkan mata, namun bukan hati-Nya.

Tilam menjadi kelengkapan di atas perahu nelayan pada umumnya. Yesus tidur untuk menguji iman murid-murid-Nya dan mendorong mereka menaikkan doa. Dari ujian itu tampaklah bahwa iman mereka lemah, sedangkan doa mereka kuat. Perhatikanlah, kadang-kadang ketika Gereja sedang dilanda angin ribut, Yesus tampak seolah-olah sedang tidur, tidak peduli dengan kesulitan umat-Nya, tidak mengindahkan doa-doa mereka, dan tidak hadir sebagai penolong mereka. Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri (Yes 45:15). Tetapi, apabila Ia berlambat-lambat, Ia tidak akan bertangguh (Hab. 2:3); jadi ketika Ia tidur, sebenarnya Ia tidak tidur; sesungguhnya tidak akan terlelap dan tertidur Penjaga Israel (Mzm. 121:3-4); Ia tidur, tetapi hati-Nya bangun, bagaikan seorang suami terhadap istrinya (Kid. 5:2).

Mari kita perbarui iman akan Yesus. Mari kita semakin bertolak lebih dalam! Santo Thomas Aquinas telah mengalami perubahan hidup dan kebijaksanaan mengagumkan bukan semata-mata ilmu pengetahuan, tetapi terutama pengalaman akan Tuhan secara mendalam lewat doa. Tuhan memberkati. [RP Manaek Sinaga, O.Carm]