Bacaan Liturgis – Pekan Biasa III, Senin, 27 Januari 2025
Bacaan Pertama: Ibrani 9:15.24-28
Mazmur Tanggapan: Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1-6
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil. Alleluya.
Bacaan Injil: Markus 3:22-30
Renungan Singkat : Hidup dalam Yesus
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, bergosip atau melakukan gosip adalah tindakan yang disukai oleh banyak orang, dari kalangan mana pun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata gosip memiliki arti cerita negatif tentang seseorang.
Sebagai contoh, Injil hari ini dibuka dengan pernyataan, “Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem, dan berkata tentang Yesus, ‘Ia kerasukan Beelzebul.’ Ada juga yang berkata, ‘Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan’” (Mrk 3:22).
Para ahli Taurat bukan berkata kepada Yesus tetapi tentang Yesus. Mereka membicarakan tentang Yesus bahwa Dia itu kerasukan Beelzebul. Penginjil Matius menyebut bahwa Beelzebul itu penghulu setan (Mat 12:24), demikian juga penginjil Lukas menyebutnya (lih. Luk 11:15). Ini adalah sebuah tuduhan, bahwa Yesus adalah pemimpin setan. Apa yang para ahli Taurat katakan ini jelas tidak benar, dan Yesus tahu bahwa mereka membicarakan Diri-Nya secara negatif.
Menarik untuk dicermati bahwa gosip tentang Yesus tersebut tidak Dia respons secara emosional. Penginjil menulis, “Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: Bagaimana iblis dapat mengusir iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudah tamatlah riwayatnya” (ay. 23-26).
Kata-kata Yesus menunjukkan bahwa Hati-Nya bersih. Yesus tidak terpancing untuk berlaku dan berkata secara emosional. Ia tidak marah sekalipun cerita tentang Diri-Nya jelas tidak benar. Dengan tenang Dia menjelaskan dan memberi pemahaman kepada para ahli Taurat supaya mereka mengerti bahwa apa yang mereka katakan itu salah. Di sinilah tampak sikap bijaksana dan kematangan Pribadi Yesus. Yesus sungguh tampil sebagai Orang saleh. Sebaliknya, kata-kata para ahli Taurat menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang saleh. Mereka tidak hidup saleh dan berlaku salah; kata-kata mereka merugikan orang lain.
Yesus jelas menjadi pihak yang dirugikan. Mereka berani menilai karya Yesus sebagai karya iblis, pemimpin setan. Mereka berani menyatakan bahwa perbuatan-perbuatan baik Yesus tidak berasal dari kuasa ilahi, melainkan dari Beelzebul.

Tuduhan para ahli Taurat jelas tidak benar. Itulah sebabnya, dalam perumpamaan Yesus katakan, “Bagaimana iblis dapat mengusir iblis?” Jelas tidak mungkin dan tidak masuk akal. Itu adalah gosip, yang bertentangan dengan kebenaran. Gosip bukanlah karakter diri seorang pengikut Yesus, Sang Kebenaran.
Tentang gosip ini Paus Fransiskus pernah berkata, “Ketika kita memilih untuk bergosip, bergosip tentang orang lain, mengkritik orang lain adalah hal sehari-hari yang terjadi pada setiap orang - ini adalah godaan si jahat yang tidak ingin Roh Kudus datang kepada kita dan membawakan perdamaian serta kelemahlembutan dalam komunitas Kristen.”
Para saudara, mari kita berjuang untuk hidup dalam Yesus. Kita menjauhkan diri dari bergosip. Sebab itu, jika oleh karena Roh Kudus yang bekerja di dalam diri kita sehingga kita berhasil untuk tidak bergosip tentang orang lain, maka sikap ini telah menjadi sebuah langkah besar untuk hidup yang bermartabat. Orang yang hidup dalam Yesus, yang hidupnya bermartabat tidak akan ikut-ikutan bergosip.
[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]