Renungan Harian

Renungan Harian 31 Mei 2023

Bacaan Liturgis – Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet – Rabu, 31 Mei 2023

  • Bacaan Pertama: Zefanya 3:14-18a atau Roma 12: 9-16b

  • Mazmur Tanggapan: Agunglah di tengah-tengahmu: Yang Kudus, Allah Israel.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Yesaya 12:2-3.4abcd.5-6

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.

  • Bacaan Injil: Lukas 1:39-56

Renungan Singkat : PERSAHABATAN DUA PEREMPUAN TERBERKATI

Pesta hari ini dirayakan untuk mengenang kunjungan Maria kepada Elisabet, saudaranya (Luk 1:39-56). Maria dan Elisabet adalah dua orang perempuan yang mengandung lantaran mendapat rahmat dan kasih karunia Allah. Karena itu, kunjungan Maria ke Elisabet adalah juga sebuah perjumpaan iman. Elisabet dipenuhi oleh Roh Kudus ketika mendengar ucapan salam dari Maria (Luk 3:41). Sementara itu, Maria memuji Allah karena karya-karya-Nya yang ajaib (Luk 3:46-55).

1. MENYUSURI PERJALANAN

Dalam Injil Lukas tercatat, Maria berangkat pergi mengunjungi Elisabet, saudaranya. Sebuah perjalanan yang sangat jauh dengan berjalan selama tiga sampai empat hari. Maria bertempat tinggal di wilayah utara, sementara Elisabet tinggal dekat Yerusalem, di wilayah selatan, negeri Palestina. Zakharia, suami Elisabet pada waktu tertentu bertugas sebagai imam di Bait Allah di kota Yerusalem. Mengapa setelah diberi kabar oleh Malaikat Tuhan, Maria ingin berkunjung kepada Elisabet?

Menurut suatu tradisi lama, Maria mau melayani saudaranya yang jauh lebih tua dalam bulan-bulan terakhir menjelang saat kelahiran anaknya. Pandangan ini beralasan, karena Maria tinggal di rumah Elisabet selama tiga bulan. Jadi, Maria tinggal di sana sampai saat Yohanes Pembaptis dilahirkan. Waktu Maria diberi kabar oleh Malaikat, Elisabet sudah mengandung dalam bulan keenam.

2. REALISASI PERTEMUAN

Alasan lain, Maria pergi mengunjungi saudaranya adalah mau melihat tanda yang diberikan Malaikat kepadanya. Elisabet sudah “pada hari tuanya” dan “meskipun ia disebut mandul” mengandung seorang anak laki-laki. Maria ingin melihat tanda ini, bukan karena ia ragu-ragu, melainkan karena semestinya suatu tanda dilihat kenyataannya. Maria tidak boleh mengabaikan tanda yang diberikan oleh Allah kepadanya. Tanda itu harus dinilai tinggi olehnya, karena itu ia harus pergi melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa mukjizat itu benar-benar terjadi.

Dalam kunjungan Maria kepada Elisabet, persahabatan mencapai puncaknya. Maria membagikan Roh Kudus yang ada dalam dirinya, sehingga Elisabet bersukacita. Maria juga mempertemukan anak yang dikandungnya dengan anak yang dikandung Elisabet, sehingga Yohanes Pembaptis melonjak kegirangan. Sukacita yang besar yang dialami Elisabet dan anak yang dikandungnya membuat Maria bersorak sorai dan menyadari, bahwa Tuhan yang kudus telah mengerjakan perbuatan yang besar dalam dirinya.

3. WARISAN HIDUP BARU

Pertemuan dua perempuan terberkati ini meninggalkan warisan yang indah untuk Gereja. Doa SALAM MARIA yang kita cintai dan senantiasa membahana setiap hari merupakan ungkapan dari Elisabet. Demikian juga, KIDUNG MARIA yang terungkap dari mulut Maria, kini menjadi doa seluruh gereja (ibadat harian) pada sore hari.

Dari doa Salam Maria dan Kidung Maria, kita menemukan karya Tuhan yang sungguh agung. Allah memilih perempuan yang sungguh mulia sebagai ibu Sang Penebus. Namun, pilihan Allah tersebut ditanggapi dengan kerendahan hati. Hingga akhirnya, saat Gereja mengumandangkan doa tersebut, Allah tampak mulia. Maria dan Elisabet mengantarkan dunia untuk menemukan Allah yang mencintai.

Tuhan memberkati

[RP Agustinus Suyadi, O.Carm]