Berita dan Artikel

Tahun Yubileum Paroki Meruya 2025

Tahun Yubileum Paroki Meruya 2025

In ancient Judaism, the Jubilee Year (which was called the year of the yōbēl, "of the goat", because the holiday was proclaimed by the sound of a goat's horn) was a year that was declared holy. During this period, the Mosaic law prescribed that slaves could regain their freedom, and that land, (of which God is the sole master), should be returned to its former owners. A jubilee year was typically celebrated every 50 years.

In the Christian era, after the first Jubilee of 1300, Pope Boniface VIII fixed the frequency of Jubilee celebrations to every 100 years. Following a plea from the people of Rome to Pope Clement VI (1342), the frequency was reduced to every 50 years.

In 1389, in remembrance of the number of years in the life of Christ, Urban VI chose to set the Jubilee cycle to every 33 years and called for a Jubilee in 1390—though it was only celebrated after his death by Pope Boniface IX.

Despite this, in 1400, at the end of the previously fixed 50-year period, without having declared a Jubilee ahead of time, Boniface IX granted a Jubilee indulgence to the pilgrims who had flocked to Rome.

In 1425, Martin V celebrated a new Jubilee, opening the holy door of St John Lateran for the first time.

The last to celebrate a Jubilee on the 50-year cycle was Pope Nicholas V in 1450. Paul II extended the inter-jubilee period to 25 years, and in 1475 a Holy Year was celebrated by Sixtus IV. From then on, ordinary Jubilees were held at regular intervals. Unfortunately, the Napoleonic wars prevented the celebrations of the Jubilees of 1800 and 1850.

The Jubilees were resumed in 1875, after the annexation of Rome to the Kingdom of Italy, although that year it was celebrated without the traditional solemnity.

(Sumber dari: https://www.iubilaeum2025.va/en/giubileo-2025/giubilei-nella-storia.html) 

Pengantar

Bulla Paus Fransiskus tentang Tahun Yubileum

Tanggal 9 Mei 2024 , Paus Fransiskus menerbitkan Bulla tentang tahun Yubileum 2025: “Spes Non Confundit” (Harapan Tidak Mengecewakan)

Paus berharap semoga tahun Yubileum ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah “Pintu” keselamatan kita (Yoh 10:7-9) dan “Sumber Pengharapan” (1 Tim 1:1)

Mengapa harapan tidak mengecewakan? Karena harapan menawarkan kepastian akan kasih Tuhan. Harapan akan menjadi teman perjalanan bagi umat beriman untuk berjumpa dengan Kasih Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Harapan juga akan menjadi spirit bagi umat beriman yang akan berziarah ke kota Roma, maupun yang merayakan tahun Yubileum di keuskupan atau gereja masing-masing.

Masa Depan dan Ketidakpastian

Ketidakpastian mengenai masa depan kadang-kadang dapat menimbulkan perasaan yang saling bertentangan, mulai dari rasa percaya diri hingga kekhawatiran; dari ketenangan hingga kecemasan; dari keyakinan yang kuat hingga kebimbangan dan keraguan.

Seringkali kita menjumpai orang-orang yang putus asa, pesimis dan sinis terhadap masa depan, seolah-olah tidak ada yang bisa membawa kebahagiaan bagi mereka.

Bagi kita semua, semoga Tahun Yobel ini menjadi kesempatan untuk memperbarui harapan. Pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Rm. 5:1-2.5).

Iman, Harapan dan Kasih

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm 8 : 35.37–39). Di sini kita melihat alasan mengapa harapan ini bertahan di tengah-tengah pencobaan: didasarkan pada iman dan dipupuk oleh amal kasih, harapan ini memampukan kita untuk terus maju dalam kehidupan.

Seperti yang dikatakan oleh Santo Agustinus: “Apa pun keadaan hidup kita, kita tidak dapat hidup tanpa ketiga kecenderungan jiwa ini, yaitu iman, harapan, dan kasih”

Keutamaan Kesabaran

Rasul Paulus adalah seorang yang realistik. Dia tahu bahwa hidup mempunyai suka dan duka, bahwa cinta diuji di tengah cobaan. Ia menulis dalam suratnya: “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Rm. 5:3–4).

Bagi Rasul Paulus, pencobaan dan kesengsaraan menandai kehidupan mereka yang memberitakan Injil (2 Kor 6: 3-10). Namun dalam konteks tersebut, di balik kegelapan kita melihat sekilas cahaya: kita menyadari bahwa evangelisasi ditopang oleh kuasa yang mengalir dari salib dan kebangkitan Kristus.

Dengan cara ini, kita belajar mempraktikkan suatu keutamaan yang erat kaitannya dengan harapan, yaitu kesabaran.

Tidak ada tempat bagi kesabaran pada era Internet ini, karena ruang dan waktu takluk pada “sekarang”. Di dunia yang serba cepat, kita terbiasa menginginkan segalanya sekarang. Kita tidak lagi punya waktu santai dan luang untuk bersama orang lain; bahkan keluarga pun merasa sulit untuk berkumpul dan menikmati kebersamaan satu sama lain.

Kesabaran telah hilang karena tergesa-gesa, dan hal ini terbukti merugikan, karena hal ini mengarah pada ketidaksabaran, kecemasan, dan bahkan kekerasan yang tidak beralasan.

Kesabaran, salah satu buah Roh Kudus, menopang pengharapan kita dan memperkuatnya sebagai suatu keutamaan dan cara hidup. Semoga kita belajar untuk sering berdoa memohon rahmat kesabaran, yang merupakan buah dari harapan sekaligus landasan kokohnya.

Ziarah dan Pengampunan dalam Tradisi Gereja

Tahun Yobel pertama, pada tahun 1300, didahului oleh sebuah perjalanan rahmat yang diilhami oleh spiritualitas pengampunan.

“Pengampunan” besar yang diberikan Santo Selestinus V kepada umat yang mengunjungi Basilika Santa Maria di Collemaggio di Aquila pada tanggal 28 dan 29 Agustus 1294, enam tahun sebelum Paus Bonifasius VIII menetapkan Tahun Suci, Gereja sudah merasakan rahmat Yubileum sebagai pencurahan belas kasih ilahi.

Bahkan sebelumnya, pada tahun 1216, Paus Honorius III mengabulkan permohonan Santo Fransiskus untuk memberikan indulgensi bagi umat Allah yang mengunjungi Porziuncola pada dua hari pertama bulan Agustus. Terkait ziarah ke Santiago de Compostela, Pada tahun 1222, Paus Callistus II mengizinkan Yubileum dirayakan di sana, setiap kali Pesta Rasul Yakobus jatuh pada hari Minggu.

Makna Ziarah Pada Tahun Yubileum

  • Ziarah tentu saja menjadi unsur mendasar dalam setiap acara Yubileum.
  • Ziarah atau sebuah perjalanan secara tradisional dikaitkan dengan pencarian manusia akan makna hidup.
  • Ziarah dengan berjalan kaki sangat mendukung penemuan kembali nilai keheningan, dan kesederhanaan hidup.
  • Di Roma sendiri, bersamaan dengan kunjungan biasa ke katakombe dan Tujuh Gereja, rencana perjalanan iman lainnya akan diusulkan.
  • Ziarah dapat berarti juga bepergian dari satu negara ke negara lain dan berpindah dari satu kota ke kota lain sambil merenungkan keindahan ciptaan dan mahakarya seni, dan mengangkat keindahan, dalam doa, kepada Tuhan, dalam rasa syukur atas karya-karya Allah yang menakjubkan.

Ziarah dan Pertobatan

Selain melakukan peziarahan, seluruh umat Allah juga diundang untuk semakin mendekatkan diri pada Sakramen Rekonsiliasi, titik awal yang esensial dari setiap perjalanan pertobatan sejati.

Dalam Gereja partikular (Keuskupan), perhatian khusus harus diberikan untuk mempersiapkan Para Imam dan umat beriman merayakan Sakramen Pengakuan Dosa dan menyediakannya dalam bentuk pengakuan pribadi.

