Renungan Harian

Renungan Harian 02 Desember 2023

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXXIV, Sabtu, 02 Desember 2023

  • Bacaan Pertama: Nubuat Daniel 7:15-27

  • Mazmur Tanggapan: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm T.Daniel 3:82.83.84.85.86.87

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Berjaga-jaga dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Lukas 21:34-36

Renungan Singkat : BERJAGA-JAGA

Yesus mengingatkan para murid supaya berjaga-jaga sambil berdoa. Ia bersabda, “Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba datang jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat” (Luk.21:34). Hal penting dalam berjaga-jaga adalah hati. Orang perlu memelihara hati supaya tetap terbuka pada Tuhan. Dalam pemikiran kaum Yahudi, hati bukan hanya bagian dari tubuh manusia, tetapi juga keseluruhan manusia. Dari dalam hati mengalir kehendak untuk berbuat. Hati yang baik akan mendorong orang untuk berbuat baik. Hati yang jahat mengakibatkan orang berbuat jahat. Pesta pora dan kemabukan menunjukkan kepada kita suasana meriah; orang menikmati makan minum dengan berlimpah. Katekismus Gereja Katolik artikel 1852 dengan mengutip nasihat Santo Paulus, menasihati kita supaya waspada akan pesta pora dan kemabukan. Dosa itu beraneka ragam. Kitab Suci mempunyai beberapa daftar dosa. Surat kepada umat di Galatia mempertentangkan pekerjaan-pekerjaan daging dengan buah Roh: "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu, seperti yang telah kubuat dahulu, bahwa barang siapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (Gal 5:19-21).

Santo Paulus tentu tidak sedang merendahkan nilai perayaan pesta, tetapi mengingatkan kita betapa rentan menimbulkan perbuatan jahat di mata Tuhan. Ia menyejajarkannya dengan berbagai dosa lain. Hal itu berarti dapat menjatuhkan manusia pada dosa. Demikian juga dengan kemabukan. Karena dapat mengakibatkan dosa maka harus dihindari. Hal ini membutuhkan niat yang kuat dan rahmat Tuhan, sebab dosa itu kuat dan memikat hati manusia. Selama perjalanan di dunia ini, kita akan selalu berhadapan dengan berbagai bentuk godaan. Kita harus berani memilih Tuhan lebih dari segala sesuatu yang lain. Kita hendaknya menyadari semakin besar godaan itu semakin kuat daya pikatnya. Menghadapi godaan semacam ini kita harus semakin membutuhkan rahmat Tuhan. Sabda Tuhan hari ini hendak menyadarkan kita bahwa dunia ini dengan segala tawaran kenikmatannya yang memikat sekalipun akan berlalu. Oleh karena itu, kualitas hidup kita tidak cukup hanya diukurkan dengan hal-hal dunia ini, tetapi terutama dengan nilai-nilai surgawi. Itulah standar hidup yang sejati. Kita harus tekun mencari kerajaan Allah terlebih dahulu, sebab yang lain akan ditambahkan kepada kita.

Lalu apa yang perlu kita usahakan? Kita perlu membarui semangat doa terus-menerus. Bagi kita orang beriman, doa lebih dari sekedar ritual tetapi terutama relasi yang hidup dengan Tuhan. Itulah sebabnya semakin kita tekun berdoa kita hendaknya semakin mampu menyadari sungguh hadirnya Tuhan dan mengenali kehendak-Nya dalam hidup sehari-hari. Doa membuat kita semakin sadar akan eksistensi kita di dunia ini; mengingatkan kita akan tujuan yang sebenarnya. Kita diciptakan oleh Tuhan untuk hidup bagi-Nya semata, bukan terikat pada dunia. Kita diciptakan untuk mengabdi Tuhan bukan mengabdi pada ciptaan-Nya.

Gereja hidup karena ditopang oleh doa. Maka marilah kita bersyukur atas hidup doa yang boleh kita jalani selama ini. Mari kita perbarui semangat doa untuk selanjutnya.

Tuhan memberkati.

RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm