Bacaan Liturgis – Pekan VI Paskah, Rabu, 28 Mei 2025
Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 17:15.22 – 18:1
Mazmur Tanggapan: Surga dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Alleluya.
Bacaan Injil: Yohanes 16:12-15
Renungan Singkat : MENYELAMI KEHADIRAN TUHAN
Tuhan hadir dekat dengan umat-Nya. Ia membuka diri yang memungkinkan setiap orang dapat mengalami kehangatan dengan Dia. Kebenaran inilah yang diwartakan oleh Santo Paulus kepada orang-orang Atena. Tuhan adalah sumber hidup kita. Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang (Kis.17:25). Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada (ay.28). Pewartaan ini menjadi harapan bagi kita semua tetapi sekaligus juga tantangan. Harapan, karena kita diingatkan akan Kehadiran Tuhan yang tidak terbatas bagi setiap orang yang rindu mengalami-Nya. Tuhan itu melampaui batas ruang dan waktu. Dimana ada hati yang rindu di situ ia dapat mengalami kehadiran Tuhan. Tantangan, karena kita masih sering mengabaikan Tuhan dalam hidup. Kita sudah terlalu sibuk dengan semua pekerjaan dan pelayanan. Kita mudah bersikap permisif pada diri sendiri. Kita cenderung lebih memilih menghabiskan banyak waktu dan tenaga buat mementingkan jasmani kita daripada mengutamakan kesegaran dan pertumbuhan hidup rohani. Kita hendaknya membarui diri! Tuhan hadir dalam hidup kita. Mari kita menyadari kehadiran-Nya; mari kita mencari wajah-Nya! Bersyukur dan memuji Tuhan dalam hidup. Banyak hal baik dalam diri kita yang mendorong kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. “Bless the Lord, O my soul, O my soul. Worship His holy name. Sing like never before, O my soul. I'll worship Your holy name,” demikian sepenggal lirik lagu dengan judul 10.000 Reasons.

Kita hanya dapat hidup dalam penyelenggaraan Tuhan. Kita bagaikan ranting yang hendaknya selalu melekat pada Yesus, Sang pokok Anggur yang benar. Di luar Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Maka sejatinya, hal yang dapat kita lakukan adalah mempersembahkan setiap pekerjaan dan pelayanan kepada Tuhan. Pekerjaan dan pelayanan bukanlah tujuan. Tuhan hendaknya menjadi tujuan hidup kita. Tanpa sadar, kita seringkali menjadikan hal ini tujuan hidup. Akibatnya, kita cenderung menjadi orang yang ambisius, mengejar target semata. Kita tidak bersedia menerima segala kemungkinan yang terjadi. Biasanya sikap semacam ini tidak membawa kebahagiaan. Sebaliknya, hanya akan meninggalkan luka dan kesepian mendalam. Berhasil dalam pekerjaan dan pelayanan adalah kerinduan setiap kita. Tetapi walaupun terjadi sebaliknya, hati kita hendaknya tetap bahagia karena semua kita persembahkan demi kemuliaan Tuhan semata. Kita tidak cukup hanya melakukan rutinitas. Kita hendaknya bertolak lebih dalam. Bila kita masuk lebih mendalam ke dalam hati, kita akan menemukan di sana, mukjizat-mukjizat yang telah Tuhan nyatakan dalam hidup kita. Kita menemukan bahwa kita sungguh-sungguh dikasihi oleh-Nya.
Santa Teresia Kanak-Kanak Yesus pernah memberikan nasihat, berkata “Kita tidak selalu dapat melakukan hal-hal besar dalam hidup. Tetapi kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar kepada Tuhan.” Nasihat ini pasti berangkat dari kesadaran yang penuh akan Kehadiran Tuhan dalam hidup. Bagi dia, tiada hari terlewati tanpa hubungannya yang baik dengan Tuhan. Kesadaran yang sama kiranya menjadi kesadaran kita juga. Mari kita menyelami hadir-Nya Tuhan yang sedemikian dekat dengan kata, agar iman kita semakin bertumbuh subur. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol.3:23), demikian nasihat Santo Paulus.
Tuhan memberkati, amin.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]