Yubileum / Tahun Suci 2025

Tahun Suci 2025 merupakan kelanjutan dari perayaan rahmat sebelumnya. Pada Yubileum Biasa yang terakhir (Th. 2000), kita melewati ambang dua milenium sejak kelahiran Yesus Kristus. Kemudian, pada tanggal 13 Maret 2015, Paus Fransiskus memproklamirkan Yubileum Luar Biasa (Th. 2016) demi memperkenalkan dan mendorong perjumpaan dengan “wajah belaskasih Allah”.

Sekarang waktunya telah tiba untuk tahun Yobel yang baru (Th. 2025), ketika sekali lagi Pintu Suci akan dibuka untuk mengundang semua orang pada suatu pengalaman mendalam akan kasih Allah yang membangkitkan dalam hati harapan yang pasti akan keselamatan dalam Kristus.

Tahun Suci juga akan memandu langkah kita menuju perayaan mendasar lainnya bagi seluruh umat Kristiani: tahun 2033 akan menandai peringatan dua ribu tahun penebusan yang dimenangkan melalui sengsara, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.

Agenda Tahun Yubileum Gereja Universal

  • Pintu Suci Basilika Santo Petrus di Vatikan akan dibuka pada tanggal 24 Desember 2024, dan dengan itu Yubileum Biasa resmi dimulai.
  • Pada hari Minggu berikutnya, 29 Desember 2024, Paus Fransiskus akan membuka Pintu Suci Katedral Santo Yohanes Lateran, yang pada tanggal 9 November tahun ini akan merayakan 1700 tahun peresmiannya.
  • Kemudian, pada tanggal 1 Januari 2025, Hari Raya Maria Bunda Allah, akan dibuka Pintu Suci Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore. 
  • Terakhir, Minggu, 5 Januari 2025, akan menandai pembukaan Pintu Suci Basilika Kepausan Santo Paulus di Luar Tembok.
  • Tiga Pintu Suci terakhir ini akan ditutup pada Minggu, 28 Desember 2025.
  • Yubileum Biasa akan diakhiri dengan penutupan Pintu Suci di Basilika Kepausan Santo Petrus di Vatikan pada tanggal 6 Januari 2026, Hari Raya Epifani Penampakan Tuhan

Agenda Tahun Yubileum Tingkat Keuskupan atau Gereja Partikular

  • Paus mendekritkan bahwa pada hari Minggu, tanggal 29 Desember 2024, di setiap katedral, para Uskup diosesan hendaknya merayakan Misa Kudus sebagai pembukaan Tahun Yobel yang khidmat, dengan menggunakan petunjuk-petunjuk ritual yang akan disediakan.
  • Para uskup akan mengumumkan tentang Indulgensi Yubileum yang akan diperoleh sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam petunjuk- petunjuk ritual.
  • Tahun Suci akan berakhir di Gereja-Gereja partikular pada hari Minggu, 28 Desember 2025. 
  • Sepanjang tahun suci ini, segala upaya harus dilakukan untuk memungkinkan Umat Tuhan berpartisipasi penuh dalam pewartaan harapan akan rahmat Tuhan dan tanda-tanda konkret untuk mewujudkan Iman, harapan dan kasih

Tanda-Tanda Harapan di Tengah Kehidupan

  • Selain menemukan pengharapan pada kemurahan Tuhan, kita juga dipanggil untuk menemukan pengharapan pada tanda-tanda zaman yang Tuhan berikan kepada kita.
  • Konsili Vatikan Kedua menegaskan: “Di setiap zaman, Gereja selalu wajib menyelidiki tanda- tanda zaman dan menafsirkannya dalam cahaya Injil dan dengan cara yang sesuai menanggapi persoalan-persoalan yang dihadapi.
  • Paus mengungkap beberapa tanda zaman, berikut ini sangat membutuhkan penyertaan Tuhan, dan hendaknya juga menjadi tanda pengharapan untuk kita perjuangkan

  1. Keinginan akan perdamaian di dunia kita, yang sekali lagi sedang tenggelam dalam tragedi perang.
  2. Sejumlah negara mengalami penurunan angka kelahiran yang mengkhawatirkan, ketakutan akan masa depan, kurangnya jaminan kerja dan sosial yang memadai.
  3. Tanda harapan semoga nyata bagi para tahanan. Semoga pada Tahun Yobel ini pemerintah mengambil inisiatif yang bertujuan memulihkan harapan; bentuk bentuk amnesti atau pengampunan untuk membantu individu mendapatkan kembali kepercaya an diri mereka sendiri dan masyarakat. Paus Fransiskus sendiri ingin membuka Pintu Suci di penjara, sebagai tanda yang mengundang para tahanan untuk menatap masa depan dengan harapan dan rasa percaya diri yang diperbarui.
  4. Tanda-tanda harapan hendaknya juga diperlihatkan kepada orang sakit, di rumah atau di rumah sakit. Penderitaan mereka dapat diredakan melalui kedekatan dan kasih sayang orang-orang yang mengunjungi mereka.
  5. Tanda-tanda pengharapan juga dibutuhkan oleh mereka yang merupakan perwujudan pengharapan, yaitu kaum muda. Sayangnya, mereka sering kali menemui impian dan cita-cita mereka nampak buram belakangan ini.
  6. Tanda-tanda harapan juga harus ada bagi para migran yang meninggalkan tanah air mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Harapan mereka tidak boleh digagalkan oleh kecurigaan dan penolakan
  7. Para lansia, yang sering merasa kesepian dan ditinggalkan, juga berhak mendapatkan tanda-tanda harapan. Menghargai harta karun yang mereka miliki, pengalaman hidup mereka, akumulasi kebijaksanaan mereka dan kontribusi yang masih dapat mereka berikan,
  8. Saya mohon dengan sepenuh hati agar harapan diberikan kepada miliaran orang miskin, yang seringkali kekurangan kebutuhan pokok dalam hidup. Kita tidak boleh menutup mata terhadap situasi dramatis yang kini kita temui di sekitar kita, tidak hanya di belahan dunia tertentu. Setiap hari kita bertemu dengan orang-orang yang miskin atau dimiskinkan; bisa jadi mereka adalah tetangga sebelah kita.

Permohonan Paus

Yubileum mengingatkan kita bahwa harta benda bumi tidak diperuntukkan bagi segelintir orang yang mempunyai hak istimewa, tetapi untuk semua orang. Orang kaya harus bermurah hati dan tidak memalingkan muka dari saudara saudarinya yang membutuhkan.

Di sini saya terutama memikirkan mereka yang kekurangan air dan makanan: kelaparan adalah sebuah skandal, sebuah luka menganga pada tubuh kemanusiaan kita, dan hal ini memanggil kita semua untuk memeriksa hati nurani kita dengan serius.

TAHUN YUBILEUM & ARDAS KAJ 2025

Gerakan Pastoral yang sedang diperjuangkan oleh Gereja KAJ dalam ArDas KAJ 2025 SUDAH SEJALAN dan SANGAT SESUAI dengan Gerakan Gereja Universal, Tahun Suci / Yubileum 2025.

  • Tema ArDas KAJ tahun 2025 adalah Kepedulian lebih kepada saudara/I yang lemah dan miskin. 
  • SpiritualitasI Inkarnasi menjadi dasar pelatihan Analisis Sosial. Semua umat diajak untuk untuk terlibat dalam suka duka sesama di sekitarnya. Belarasa (Compassion = suffers with) menjadi spiritualitas gerakan pelayanan di KAJ.
  • Bapak Uskup KAJ mengajak umat untuk berani memohon rahmat kecemasan, keluar dari zona nyaman dan melakukan Gerakan yang membawa harapan. Lebih jauh lagi Bapak Kardinal Ignatius Suharyo mendorong agar KAJ menjadi komunitas pengharapan.
  • Misi Gereja KAJ adalah mewartakan bahwa Tahun Rahmat Tuhan telah datang di mana harapan dan pembebasan diwujudkan.

Mengingat / Belajar Dari Tahun Suci Luar Biasa “Kerahiman Allah”

Pada tahun 2016, Gereja KAJ memberikan indulgensi kepada umat beriman dengan syarat / ketentuan:

  • Tekun mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari Raya yang disamakan dengan hari Minggu. Termasuk di dalamnya, Perayaan Ekaristi Pembukaan dan Penutupan Tahun Yubileum
  • Menerima rahmat Sakramen Rekonsiliasi (Pengampunan Dosa) selama masa Tahun Suci berlangsung
  • Mengikuti Novena Tahun Kerahiman Allah yang diadakan di Paroki-Paroki (Bahannya disiapkan oleh Panitia tingkat Keuskupan)
  • Berziarah ke Gereja-Gereja di KAJ yang masih berjuang mengurus perizinan Gereja.
  • Perbuatan-perbuatan amal kasih kepada sesama.

What's Next 2025?

GERAKAN TAHUN YUBILEUM DI KAJ TAHUN 2025

GERAKAN ROHANI

  • Bapak Uskup akan membuka secara resmi Tahun Yubileum pada Misa Malam Natal 24 Desember.
  • Perayaan Ekaristi Pembukaan Tahun Yubileum dan Tahun ArDas KAJ pada 04 Januari 2025 di Gereja Katedral dan di seluruh Paroki.
  • Novena Tahun Yubileum dengan tema: Menjadi Komunitas Harapan Bagi Saudara/i yang Lemah dan Miskin yang dilaksanakan pada momen Novena menanti Datangnya Roh Kudus.

GERAKAN BELARASA

  • Berziarah mengunjungi 9 Gereja: Umat memilih sendiri 1 Gereja di setiap Dekenat KAJ
  • Umat KAJ didorong juga untuk melakukan amal kasih dengan melakukan kunjungan ke tempat- tempat pelayanan sosial seperti: Panti Asuhan, Panti Werdha, Lembaga Permasyarakatan, Panti ODGJ, Panti/Sekolah Difabel dan sejenisnya.
  • Gerakan Kepedulian Transformatif bersama lingkungan atau komunitas yang prosesnya dilakukan melalui Pertemuan APP.

Makna Logo Tahun Yubileum 2025

Logo Tahun Yubileum 2025 dirancang oleh Giacomo Travisani dari Italia. Tema Tahun Yubileum 2025 adalah “Peziarah Pengharapan”.

Persatuan dan kemenangan

Empat sosok yang memegang salib mewakili umat manusia dari empat penjuru bumi yang berpelukan, melambangkan kesetiakawanan dan persaudaraan.

Harapan

Jangkar yang terbentuk dari bagian bawah salib yang memanjang menjadi simbol harapan di tengah tantangan hidup. Jangkar merupakan metafora harapan, seperti jangkar cadangan yang digunakan kapal-kapal dalam keadaan darurat.

Perjalanan peziarah yang komunal

Perjalanan peziarah tidak bersifat perorangan, melainkan komunal, dengan tanda-tanda dinamis yang semakin berkembang menuju salib.

Salib yang dinamis

Salib yang membungkuk ke arah umat manusia menyiratkan bahwa umat manusia tidak ditinggalkan sendirian.

Rahmat Indulgensi Tahun Yubileum Keuskupan Agung Jakarta

MAKNA INDULGENSI

KHK (Kitab Hukum Kanonik) 992 Gereja Katolik menyatakan bahwa indulgensi adalah penghapusan hukuman sementara dari Allah untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah diampuni. Indulgensi ini bisa didapatkan oleh orang beriman kristiani yang berdisposisi baik dan memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh Gereja sebagai pelayan keselamatan.

Indulgensi adalah penghapusan hukuman-hukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah diampuni melalui Sakramen Rekonsiliasi (bdk. KGK 1471, KHK 993). Indulgensi merupakan sarana untuk menemukan kembali sifat tak terbatas dari kerahiman Allah; sebagai ungkapan kepenuhan pengampunan Allah, yang tidak mengenal batas (bdk. SNC, 23).

Para Uskup selama Tahun Yubileum, dalam perayaan di Katedral atau gereja-gereja dapat memberikan Berkat Apostolik dengan Indulgensi Penuh. Semua Imam dihimbau menawarkan ketersediaan dan pengabdian yang tulus untuk sebanyak mungkin umat beriman menerima Sakramen Rekonsiliasi.

SYARAT & KETENTUAN INDULGENSI PENUH UNTUK KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

  1. Melakukan Ziarah ke 9 Gereja di 9 Dekenat yang ada di KAJ. Ziarah dapat dilakukan secara pribadi, bersama keluarga atau komunitas/lingkungan.
  2. Menerima Sakramen Tobat / Pengampunan Dosa selama Tahun Yubileum 2025.
  3. Tekun mengikuti Misa Kudus pada hari Minggu dan Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu.
  4. Mendoakan intensi Bapa Paus, dipenuhi dengan doa Bapa Kami, Salam Maria dan doa lain yang sesuai dengan kesalehan dan devosi atau ungkapan kasihnya.
  5. Melakukan perbuatan amal dan belas kasih dengan mengunjungi saudara-saudari yang membutuhkan atau sedang dalam kesulitan (orang sakit, tahanan, lansia yang kesepian, saudara/i yang difable)
  6. KHUSUS: Untuk umat yang tidak dapat melakukan perjalanan ziarah (misalnya karena sakit; lanjut usia; harus menjalankan tugas yang terus menerus; biarawan/wati di biara tertutup) dapat memperoleh rahmat indulgensi penuh dengan berdoa Bapa Kami, Pengakuan Iman (Credo) dan doa Rosario dari tempatnya masing-masing.

"Indulgensi dari Bapa yang melalui Mempelai Kristus, yaitu Gereja- Nya, menjangkau pendosa yang diampuni dan membebaskan mereka dari residu akibat dosa"
(Spes non confundit, 23).

Tim Penggerak Tahun Yubileum Paroki Meruya

Koordinator: (Sekretaris DPH)

  • Hanny Sjarkawi
  • Endri Harmanto
  • Roy Aprilianto

Wakil Koordinator: (Bendahara DPH)

  • Henry Budiman
  • Jahja Tanudjaja
  • Yunianita Suganda

Tim Gerakan Rohani: (TSBP 3)

  • Anastasia Bergitta Schram

Tim Gerakan Belarasa: (TSBP 1,2 dan 4)

  • Laurence Mulyono
  • Dewi Triana Saleh
  • Tjondro Soeharto

Tim Sosialisasi: (TSBP 5 dan Teritorial Kategorial)

  • Farida Halim
  • Ivan Sangkereng
  • Fonny Ong Fong
  • Juniarto Kusuma Jaya

(Sumber: SK No. 033/INT/DPP.MKK-11/XII/2024)

Porta Sancta atau Pintu Suci

  • Gereja-gereja di seluruh dunia juga akan membuka Porta Sancta (Pintu Suci) yang memungkinkan umat di berbagai belahan dunia untuk berpartisipasi dalam perayaan Yubileum tanpa harus melakukan perjalanan jauh. DI KAJ, semua (68) Paroki juga membuat Porta Sancta, di Pintu Gerejanya.
  • Di setiap Paroki. Pintu Suci dapat ditempatkan di: (a) Pintu Utama Gereja (b) Pintu lainnya di Gereja (c) Pintu Kapel atau Ruang Adorasi (d) Pintu Gerbang menuju Gua Maria / Taman Doa / Taman Jalan Salib. 
  • Setelah melewati Porta Sancta peziarah memasuki Gereja dan berdoa Tahun Yubileum, intensi doa Bapa Suci dan intensi doa pribadi Peziarah dapat memberikan persembahan kasih untuk Gereja yang dikunjungi.
  • Panitia Yubileum di Paroki dengan penuh keramahan menyambut dan mempersiapkan kebutuhan para peziarah : Porta Sancta, teks doa, suasana Gereja yang mendukung, sarana parkir, kebersihan toilet, UMKM makanan/minuman, souvenir. Rombongan peziarah kelompok besar (menggunakan MINI BUS) dimohon mengirim info ke Paroki yang akan dituju H-3 sebelum kedatangan (Nama Kelompok / jumlah orang / Waktu kedatangan)
  • Waktu ziarah adalah Pkl. 08.00 s/d 20.00 WIB.
  • Umat dimungkinkan mengunjungi lebih dari 9 Porta Sancta selama Tahun Yubileum untuk mengenali kekayaan Gereja di KAJ.

Porta Sancta Pintu Suci Paroki Meruya:

  • Terletak di Taman Doa Maria Kusuma Karmel
  • Pintu dibuka setiap hari pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB
  • Pendaftaran Kunjungan melalui tautan pada bagian Ketentuan Ziarah Porta Sancta Meruya

Ziarah 9 Gereja Yubileum 2025

  • Umat KAJ dapat melakukan Ziarah Tahun Yubileum 2025 secara perseorangan, keluarga, komunitas atau lingkungan.
  • Para peziarah bebas menentukan Gereja mana yang akan dikunjungi dengan catatan: 1 Paroki di setiap Dekenat (Total 9 Paroki selama 1 Tahun). Bila ingin lebih dari 9 Paroki dipersilahkan.
  • Untuk peziarah dengan jumlah besar dimohon menggunakan bus medium (bukan bus besar), menyesuaikan kondisi Gereja yang dikunjungi. 
  • Di samping berziarah, umat didorong juga untuk melakukan perbuatan amal kasih dengan pelbagai bentuk sesuai kemampuan.

Ketentuan Ziarah Ke Gereja Maria Kusuma Karmel

  • Peziarah dalam jumlah besar harap mengisi Form Pendataan melalui Tautan dibawah ini.
  • Peziarah melakukan kunjungan sesuai dengan jadwal yang sudah diajukan (untuk peziarah jumlah besar). Untuk Peziarah kurang dari 5 (lima) orang atau secara pribadi dapat langsung datang ke Porta Sancta.
  • Jadwal kunjungan dibuka pukul 08.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB.
  • Peziarah harap mengisi buku tamu pada tautan QR yang terdapat di Taman Doa Maria Kusuma Karmel.
  • Peziarah harap menjaga ketenangan selama berada di Pintu Suci dan Area Taman Doa Maria Kusuma Karmel
  • Peziarah harap menjaga kebersihan dan kenyamanan bersama di area Ziarah
  • Lilin dapat menggunakan lilin yang tersedia, dan meletakkan di tempat yang tersedia.
  • Apabila peziarah membawa bunga di Taman Doa, dapat diletakkan di tempat yang sudah tersedia.
  • Area Pintu Suci dan Taman Doa adalah Area berdoa, Peziarah dilarang merokok serta makan dan minum dalam Area Ziarah.
  • Berikut ini Tautan bit.ly/ziarahportasanctaMKK25 pendaftaran kunjungan atau bisa scan QR dibawah ini:

Maskot Tahun Yubileum 2025

Doa Tahun Yubileum

Bapa yang ada di Surga, semoga iman yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dalam Putra-Mu, Yesus Kristus, saudara kami, dan nyala api cinta kasih yang dicurahkan ke dalam hati kami oleh Roh Kudus, membangkitkan pengharapan yang mulia akan kedatangan Kerajaan-Mu di dalam diri kami. 

Semoga rahmat-Mu mengubah kami menjadi penabur-penabur yang gigih akan benih- benih Injil yang menghidupkan umat manusia dan seluruh alam semesta dalam penantian yang penuh iman akan Surga dan Bumi baru, ketika mengalahkan kekuatan jahat, kemuliaan-Mu akan dinyatakan untuk selama-lamanya.

Semoga rahmat Tahun Yubileum ini menghidupkan kembali dalam diri kami, para peziarah pengharapan, kerinduan akan harta surgawi, dan curahkanlah bagi seluruh dunia, sukacita dan damai dari Sang Penebus kami. Bagi-Mu, ya Allah yang Mahakuasa, pujian dan kemuliaan sepanjang segala masa. Amin

Intensi Doa Bapa Suci

BAPA KAMI 1X - SALAM MARIA 3X - KEMULIAAN 1X

Januari 2025: Untuk Hak atas Pendidikan.

Marilah kita berdoa bagi para migran, pengungsi, dan mereka yang mengalami dampak perang, semoga hak mereka atas pendidikan, yang diperlukan untuk membangun dunia yang lebih baik, senantiasa dihormati.

FEBRUARI 2025: Untuk Panggilan Imamat dan Hidup Religius.

Marilah kita berdoa semoga Gereja dapat menyambut kerinduan dan keraguan kaum muda yang merasa terpanggil untuk melayani tugas perutusan Kristus melalui jalan imamat dan hidup religius.

MARET 2025: Untuk Keluarga-keluarga dalam Krisis.

Marilah kita berdoa semoga keluarga- keluarga yang retak dapat menemukan penyembuhan luka-luka mereka melalui pengampunan, serta menemukan kembali karunia satu sama lain, bahkan dalam perbedaan mereka.

APRIL 2025: Untuk Penggunaan Teknologi Baru.

Marilah kita berdoa semoga penggunaan teknologi baru tidak menggantikan hubungan antar-manusia, melainkan tetap menghormati martabat manusia, dan menjadi sarana bagi kita untuk menghadapi krisis zaman ini.

MEI 2025: Untuk Lingkungan Pekerjaan.

Marilah kita berdoa semoga melalui pekerjaan, setiap orang dapat mencapai kepenuhan diri, keluarga-keluarga dapat terus hidup bermartabat, dan masyarakat semakin manusiawi.

JUNI 2025: Untuk Dunia agar Bertumbuh dalam Belarasa.
Mari kita berdoa semoga setiap dari kita dapat menemukan penghiburan dalam hubungan pribadi dengan Yesus, dan dari hati-Nya, kita belajar berbelarasa kepada sesama di dunia ini.

JULI 2025: Untuk Formasi dalam Berdiskresi

Mari kita berdoa semoga kita dapat kembali belajar bagaimana berdiskresi (membedakan Roh), mengetahui bagaimana cara memilih jalan hidup dan menolak segala sesuatu yang menjauhkan kita dari Kristus dan Injil.

AGUSTUS 2025: Untuk Hidup Saling Berdampingan

Mari kita berdoa semoga di tengah masyarakat yang tampaknya sulit untuk hidup berdampingan, kita tidak menyerah pada godaan untuk bertengkar karena alasan etnis, politik, agama, maupun ideologis.

SEPTEMBER 2025: Untuk Hubungan Kita dengan Seluruh Ciptaan.

Terinspirasi oleh Santo Fransiskus, mari kita berdoa agar kita mampu mengalami ketergantungan kita dengan semua makhluk yang dicintai oleh Tuhan dan sudah selayaknya dicintai serta dihormati.

OKTOBER 2025: Untuk Kerjasama antar Tradisi Agama.

Mari kita berdoa semoga para penganut berbagai tradisi agama mampu bekerjasama demi membela dan mempromosikan perdamaian, keadilan, serta persaudaraan insani.

NOVEMBER 2025: Untuk Upaya Pencegahan Bunuh Diri.

Marilah kita berdoa semoga mereka yang mengalami godaan untuk bunuh diri dapat menemukan dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang mereka butuhkan dalam komunitas mereka, serta membuka diri terhadap indahnya kehidupan.

DESEMBER 2025: Untuk Umat Kristiani di Daerah Konflik.

Marilah kita berdoa agar umat Kristiani yang tinggal di daerah perang atau konflik, terutama di Timur Tengah, dapat menjadi benih perdamaian, rekonsiliasi,
dan harapan.

Lagu Hymne Tahun Pengharapan 2025

Musik & Lagu : Francesco Meneghello
Terj. Bhs. Indonesia : RD. Pius Novrin Arimurthi

Do=F;4/4
Tempo : 69 MM (dengan yakin)

Reffrein:

Api hidup lambang harapanku
kulambungkan madah bagi-Mu
Rahim kehidupan abadi
dalam ziarah aku berserah

Bait:

  1. Tiap bahasa kaum dan bangsa
    dalam Sabda temukan cahaya
    Anak-anak yang tercerai berai
    dirangkul Putra-Mu terkasih
  2. Allah Mahakasih menjaga
    terbit fajar penuh harapan
    Langit bumi diperbaharui
    Roh yang hidup menembus penghalang
  3. Bangkitlah dan bergeraklah
    Sebab Tuhan kita t’lah datang
    Putra Allah menjadi manusia
    membuka jalan kes’lamatan

Misa Pembukaan Tahun Yubileum 2025 - Paroki Meruya