Bacaan Liturgis – Pekan IV Prapaskah – Rabu, 22 Maret 2023
Bacaan Pertama: Yesaya 49:8-15
Mazmur Tanggapan: Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 145:8-9.13c-14.17-18
Bait Pengantar Injil: Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Bacaan Injil: Yohanes 5:17-30
Renungan Singkat : Menebarkan Benih Kasih
Nabi Yesaya mewartakan kepada kita, Firman Tuhan tentang betapa besar kasih setia-Nya. Dengan gambaran yang sangat mengagumkan, tentang seorang ibu dan anak dalam rahimnya, Tuhan tidak akan pernah mengabaikan kita. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau (Yes.49:15). Tentu, ini merupakan salah satu dari banyak gambaran yang dapat kita temukan dalam kitab suci tentang kasih setia Tuhan. Merenungkan tentang kasih setia Tuhan, kita bisa merasa kagum tetapi juga terkejut, sebab meskipun hati-Nya telah dikhianati dan dilukai; meskipun kita jatuh dalam dosa, Ia tetap berkenan dan memberikan kita waktu supaya bertobat. Kasih Tuhan memang misteri sifatnya; hanya dapat dipahami dalam terang iman dan diimani dalam sikap kerendahan hati. Kasih memang harus misteri, melampaui segala batas ukuran kita manusia, sebagaimana persekutuan-Nya juga misteri. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yoh.5:22-24).
Yesus sendiri telah mewartakan kepada kita hari ini, akan persekutuan dengan Allah Bapa yang kita kenal dengan Persekutuan Tritunggal Mahakudus. Ia dengan Bapa dan Roh Kudus adalah satu. Kehadiran-Nya yang paling nyata, kita imani dalam diri Tuhan Yesus sendiri. Seluruh karya dan pengajaran Yesus menjadi kehadiran nyata Allah Bapa dan Roh Kudus. Penghakiman telah diserahkan kepada Yesus, Sang Hakim Agung. Penghakiman-Nya adalah adil dan benar. Namun satu hal yang harus kita pahami ialah kebenaran sabda-Nya yang menegaskan bahwa barangsiapa hidup dalam sabda-Nya dan percaya kepada-Nya tidak akan dihukum. Dalam hal ini, Yesus memang adalah Hakim Agung, tetapi bukan Tuhan yang mengedepankan hukum. Sebaliknya, Ia memiliki hati yang mudah tergerak oleh belas kasihan daripada hukum dan penghakiman. Ia menegur kita dengan cara-Nya supaya kita berbalik kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Ia memberi kesempatan kepada orang yang bertobat supaya memperbaiki kesalahan dan menjadi manusia baru dalam Dia.
.jpeg)
Gereja harus menjadi komunitas yang sungguh menghadirkan kasih Tuhan sepanjang masa. Ajaran-ajaran Gereja, terutama ajaran sosial, mengajak kita semua supaya terus berusaha menghadirkan perbuatan-perbuatan positif yang membangun kehidupan bersama. Kehadiran kita tidak boleh apatis sifatnya; kita bertanggungjawab atas kenyamanan, kebaikan, kesejahteraan dan keselamatan sesama terutama yang membutuhkan. Dunia penuh dengan persaingan; dunia memiliki aturan sendiri; kita dipanggil untuk memiliki hati yang penuh belas kasih. Salah satu nasihat Paus Fransiskus tentang hidup kita di zaman modern ini ialah bahwa ketika Gereja membatasi bahkan menutup diri, hidup dalam kenyamanan dirinya maka itu akan menjadi racun yang dapat membunuhnya.
Mari kita terus membangun persekutuan dengan Tuhan! Kita harus bekerja keras memenuhi hidup jasmani tetapi juga harus bergumul dan bertekun memenuhi kebutuhan rohani. Jadilah pelaku hukum, sebab kita telah dilahirkan kembali dalam Dia yang mengasihi kita. Jangan membatasi diri dalam berbagi kasih dalam hidup. Tidak ada perbuatan yang lebih mengagumkan dalam hidup ini selain daripada kasih. Yesus sendiri telah mengorbankan diri demi mengasihi kita manusia. Allah adalah kasih; kasih adalah korban. Setiap perbuatan kasih kita menuntut korban baik kecil maupun besar dalam diri kita. Di mata banyak orang memang salib adalah kehinaan dan kebodohan, tetapi di mata orang-orang yang beriman dan diselamatkan, salib adalah jalan keselamatan. Kasih juga demikian, bisa dipandang kehinaan dan kegagalan, tetapi sejatinya kasih adalah investasi rohani kita yang paling mengagumkan. Tuhan memberkati. [RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]
Datang APP Lingkungan - BBM Yuk!
Pengumuman #1Ytk Bapak Ibu Shalom! Livie Hidro mengajak kita untuk BBM ke pertemuan APP Lingkungan, difoto dan dikirimkan kepada email kami: [email protected] …
Detail Pengumuman