Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Aksi Puasa Pembangunan 2025

Kepedulian Lebih Kepada Saudara Yang Lemah dan Miskin

05 Maret 2025 - 12 April 2025

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Senin 31 Maret 2025

Bacaan Liturgis – Pekan IV Prapaskah, Senin, 31 Maret 2025

  • Bacaan Pertama: Yesaya 65:17-21

  • Mazmur Tanggapan: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b

  • Bait Pengantar Injil: Terpujilah. Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu. Terpujilah.

  • Bacaan Injil: Yohanes 4:43-54

Renungan SIngkat : Ketika Kita Berdoa, Mukjizat Itu Nyata

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sebelum merenung, mari kita perhatikan syair lagu berjudul: Mukjizat Itu Nyata berikut ini. Jika Anda tahu atau bisa menyanyi-kannya, silakan dinyanyikan dengan segenap hati, boleh dengan bersuara:

Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan
Semua dapat Kaulakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku
Itu sangat mungkin bagi-Mu.

Di saat ku tak berdaya, kuasa-Mu yang sempurna
Ketika ku percaya mukjizat itu nyata
Bukan karna kekuatan namun Roh-Mu, ya Tuhan
Ketika ku berdoa mukjizat itu nyata.

Seorang pegawai istana di Kapernaum, yang dikisahkan dalam Injil hari ini, yang juga adalah seorang perwira (Mat 8:5; Luk 7:2), merasa tak berdaya menghadapi dan merawat anaknya yang sakit bahkan dalam kondisi kritis. Anaknya itu hampir mati. Ketika dia mendengar bahwa Yesus telah datang ke Galilea, ia pergi kepada-Nya. Tujuannya hanya satu, minta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya. Ia merasa berpacu dengan waktu, kalau terlambat, anak yang dikasihinya bisa mati. Maka, dia berkata kepada Yesus, “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati” (Yoh 4:49). Ada semacam desakan. Hal yang wajar! Namun, apakah Yesus segera datang?

Untuk menyelamatkan dan menyembuhkan orang sakit, tangan Yesus tidak kurang panjang untuk menolong. Kepada pegawai istana itu Yesus berkata, “Pergilah, anakmu hidup!” (ay. 50a). Yesus tidak berkata, “Ayo kita segera pergi ke rumahmu!” Tidak. Artinya, Yesus tidak pergi. Lantas bagaimana tanggapan si pegawai istana itu? Ia taat karena percaya! “Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan, hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anaknya itu mulai sembuh” (ay. 50b-52).

Mereka memberi informasi bahwa kesembuhan terjadi pada kemarin siang pukul satu waktu setempat. Itu berarti perjalanan pegawai istana tersebut cukup jauh, dari kemarin siang sampai hari berikutnya. Sebuah perjalanan yang melelahkan, menguras energi dan menghabiskan waktu. Namun, hal itu dia lakukan demi kesembuhan anaknya yang dikasihinya, dang hamir mati.

Ketika pegawai istana percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, mukjizat itu nyata. Anaknya yang sakit demam, pasti ini bukan demam sembarangan seperti yang kita kenal karena demamnya itu membuat anak itu sampai hampir mati, ada dalam keadaan kritis, kemudian sembuh. Kuasa Tuhan yang dia percaya dapat melakukan kesembuhan bagi anaknya, sungguh nyata.

Ada mukjizat ganda terjadi. Pertama, anak itu sembuh. Anak itu hidup. Kedua, melihat fakta tersebut, dia dan seluruh keluarganya percaya kepada Yesus. Ada perubahan dari melihat menjadi percaya. Bukankah ini adalah mukjizat iman, yang bisa mengubah keadaan sebuah keluarga dalam sekejap? Keluarga ini telah hidup di dalam Tuhan Yesus dan menjadikan-Nya sebagai pusat hidup keluarga. Luar biasa!

Tidak semua keluarga mengalami mukjizat iman dalam sekejap seperti keluarga pegawai istana. Tuhan juga bisa mengubah keluarga, satu per satu dipanggil untuk mengikuti Dia sampai seluruh anggota keluarga percaya kepada Tuhan Yesus. Misalnya, mulai dari salah satu anak, kemudian menyusul saudaranya, lalu orang tuanya dan seterusnya. Tuhan memanggil, melalui anggota keluarganya, melalui kesaksian hidupnya sehingga anggota-anggota keluarga yang lain tertarik untuk menyerahkan diri dalam iman kepada Tuhan Yesus. Di balik semua itu, Bapalah yang bekerja dan menarik para anggota keluarga untuk datang kepada Yesus, mengikuti Dia dan menjadi murid-murid-Nya, hidup di dalam Tuhan Yesus.

Dalam Injil Yohanes Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku” (Yoh 6:44) kemudian pada ayat berikutnya Dia menegaskan, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya” (ay. 65).

Saudara-saudari yang hidup di dalam kasih Tuhan, betapa indahnya dan merupakan suatu anugerah luar biasa jika satu keluarga sama-sama hidup dalam iman akan Tuhan Yesus dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai pusat kehidupan keluarga.

Maka, pertama, masing-masing anggota keluarga yang telah menerima Tuhan Yesus, “Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu” (Kol 2:6-7).

Kedua, jika ada anggota keluarga yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, mohonlah kepada Bapa agar Bapa menariknya atau mengaruniakan kepadanya iman akan Yesus, Tuhan dan Juruselamatnya. Ketika kita percaya, mukjizat itu nyata. Ketika kita berdoa, mukjizat itu nyata. Kita tidak mencari mukjizat, namun Tuhan sendiri yang akan bekerja dengan cara-Nya, yang sering kali luar biasa.

[RP. A. Ari Pawarta, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Tahun Yubileun 2025* Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm