Bahan Go-KiL setiap bulan dibuat oleh Team K3S KAJ. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Proses dan teknis lainnya bisa menghubungi kami melalui klik disini.
Setiap umat Katolik tentu telah mengetahui bahwa Iman Katolik mempunyai 3 dasar iman, yaitu: KITAB SUCI – TRADISI SUCI – MAGISTERIUM. Tradisi Suci dan Magisterium yang ditentukan menjadi dasar iman oleh Gereja adalah tradisi dan ajaran yang tidak bertentangan dengan apa yang tertulis dalam KITAB SUCI, dari hal ini kita dapat menyimpulkan KITAB SUCI merupakan dasar pokok dari Iman Katolik.
Karena merupakan dasar pokok Iman Katolik, sudah selayaknya umat Katolik mampu mengenal KITAB SUCI dengan baik.
Terdapat pelbagai cara untuk mengenal KITAB SUCI, antara lain lewat kursus-kursus KITAB SUCI, seminar-seminar KITAB SUCI dan tentu saja dengan membaca KITAB SUCI di rumah. Setiap umat tentu mampu membaca KITAB SUCI dengan mudah, kesulitan umat adalah dalam hal memaknai ajaran yang ada di KITAB SUCI untuk kemudian menerapkan sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Untuk itulah Komisi Kerasulan Kitab Suci (K3S) KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA (KAJ) membuat program pertemuan pendalaman KITAB SUCI di lingkungan, dengan harapan, setiap lingkungan dalam lingkup KAJ mengadakan pertemuan pendalaman KITAB SUCI di lingkungan setidaknya satu kali sebulan pada setiap pekan kedua dalam bulan. Untuk memudahkan mengingatnya, program tersebut dinamakan Go-KiL singkatan dari Go Kitab Suci Lingkungan.
Bahan untuk pertemuan tersebut disediakan oleh K3S KAJ setiap bulannya dan dapat diakses melalui halaman ini.
Dalam pertemuan lingkungan diharapkan umat bersama Fasilitator pendalaman KITAB SUCI dapat berdiskusi dan saling berbagi dalam menemukan makna/pesan dari kitab suci untuk dapat diterapkan sebagai tuntunan kehidupan umat.
Di masa sekarang ini ada banyak kesaksian tentang orang-orang yang telah menerima Yesus. Kita dapat menyaksikannya melalui Facebook, WhatsApp, Youtube atau media lainnya. Kesaksian itu terutama datangnya dari kalangan para artis. Mereka menceritakan tentang kasih Kristus yang luar biasa, baik itu mujizat-mujizat-Nya, berkat-berkat-Nya maupun tentang banyak perkara yang mereka alami. Sehingga mereka percaya dan menjadi pengikut Kristus yang setia. Kesaksian mereka disukai dan menggugah banyak orang, sehingga mereka semakin terkenal. Namun tidak demikian dengan Tuhan Yesus pada zaman-Nya. Tuhan Yesus bersaksi tentang diri-Nya bahwa Ia adalah roti yang turun dari surga. Kesaksiannya benar, tetapi orang-orang Yahudi pada waktu itu menjadi bersungut-sungut karena bagi mereka Yesus hanyalah orang biasa. Bahkan mereka mengenal kedua orang-tua-Nya.
Ketika kita melakukan suatu perjalanan jauh dan panjang, tentunya kita akan mempersiapkan perjalanan itu dengan membawa perbekalan untuk berjaga-jaga selama perjalanan. Apakah itu pakaian, makanan, obat-obatan atau uang dan kartu ATM/kredit untuk membuat kita nyaman dan aman dalam perjalanan itu. Tetapi dalam bacaan Injil hari Minggu biasa kelima belas ini, kita telah mendengar bahwa Yesus melarang para murid Nya membawa beberapa kebutuhan pribadi. Ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa dengan misi pewartaan kabar gembira. Mereka diutus berdua-dua dalam melakukan perutusan dan dianugerahi dengan kuasa atas roh-roh jahat.
Untuk menggambarkan mengenai hal Kerajaan Allah, Yesus kerap kali menggunakan perumpamaan. Ungkapan kerajaan Allah sering kali dipakai dalam Injil Markus, sedangkan dalam Injil Matius menggunakan ungkapan Kerajaan Surga. Dalam perikop kali ini kita akan melihat bagaimana Yesus menggambarkan kerajaan Allah dengan memberikan 2 perumpamaan. Kerajaan Allah yang dimaksud disini tentu bukan kerajaan seperti model kerajaan yang ada di dunia, tetapi mau menunjukkan kebesaran dan kemuliaan Allah yang dinyatakan kepada manusia, dengan cara-Nya. Manusia terkadang tidak memahaminya, namun manusia diajak tetap berharap dan percaya akan kerajaan Allah.
Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Saudara-saudari yang terkasih, kita berjumpa kembali dalam Pertemuan Kitab Suci Lingkungan bulan Mei tahun 2024 – Tahun Solidaritas dan Subsidiaritas. Melalui berbagai peristiwa dan pengalaman iman yang telah kita lalui masing-masing tentu semakin memantapkan kita untuk semakin mengasihi, peduli dan bersaksi. Materi untuk Go-KiL bulan Mei 2024 ini diambil dari Bacaan Injil Hari Minggu Paskah VII tentang Doa Yesus untuk Murid-muridNya. Ini merupakan salah satu bentuk solidaritas Yesus kepada murid-muridNya sebelum kembali kepada Bapa. Yesus berdoa supaya mereka menjadi satu, supaya dilindungi dari yang jahat dan supaya mereka dikuduskan dalam kebenaran.
Bacaan Injil untuk Go-KiL bulan April 2024 ini diambil dari hari Minggu Paskah II tentang Yesus menampakan diri kepada semua murid. Kisah kebangkitan Yesus yang ditulis oleh keempat injil dilanjutkan oleh kisah-kisah penampakan Yesus. Sebab tanpa peristiwa penampakan, kisah kebangkitan Yesus akan menjadi sia-sia tanpa bukti yang jelas dan kuat. Dalam konteks ini, kisah-kisah penampakan Yesus yang dilaporkan secara eksklusif oleh keempat injil memberikan bukti yang begitu nyata bahwa Yesus benar-benar hidup. Dengan kata lain, kisah kebangkitan dan penampakan Yesus merupakan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Kita akan melihat bagaimana Lukas menampilkan bagian terakhir dari kisah-kisah penampakan Yesus. Sebab jikalau kisah sengsara dan wafat Yesus telah memisahkan dan menghancurkan persatuan serta kebersamaan para murid atau para rasul Yesus, maka kisah kebangkitan dan penampakan Yesus yang ditulis di bagian akhir injil Lukas ternyata mampu menyatukan para murid atau rasul Yesus. Di depan semua murid-Nya itulah, Yesus menampakan diri-Nya untuk yang terakhir kalinya sebelum Ia naik ke surga.
Selamat Natal 2023 dan Selamat Tahun Baru 2024 untuk semua umat Keuskupan Agung Jakarta. Tahun 2024 akan secara khusus tercatat dalam sejarah Indonesia, karena di tahun ini kita semua sebagai warga negara Indonesia akan bersama-sama melaksanakan Pemilihan Umum untuk Legislatif dan Pemilihan Presiden & Wakil Presiden untuk masa bakti lima tahun mendatang. Jadilah umat yang 100% Katolik dan 100% Indonesia dengan menyalurkan hak suara secara bertanggung jawab.
Pertemuan bulan ini kita bersama diajak untuk merenungkan Khotbah Tuhan Yesus tentang Akhir Jaman yang dituangkan Penginjil Matius dalam bab 24-25. Uniknya bacaan sebelum perumpamaan ini berisi informasi tentang hamba yang setia vs jahat (Mat 24:45-51) dan bacaan setelahnya berisi tentang talenta yang dihasilkan oleh hamba-hamba yang ditinggal pergi ke luar negeri oleh tuannya (Mat 25:14-30). Dan perumpamaan tentang gadis-gadis bijak vs bodoh ini hanya ditemukan dalam Injil Matius dan posisinya berada diantara dua perumpamaan tsb diatas. Seakan Penginjil Matius hendak melanjutkan cerita sebelumnya dan menekankan kembali bagaimana pengikut Kristus harus bersikap dan mempersenjatai diri untuk menghadapi Akhir Jaman (Hari Tuhan).
Perumpamaan tentang perjamuan kawin menutup tiga cerita peringatan keras yang disampaikan Yesus kepada pemimpin Yahudi (Mat. 21:28-32; 21:33-46) dalam konteks perdebatan yang harus dihadapi oleh Yesus pada hari-hari terakhir Dia tinggal di kota Yerusalem (Mat. 21:1 – 25:46).
Maria dan Elisabet adalah dua wanita yang sama-sama mengalami maha karya Allah, Maria mengandung saat masih perawan dan Elisabet mengandung di usia nya yang sudah tua. Zakharia suami Elisabet adalah seorang imam yang mengalami perjumpaan dengan malaikat Tuhan saat ditunjuk untuk masuk Bait Allah dan membakar ukupan, sedangkan Maria saat sedang berdoa. Keduanya mendapat keistimewaan dari Allah, mengalami perjumpaan dengan utusan Allah saat dalam relasi pribadi damai sejahtera dan mendalam.
Setiap orang yang mendengarkan pewartaan Kerajaan Allah memiliki respon yang berbeda-beda menanggapinya. Melalui perumpamaan seorang Penabur pada bacaan Injil kali ini, Yesus menjelaskan ada empat kondisi bagaimana setiap orang menanggapi pewartaan Kerajaan Allah. Pada kesempatan ini setiap orang diajak untuk merefleksikan ada dimana posisinya dalam menanggapi pewartaan Kerajaan Allah
Umat Katolik seluruh dunia merayakan hari raya Tubuh dan Darah Kristus pada hari Minggu, 11 Juni ini. Maka Roti Hidup dalam Ekaristi layak menjadi tema GOKIL bulan ini. Dalam pengajaran-Nya tentang Roti hidup, Yesus menggunakan kata “memakan dan meminum” diri-Nya untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang memenuhi keinginan semua manusia. Yesus menjadikan diri-Nya sebagai santapan rohani bagi umat-Nya, agar dapat tinggal di dalam mereka. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:56). Sama seperti kita membutuhkan makanan jasmani untuk dapat bertumbuh secara jasmani, kita pun membutuhkan Kristus Sang Roti Hidup, agar dapat bertumbuh secara rohani.
Biasanya kalau seorang ayah mau pergi jauh dan lama, maka dia akan memberikan nasihat-nasihat terbaik, kenang-kenangan dan perintah kepada anaknya. Demikian pula Yesus yang segera akan menginggalkan para murid secara fisik. Bacaan Injil kali ini, berisi wejangan Yesus yang menyangkut masa depan murid-murid setelah kebangkitanNya, dan mereka tidak lagi mengalami kehadiran Yesus secara langsung
Pertemuan Kitab Suci lingkungan bulan April 2023 ini, materinya diambil dari bacaan Injil pekan II Paskah tentang Penampakkan diri Yesus kepada muridmurid-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus berulang kali menampakkan diri kepada muridmurid-Nya. Dalam Injil Yohanes; mula-mula Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena ( Yoh 20:11-18 ), kemudian Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya ( Yoh 20:19-23 ), lalu Yesus menampakkan diri kepada Tomas ( Yoh 20:24-29 ) dan terakhir Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid di pantai danau Tiberias ( Yoh 21:1-14 ).
Materi untuk pertemuan Go-Kil bulan Februari 2023, diambil dari bacaan Injil pekan biasa VI yang berisikan mengenai pengajaran Yesus dan pengamalan Hukum Taurat yang sesungguhnya. Perikop ini membahas sebagian dari Dekalog (10 Perintah Allah) yang merupakan dasar dari Hukum Taurat. Perintah-perintah itu adalah perintah kelima: “Jangan membunuh” (5:21), perintah keenam: “Jangan berzinah” (5:27), dan perintah kedelapan: “Jangan bersaksi dusta” (5:33).
Materi pertemuan lingkungan bulan Januari 2023, diambil dari bacaan Injil pekan biasa II tentang kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus. Kesaksian Yohanes Pembaptis pada hari pertama (1:26-27), dalam Injil minggu ini sebutan-sebutan Yesus Kristus mulia dinyatakan terbuka dan sarat makna, Dia adalah Anak Domba Allah (1:29,36), Anak Allah (1:34,49), Rabi (1:38,49), Mesias dan Kristus (1:41), Raja Israel (1:49) dan Anak Manusia (1:51)
Salam sejahtera bagi segenap saudaraku yang terkasih di lingkungan-lingkungan se-Keuskupan Agung Jakarta, Injil renungan kita ini mengisahkan tentang Yesus yang berbicara secara khusus kepada murid-murid-Nya tentang hal-hal yang akan mereka hadapi. Ucapan Yesus menjadi nyata, penderitaan murid-murid-Nya (Gereja Perdana) berupa penganiayaan terhadap para murid Yesus terjadi sebelum keruntuhan Bait Allah pada tahun 70. Hubungan persaudaraan pun tidak dapat mencegah penganiayaan karena justru keluarga dekat dan para sahabat mereka juga menyerahkan para pengikut Yesus untuk dianiaya dan dipenjarakan oleh para penguasa. Namun Yesus berjanji bila para pengikut-Nya tetap bertahan, mereka akan memperoleh hidup.
Ketika sebuah Gereja mengadakan acara doa penyembuhan dengan mengundang seorang p astor yang mempunyai karunia penyembuhan, maka aula Gereja tersebut tidak mampu menampung umat yang membludak. Tapi ketika beberapa minggu kemudian, Pastor yang sama datang la gi ke aula Gereja tersebut untuk memberikan pengajaran, kini hanya terisi kurang dari setengahnya saja. Kita sadari hal seperti itu sudah lazim terjadi, bahkan sejak zaman Yesus pun demikian.
Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk selalu terikat pada janji setia Allah bagi orang-orang yang percaya hanya kepada-Nya. Walau situasi di area Jakarta khususnya dan Indonesia secara umum yang masih dilanda virus Covid disertai efek yang berkepanjangan dan efek perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan gejala krisis ekonomi akibat kenaikan harga bahan bakar, sembako, suku bunga pinjaman dan inflasi, saat ini kita diingatkan bahwa Allah yang kita sembah adalah Mahakuasa, Ajaib dan selalu hadir di kehidupan kita dengan penuh belas kasih-Nya, IA melindungi dan menjaga kehidupan setiap anak-Nya sejak dahulu sampai akhir jaman nanti.
Pengalaman Hidup selama lebih dari dua tahun belakangan ini, khususnya melewati masa Pandemi, tentu masih menyisakan trauma dan catatan getir bagi sebagian kita. Mungkin ada saudara, kerabat bahkan keluarga inti kita telah menjadi korban Penyakit Covid. Beberapa mungkin terimbas dampak negative, seperti : pemotongan gaji, tunjangan tertentu ditiadakan, akibat dari produksi menurun, penjualan menurun dan harus Work From Home/ WFH bahkan tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan. Bagaimana kita berjuang untuk menghilangkan trauma, memulihkan kesehatan dan kondisi perekonomian keluarga sekaligus bisa menolong orang lain yang menderita ?
Berulang kali Yesus dalam amanat perpisahan-Nya, menjelaskan tentang akhir tugasnya di dunia dan akan pergi menghadap Allah Bapa di Surga. Kepergian-Nya ke surga untuk mempersiapkan tempat bagi kita jika kelak Dia menjemput kita kembali. Karena kita tidak mampu mengerti akan maksud Yesus itu, Ia mengutus Roh Kudus yang akan memberikan bimbingan supaya kita mengerti akan kebenaran iman yang selama ini kita pegang. Bagaimana kita dapat mengerti akan maksud Yesus itu?
Allah Bapa yang telah memberikan kita kepada Yesus adalah lebih besar dari siapa pun. Termasuk dari masalah, penderitaan dan kesesakan kita. Tidaklah ada alasan bagi kita merasa khawatir akan apa pun. Memiliki Allah adalah segala-sagalanya. Allah melimpahkan kepada kita kehidupan kekal. Bagaimana kehidupan kekal itu mulai bisa kita rasakan dan alami sekarang ini? Marilah kita renungkan, dan mendengarkan Firman Allah yang diambil dari Injil Yohanes 10:27-30.
Dikisahkan Yesus membawa tiga orang murid-Nya ke atas gunung untuk berdoa. Dan di atas gunung itulah terjadi proses transfigurasi Kristus yaitu wajah Yesus berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau. Hal ini menggambarkan cahaya dan kemuliaan surgawi. Dalam perikop ini, kita diajak untuk melihat kemuliaan surgawi yang diterima Oleh Yesus. Di dalam peristiwa penyaliban dan wafat-Nya, Yesus akan menerima kemuliaan surgawi dan inilah yang akan menguatkan para murid dalam mengikuti Yesus.
Materi pertemuan lingkungan bulan Februari 2022, diambil dari bacaan Injil pekan biasa II tentang ucapan bahagia dan peringatan, kata-kata Yesus sangat revolusioner, apa yang dikatakan Yesus tidak serupa dengan hukum-hukum yang ditetapkan oleh seorang filsuf, karena setiap kata ada tantangan dan dua nada tawaran yang disampaikan kepada kita yakni: Terberkati atau terkutuk, berbahagia atau celaka, pilihan tergantung pribadi masing-masing.
Selamat Natal 2021 dan Selamat Tahun Baru 2022 untuk semua umat Keuskupan Agung Jakarta. Semoga di tahun yang baru ini pandemi Covid-19 dapat berakhir dan kehidupan menggereja dapat kembali normal seperti sedia kala. Bacaan dari Injil Lukas kali ini merupakan bacaan Injil pada Pesta Pembaptisan Tuhan yang menutup masa Liturgi Natal dan memasuki masa Liturgi Biasa. Setelah peristiwa pembaptisan ini, Yesus siap tampil di depan publik dengan ajaran-ajaran dan karya-karya-Nya.
Ketika orang masuk pada kesadaran akan akhir hidupnya, dia akan bertanya sampai kapan dunia ini akan berputar, bagaimana akhir dari dunia ini, apa yang akan terjadi pada diriku dan sebagainya. Akan hal-hal seperti ini memancing orang akan dugaan-dugaan yang akan terjadi, bahkan untuk kelompok keagamaan tertentu (sekte) mereka berani mematok (meramal) waktu tertentu (tanggal, hari, bulan dan tahun) akan datangnya kiamat, namun kenyataannya waktu itu berlalu, tidak ada kejadian seperti yang diramalkannya.
Bahan pertemuan lingkungan kita pada bulan Oktober ini, bertepatan dengan bulan Rosario dimana kita semua akan lebih banyak berdoa, berdevosi dan merenungkan Sabda Tuhan terutama peristiwa-peristiwa dalam Doa Rosario yang melibatkan Bunda Maria dalam pergumulan hidupnya yang selalu taat mengikuti Sabda-Nya. Dalam pertemuan kali ini kita akan membahas salah satu perikop dalam kitab suci tentang Orang Kaya yang dikatakan sukar masuk Kerajaan Allah. Padalah orang ini sudah bertemu Yesus dan minta petunjuk untuk hal ini, tetapi kemudian pergi dengan sedih dan kecewa.
Salam kasih dalam Kristus Yesus bagi saudara/i di Keuskupan Agung Jakarta, bacaan Go-KiL bulan Agustus 2021 ini mengajak kita untuk menikmati Kristus Yesus, Sang Roti & Manna Hidup. Tahun ini kita diajak melakukan aktifitas konsolidasi ke dalam sesuai dengan agenda tahun 2021 dari Keuskupan Agung Jakarta. Layaknya kita menikmati roti yang biasa kita beli di toko-toko, kali ini kita diajak untuk menikmati Roti Hidup yang telah turun dari Surga bagi orang-orang pilihan-Nya.
Saudari dan saudaraku yang dikasihi Tuhan. Kebijaksanaan adalah salah satu keutamaan hidup kristiani. Berbagai olah rasa, dan olah rohani ditempuh untuk menimba kebijaksanaan. Begitu pentingkah kebijaksanaan dalam hidup sebagai anak Allah? Dan bagaimana kebijaksanaan ini bisa kita dapat? Bacaan dari Injil Markus 6:7-13 akan menuntun kita bagaimana hidup bijaksana.
Berbicara mengenai Kerajaan Allah. Yesus kerap kali menggunakan perumpamaan. Ungkapan Kerajaan Allah sering kali dipakai dalam Injil Markus, sedangkan dalam Injil Matius menggunakan ungkapan Kerajaan Surga. Dalam perikop kali ini kita akan melihat bagaimana Yesus menggambarkan Kerajaan Allah dengan memberikan 2 perumpamaan. Kerajaan Allah yang dimaksud disini bukan kerajaan yang ada didunia, namun sebuah gambaran yang ingin menunjukkan kebesaran dan kemuliaan Allah, yang dinyatakan dengan kedatangan-Nya kepada manusia. Manusia diajak tetap berharap dan percaya akan Kerajaan Allah.
Dalam masa pandemi yang masih berlangsung saat ini, kita diingatkan bahwa Yesus telah memberikan perintah untuk saling mengasihi. Kita diajak untuk tidak saling menjauh atau tidak meninggalkan sesama, yang mungkin memerlukan uluran tangan kita. Yesus justru meminta kita untuk selalu saling mengasihi, meskipun harus berjaga jarak fisik demi kesehatan bersama. Tuhan menekankan makna ketulusan persahabatan, agar dalam situasi sulit seperti saat ini kita tetap mampu mengasihi sesama.
Selamat Paskah 2021 untuk seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta. Masih lekat dalam ingatan kita bagaimana Perayaan Paskah tahun lalu harus berlangsung secara sangat sederhana, dampak dari kegagapan di permulaan masa pandemi Covid-19. Untuk tahun ini walau masih dalam masa pandemi, kita sudah lebih siap dalam menyikapinya. Bacaan dari Injil Yohanes kali ini merupakan bacaan Injil pada Minggu Paskah II yang ditetapkan oleh St.Yohanes Paulus II sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Kerahiman Ilahi ini berasal dari sebuah devosi yang diperkenalkan oleh St. Faustina Kowalska seorang biarawati dari Polandia.
Tidak ada seorangpun yang hidupnya luput dari masalah. Masalah akan senantiasa hadir didalam kehidupan manusia, baik itu dalam keadaan normal maupun dalam keadaan khusus seperti keadaan pandemik Covid 19 sekarang ini. Setiap orang beriman hidup dalam pelbagai tantangan dengan segala resikonya. Dikisahkan dalam Injil Markus, Yesus tampil sebagai Anak Manusia yang bukan hanya mengalami sengsara, namun juga tampil sebagai Anak Allah yang hidup dan berkuasa, dikisahkan pula jemaat Kristiani yang hidup dalam penganiayaan pada masa itu. Bacaan yang diambil dari Injil Markus ini, mengajak umat untuk merenungkan setiap karya Allah didalam kehidupan beriman.
Dalam pertemuan kali ini, kita akan berkenalan lebih jauh dengan pribadi yang istimewa yaitu Yohanes Pembaptis. Ayahnya adalah seorang Imam bernama Zakharia dari rombongan Abia yang bertugas di bait Allah dan ibunya dari keturunan Harun bernama Elisabet. Elisabet merupakan saudara sepupu Ibu Yesus bernama Maria, keduanya mengandung pada waktu yang hampir bersamaan, Elisabet mengandung lebih dulu 6 bulan daripada Maria, dan menurut Injil Lukas 1: 41, Yohanes Pembaptis dan Yesus telah saling bertemu, ketika Maria masuk kerumah Zakharia dan memberi salam, dikisahkan anak dalam kandungan Elisabet melonjak menyambut kedatangan Anak dalam kandungan Maria.