Renungan Harian

Renungan Harian 30 November 2023

Bacaan Liturgis – Pesta Santo Andreas, Rasul, Kamis, 30 November 2023

  • Bacaan Pertama: Roma 10:9-18

  • Mazmur Tanggapan: Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-3.4-5

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 4:18-22

Renungan Singkat : INTEGRITAS BERIMAN

Santo Paulus mewartakan betapa pentingnya integritas seorang beriman. Dia hendaknya memiliki kesesuaian antara pengakuan secara verbal dengan hati akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Orang harus mengaku dengan mulut dan percaya dengan hati. Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati dan menyelamatkan manusia dan seluruh dunia. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Rm.10:10). Integritas iman ini menjadi sarana efektif bagi pewartaan. Dengan byang retoris, Santo Paulus hendak menggugah kesadaran kita dengan berkata, “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Rm.10:14). Orang akan percaya akan Yesus Kristus jika mereka mendengar tentang Dia. Tentu, harus ada orang yang memperdengarkan-Nya. Tepat sekali perkataan ini, “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Berbahagialah mereka yang memperdengarkan Injil sampai ke seluruh dunia!

Penulis Injil Matius mewartakan kepada kita tentang Yesus memanggil para murid. Peristiwa ini bisa dikatakan pemanggilan para murid yang pertama. Membaca dan merenungkan perikop ini, kita menemukan sesuatu yang mengejutkan. Yesus memanggil dua kelompok orang bersaudara di tepi danau Galilea. Kelompok pertama adalah Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan (Mat.4:18). Lalu Yesus bertemu lagi dengan dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan segera meninggalkan perahu dan ayahnya. Mereka mengikuti Yesus (Mat.4:21-22). Dari profesi sebagai nelayan penjala ikan mereka beralih menjadi penjala manusia. Yesus telah memanggil mereka dari rutinitas keseharian pada pelayanan yang ilahi. Sungguh mengagumkan bahwa mereka telah menunjukkan antusiasme atau semangat yang kuat menanggapi panggilan tersebut.

Hari ini, kita merayakan salah seorang dari para murid pertama ini yaitu Santo Andreas, Rasul. Salah satu hal mengagumkan dari dirinya ialah pengakuan yang dinyatakan baik secara verbal maupun dalam hati akan Yesus Kristus. Pengakuan imannya tidak diragukan. Inilah integritasnya. Maka, tidak mengherankan dalam beberapa peristiwa, dia membawa teman-temannya kepada Yesus. Dia membawa Simon, saudaranya kepada Yesus. Demikian juga, ia membawa Yakobus dan Yohanes. Ketika beberapa orang Yunani hendak bertemu dengan Yesus, dia yang menuntun mereka kepada Yesus. Itulah sebabnya, ia sering disebut sebagai "Pengantar kepada Kristus.” Menurut tradisi, Santo Andreas Rasul mewartakan Injil di Scytia dan Yunani. Ia wafat di Patras, Acaia digantung pada sebuah salib yang berbentuk huruf "X" (silang). Ia bergantung di salib itu selama 2 hari. Pada saat itu, ia terus berkotbah kepada orang banyak yang datang menyaksikan. Ia tidak dipakukan melainkan diikat pada salib, sehingga menderita lebih lama sebelum meninggal. Salib ini kemudian dinamakan orang "Salib Santo Andreas.” Salib ini menunjukkan kepada kita betapa besar semangat kerendahan hati Rasul ini. Dia tahu perutusan yang dilakukannya. Yesus adalah pelaku perutusan ini. Dia hanyalah perpanjangan tangan-Nya. Sebesar apapun dedikasi yang dipersembahkannya, ia tetap tidak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh Yesus. Ia memilih salib berbentuk silang karena tidak ingin menyamakan dedikasinya dengan pengorbanan diri Yesus Kristus di kayu salib.

Perayaan suci ini mengundang kita untuk membarui integritas sebagai orang beriman. Integritas itu adalah sikap tegas, berpegang teguh pada prinsip iman (tidak ragu), mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan demi menunjang efektifitas perutusan. Hal terpenting ialah berkaitan dengan hati. Integritas mengandaikan kemampuan memelihara hati yang baik. Nilai-nilai jujur, tulus dan dedikasi tidak bisa lepas dari perutusan seorang beriman. Dari hati yang baik akan mengalir perbuatan-perbuatan yang adil, benar dan belas kasih. Sikap semacam ini akan sangat membantu setiap orang beriman bertumbuh dan menjadi saksi iman yang hidup. Setiap hari kita diutus oleh Tuhan untuk pergi hidup dalam iman; membimbing orang pada kebenaran lewat teladan hidup. Sejak awal mula, Gereja terus bertumbuh melalui kesaksian hidup mereka yang mengagumkan, bukan hanya orasi-orasi besar. Seluruh anggota Gereja, secara khusus anak-anak dan orang muda diundang untuk membarui komitmen iman akan Yesus Kristus dalam Gereja Katolik yang kudus. Hiduplah sungguh-sungguh dalam iman! Jangan pernah redup iman bahkan meninggalkan iman. Kita telah menerima pewartaan. Mari kita hidup sesuai dengan-Nya.

Santo Andreas Rasul, doakanlah kami. Amin.

RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm