Hari Minggu Panggilan Sedunia Ke-61

Dipanggil untuk Menabur Benih Harapan dan Membangun Perdamaian

Minggu - 21 April 2024

Jadwal Petugas Tata Tertib

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

GEMA Newsletter

Gereja Maria Kusuma Karmel dalam Berita

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Rabu 24 April 2024

Bacaan Liturgis – Pekan IV Paskah, Rabu, 24 April 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 12:24-13:5a

  • Mazmur Tanggapan: Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 67:2-3.5.6.8

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 12:44-50

Renungan Singkat : Percaya dan Melihat

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, karena digerakkan oleh rahmat Roh Kudus dan ditarik oleh Bapa, kita percaya dan mengakui Yesus (Katekismus Gereja Katolik, No. 424). Jikalau de facto kita telah percaya dan mengakui Yesus dalam seluruh hidup kita, maka itu juga berarti kita percaya kepada Bapa. Hal ini ditegaskan oleh Yesus dalam Injil hari ini, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku” (Yoh 12:44-45).

Dengan percaya, kita punya relasi kepercayaan ganda: Percaya kepada Yesus dan kepada Bapa yang mengutus-Nya. Hal inilah yang terjadi sejak kita hidup sebagai orang yang percaya dan ditandai dengan Sakramen Pembaptisan. Saat itu kita menjadi anak-anak Allah, yaitu Dia yang adalah Bapa kita dan kita menjadi murid-murid Yesus, Putra-Nya. Relasi kepercayaan dengan Bapa tak terpisahkan dari relasi kepercayaan dengan Yesus. Kelak Yesus akan menegaskan hal ini dengan kata-kata-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Yoh 14:1).

Bahkan dalam Injil hari ini Yesus berkata, “Dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku” (ay. 45). Dengan berkata demikian, Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai tanda kehadiran Bapa. Ia adalah gambar Allah Bapa yang tidak kelihatan (lih. Kol 1:15). Kata-kata ini diucapkan oleh Yesus di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya. Apakah saat itu para murid yang selalu menyertai Yesus tidak mendengarkan kata-kata Sang Guru? Atau mereka mendengarkan-Nya namun tidak mengerti? Atau mereka mendengarkan-Nya namun sudah lupa? Sebab, pada kesempatan lain, ketika Yesus berbicara tentang melihat Bapa-Nya, Filipus bertanya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami” (Yoh 14:8). Yesus menjawab, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (ay. 9-10a).

Yesus menegaskan bahwa kehadiran-Nya selalu menyatu dengan Bapa-Nya dan kehadiran Bapa selalu menyatu dengan Diri-Nya. Yesus sendiri sudah menegaskan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30); Bapa ada di dalam Yesus, dan Yesus ada di dalam Bapa (Yoh 10:38). Dengan demikian, setiap orang yang percaya kepada Yesus, dan melihat-Nya, serentak dia percaya kepada Bapa dan sedang melihat-Nya (Yoh 12:44-45; 14:7-11).

Percaya kepada Yesus ternyata memiliki dampak yang luar biasa, yakni memungkinkan seorang yang percaya bisa melihat Allah, sebab “tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh 1:18).

Saudari dan saudara, umat beriman, mari kita sadari dan renungkan lebih dalam bahwa percaya kepada Yesus itu mampu menerobos yang tidak kelihatan. Dengan percaya kepada Yesus, sekaligus kita percaya kepada Bapa. Dengan melihat Yesus yang datang ke dunia, hidup menyejarah di tengah kaum berdosa, sekaligus kita melihat Bapa ada di sana.

Jadi, Bapa sejatinya bukan Pribadi yang abstrak, yang jauh dan tak terjangkau oleh pancaindra kita. Bapa itu sungguh Pribadi yang nyata; Dia itu Maha Tinggi namun sekaligus Maha Dekat. Karena itu, kita dapat berdoa kepada Bapa dengan volume suara yang pelan, bahkan hanya diucapkan dalam hati (bdk. Doa Hening), namun Bapa memiliki telinga yang tidak kurang tajam untuk mendengarkan seruan kita dalam hati sekalipun.

Dengan kehadiran Yesus ke dunia, kita dibantu untuk melihat dan menjumpai Allah yang tidak kelihatan. Dalam Diri Yesus, Bapa senantiasa tinggal bersama kita, anak-anak-Nya. Kalau demikian, percaya dan melihat itu sungguh merupakan kenyataan iman yang meneguhkan dan membahagiakan kita dalam peziarahan di dunia ini.

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Alleluia!" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm