Renungan Harian

Renungan Harian 30 Januari 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa III, Kamis, 30 Januari 2025

  • Bacaan Pertama: Ibrani 10:19-25

  • Mazmur Tanggapan: Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 4:21-25

Renungan Singkat : Pelita Kasih Yesus

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus, pada zaman dahulu manakala listrik belum ada, atau listrik belum masuk desa, pelita selalu menjadi andalan warga masyarakat di malam hari. Pelita itu menjadi penerang di tengah kegelapan malam. Namun, pada zaman sekarang pun, pelita tetap berguna sebagai alat penerang di kala listrik padam.

Hari ini Yesus berbicara tentang pelita kepada para murid-Nya, “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian” (Mrk 4:21). Perumpamaan tentang pelita ini ditulis juga oleh Penginjil Matius ketika Yesus berbicara tentang terang dunia, demikian, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu” (Mat 5:14-15). Menurut hemat saya, rumusan dalam Mat 5:14-15 terasa lebih jelas untuk dipahami bahwa fungsi pelita adalah menerangi semua orang di dalam rumah.

Pertanyaannya sekarang, kalau pelita dipahami sebagai sebuah perumpamaan, lantas apa arti dari perumpamaan tentang pelita tersebut? Ada tiga jawaban: Pertama, menurut seorang pemazmur, pelita adalah sebuah gambaran tentang Sabda Allah atau firman. Oleh karena itu, pemazmur berkata, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Ayat ini kemudian dipilih sebagai Bait Pengantar Injil hari ini dengan rumusan, “Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.”

Kedua, menurut Daud, pelita itu tidak lain adalah Pribadi Tuhan sendiri. Oleh karena itu, Daud berkata kepada Tuhan, pada waktu Tuhan telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul, “Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung… Karena Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, dan Tuhan menyinari kegelapanku” (2Sam 22:2-3.29).

Ketiga, menurut Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus dan Wajah Kudus, pelita adalah gambaran atau lambang tentang kasih. Ketika merenungkan Injil Yesus tentang pelita, pencinta devosi kepada Wajah Kudus Yesus ini berkata, “Saya berpendapat bahwa pelita itu adalah lambang cinta kasih yang harus menerangi, menggembirakan bukan saja mereka yang mengasihi kita, tetapi semua yang ada di dalam rumah itu, tanpa kekecualian.”

Seperti pelita itu memancarkan cahaya yang menerangi dan menggembirakan semua orang di dalam rumah, alias tidak pilih-pilih, demikianlah menurut Santa Teresia. Cinta kasih itu mesti memancar ke semua anggota keluarga, tanpa kecuali, tidak pilih-pilih. Semua anggota keluarga merasakan kasih dan kegembiraan yang sama.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Santa Teresia telah menginspirasi kita bagaimana hadir sebagai pelita dalam keluarga. Oleh sebab itu, kita perlu bertanya diri, benarkah kasih saya bagaikan pelita yang memancar kepada semua anggota keluarga sehingga mereka semua mengalami kasih saya? Benarkah saya telah menjadi pelita kasih bagi keluarga? Benarkah saya telah memberikan cahaya kasih bagi semua anggota keluarga? Pelita kasih Yesus telah dipancarkan kepada saya. Maka, saya mesti memberikan kasih-Nya kepada sesama, mulai dari semua anggota keluarga.

Santa Teresa dari Kalkuta berkata, “Janganlah kita lupa bahwa kasih itu dimulai di rumah!” Oleh karena itu, mari kita jadikan keluarga kita sebagi tempat menyalakan kasih setiap hari. Mari kita pancarkan pelita kasih Yesus dengan cara kita sendiri menjadi pelita kasih di tengah keluarga serta bagi seluruh anggota keluarga!

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]