Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXIX, Sabtu, 25 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Roma 8:1-11
Mazmur Tanggapan: Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-6
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Tuhan telah berfirman, “Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya Ia hidup.” Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 13:1-9
Tuhan Memberi Kita Kesempatan untuk Bertumbuh dan Berkembang
Dalam perumpaan Injil hari ini kita dihadapkan pada satu pertanyaan mendasar dan prinsipil, “Tebanglah pohon ini! Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?” (Luk 13:7) Pertanyaan yang sama juga bisa ditujukan kepada kita umat beriman. Untuk apa kita hidup kalau ternyata hidup kita tidak berbuah dan tidak menjadi jalan berkat bagi orang lain? Bukankah kalau hidup kita tidak berbuah adalah sebuah kesia-siaan dan sebuah hidup yang tak layak untuk dijalankan dan dihidupi? Kita diberi kesempatan hidup di dunia ini, itu sebagai bukti nyata bahwa Tuhan memberikan cinta-Nya secara berlimpah dan cuma-cuma kepada kita. Tidak ada anugerah yang paling indah dan paling besar di dunia ini selain diberi kesempatan hidup. Akan tetapi hidup kita di dunia memiliki batasan waktu. Maka hidup yang hanya sekali dan terbatas ini sangat ironis kalau dibiarkan sia-sia begitu saja tanpa berbuah dan bermakna.
Melalui Injil hari ini kita juga mendapatkan pesan yang sangat mendalam dari pengajaran Yesus atas kesabaran dan kemurahan hati Allah Bapa bagi kita semua umat ciptaan-Nya. Setelah diberi kesempatan hidup, bertumbuh dan berkembang, Tuhan tetap menunggu dengan sabar, menanti kita untuk berbuah dan menjadi jalan berkat. Ketika dalam perjalanan hidup ini kita masih berada dalam situasi sulit untuk berbuah, Tuhan masih tetap memberi kita kesempatan untuk mengatasi persoalan-persoalan kita agar tetap dapat berbuah dan menjadi jalan berkat bagi sesama. Kesabaran dan kesetiaan Tuhan sungguh luar biasa.
Kita hidup hanya sekali. Karena hanya satu kali, maka hanya satu kali juga kesempatan yang kita miliki dan tidak akan pernah terulang lagi. Maka mestinya kita tidak boleh gagal dalam hidup. Kita harus berbuah dan mengaktualisasikan semua potensi hidup kita demi menjadikan dunia ini semakin layak dihuni dan demi kesejahteraan bersama umat manusia.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]