Jadwal Petugas Tata Tertib

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

GEMA Newsletter

Gereja Maria Kusuma Karmel dalam Berita

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Jumat 03 Mei 2024

Bacaan Liturgis – Pesta Santo Filipus dan Yakobus, Rasul, Jumat, 03 Mei 2024

  • Bacaan Pertama: 1 Korintus 15:1-8

  • Mazmur Tanggapan: Di seluruh bumi, bergemalah suara mereka.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-3.4-5

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Filipus, barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 14:6-14

Renungan Singkat : Telah Sekian Lama

Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan, hari ini, Jumat pertama dalam bulan, Gereja merayakan pesta Santo Filipus dan Santo Yakobus. Mereka termasuk kelompok dua belas rasul Yesus.

Menurut Injil Yohanes, Filipus mengikuti Yesus karena ajakan temannya bernama Natanael (Yoh 1:43-46). Namun, setelah ia sendiri berkenalan dengan Yesus dan mengenal Dia lebih dalam, ia juga setia mengikuti-Nya. Dengan demikian, ia termasuk dalam bilangan murid Yesus yang setia.

Santo Yakobus disebut juga Yakobus muda, untuk membedakannya dengan Yakobus tua yang adalah saudara Yohanes. Ia juga diberi nama Yakobus anak Alfeus (Mat 10:3; Mrk 3:18; Kis 1:13). Dalam Perjanjian Baru, Yakobus anak Alfeus ini hanya disebut dalam daftar nama para rasul. Ia tidak setenar Yakobus tua. Namun demikian, ia pasti punya peranan dalam kelompok para rasul dan dalam kehidupan jemaat Kristen, meski secara individu tidak terkenal. Artinya, untuk menjadi pengikut Yesus yang setia memang tidak harus terkenal di lingkungannya atau di mana-mana dan melakukan banyak prestasi. Menjadi pengikut Yesus yang setia, itulah yang justru mesti menjadi kesaksian hidup dan dibutuhkan di zaman ini.

Para saudara yang dikasihi Tuhan, seorang teolog dan Pujangga Gereja terbesar di Barat sebelum Santo Agustinus, bernama Tertulianus (160-220), mengatakan bahwa kedua belas rasul Yesus, termasuk Matias, yang menggantikan Yudas Iskariot, setelah mendapat kuasa yang dijanjikan Roh Kudus, mereka pertama-tama menjelajahi Yudea, memberikan kesaksian tentang iman mereka akan Yesus Kristus dan mendirikan jemaat di mana-mana. Kemudian, mereka keluar ke seluruh dunia untuk mewartakan ajaran yang sama, tentang iman yang sama, kepada bangsa-bangsa.

Di mana pun para rasul pergi, mereka mendirikan jemaat di kota-kota dan dari situ jemaat-jemaat lainnya mendapatkan tunas-tunas iman dan benih-benih ajaran serta terus menerimanya dari sehari ke sehari, untuk menjadi Gereja yang baru. Dengan demikian, Gereja-gereja ini juga diperhitungkan sebagai Gereja yang bersifat apostolik, karena berasal dari para rasul dan memang merupakan kelanjutan dari Gereja-gereja yang didirikan oleh para rasul.

Hingga sekarang, di mana pun Gereja Katolik berkembang, selalu merupakan Gereja yang bersifat apostolik, seperti ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, “Seluruh Gereja bersifat apostolik dalam arti bahwa ia, melalui pengganti-pengganti Santo Petrus dan para rasul, tinggal bersatu dengan asalnya dalam persekutuan hidup dan iman. Seluruh Gereja juga apostolik dalam arti bahwa ia telah “diutus” ke seluruh dunia. Semua anggota Gereja mengambil bagian dalam perutusan ini, walaupun atas cara yang berbeda-beda” (Katekismus Gereja Katolik, No. 863).

Mengambil bagian dalam karya perutusan tidaklah gampang. Para Bapa Konsili Vatikan II mengatakan bahwa Kristus yang diutus oleh Bapa menjadi sumber dan asal seluruh kerasulan Gereja. Maka, kesuburan kerasulan awam tergantung dari persekutuan mereka dengan Kristus (lih. Dekrit tentang Kerasulan Awam, No. 4). Itulah sebabnya, persekutuan dengan Kristus mengandaikan ada relasi dan pengenalan secara pribadi yang intens, terus-menerus.

Filipus ditegur oleh Yesus karena telah lama mengikut Yesus namun pengenalannya akan Sang Guru belum mendalam. Kata Yesus, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata ‘Tunjukkanlah Bapa kepada kami?’ Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (Yoh 14:9-10).

Dari teguran Yesus tersebut mari kita berefleksi dan bertanya diri: Sudah berapa lama aku mengikut Yesus? Sudah berapa lama aku menjadi orang Katolik? Sudah berapa lama aku dibaptis? Coba diingat-ingat sebentar. Tetapi pertanyaan yang lebih penting lagi, sejauh mana aku mengenal Yesus dan mencintai-Nya? Sudah sekian lama aku menjadi orang Katolik, namun sejauh mana kekatolikanku? Telah sekian lama aku menjadi anggota Gereja yang didirikan atas dasar para rasul, namun sejauh mana aku terlibat dalam kerasulan Gereja? Sebab, dengan semakin mengenal dan mencintai Yesus, orang akan semakin terlibat dalam misi-Nya.

Rasul Filipus terus berproses diri untuk makin mengenal Yesus, Sang Guru, dan misi-Nya, sehingga dia terlibat penuh dalam kehidupan iman jemaat. Rasul Yakobus pun terus berjuang menghayati iman di tengah jemaat perdana sehingga kehadiran dan pelayanannya sungguh ikut membangun jemaat.

Telah sekian lama mengikut Yesus memang tidak menjamin kualitas hidup sebagai murid dan rasul Yesus. Maka, kita perlu terus-menerus belajar semakin mengenal Yesus dan misi-Nya. Kita tidak cukup sekadar ada dalam Gereja-Nya namun juga terlibat dalam membangun jemaat seperti diteladankan oleh Santo Filipus dan Santo Yakobus. Mereka terkenal bukan dalam hal prestasi namun dalam kesetiaan kepada Yesus, Sang Guru dan Tuhan. 

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Alleluia!" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm