Renungan Harian

Renungan Harian 06 April 2024

Bacaan Liturgis – Oktaf Paskah, Sabtu, 06 April 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 4:13-21

  • Mazmur Tanggapan: Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1.14-15.16a.18.19-21.

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 16:9-15

Renungan Singkat : Tidak (Mudah) Percaya dan Degil Hati

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memasuki hari ketujuh dalam Oktaf Paskah. Hari ini kita diajak untuk merenungkan tentang Yesus yang bangkit dan menampakkan Diri, antara lain kepada Maria Magdalena (Mrk 16:9a).

Penginjil Markus menulis bahwa “dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan” (ay. 9b). Namun, penginjil sendiri tidak mengisahkan atau menuliskan tentang pengusiran ketujuh setan tersebut. Hanya Penginjil Lukas yang mencatat hal itu, yakni dalam Luk 8:1-3, sebuah perikop pendek mengenai perempuan-perempuan yang melayani Yesus. Salah satu dari antara mereka adalah Maria Magdalena atau “Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat” (ay. 2).

Sebagai seorang yang telah dibebaskan dari setan atau roh jahat, ia telah mengalami secara pribadi betapa Yesus mengasihinya. Itulah sebabnya, ketika Yesus mengalami penganiayaan hingga wafat di salib, ia menyertai-Nya hingga di bawah salib. “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Klopas dan Maria Magdalena” (Yoh 19:25). Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, ia juga pergi ke kubur Yesus tetapi ia tidak melihat-Nya. Kubur telah terbuka dan batu penutup kubur telah diambil, begitulah Penginjil Yohanes mencatatnya (Yoh 20:1).

Lain halnya dengan Penginjil Markus, sebagaimana kita baca dalam Injil hari ini, dikisahkan bahwa setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan Diri-Nya kepada Maria Magdalena. Atas kejadian ini, ia lantas pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus. Tetapi, ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya (Mrk 16:9a.10-11). Kesaksian Maria Magdalena tidak dipercaya.

Ketika dua murid dari antara mereka dalam perjalanan ke luar kota (bdk. Luk 24:13-35) juga melihat Yesus yang bangkit dan mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti dan kemudian kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepada teman-teman mereka apa yang telah mereka lihat, teman-teman itu juga tidak percaya akan kesaksian mereka.

Oleh sebab itu, ketika Yesus yang bangkit menampakkan Diri kepada kesebelas murid-Nya, tepatnya ketika mereka sedang makan, Yesus langsung mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka. Mereka pantas dicela “oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya” (ay. 14).

Para saudara sekalian, dalam perikop Injil hari ini, tiga kali kata “tidak percaya” disebut (ay. 11, 13 dan 14b). Artnya apa? Pertama, menjadi orang yang percaya, juga percaya akan kesaksian tentang kebangkitan Yesus, bukan perkara mudah. Apalagi kalau orang memiliki hati yang degil, hati yang keras, disebut juga keras hati, hati yang tertutup, maka hal ini menjadi penghalang besar untuk meberima kebenaran bahwa memang Yesus hidup, Yesus telah bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.

Kedua, mereka tidak percaya kepada Allah yang telah menunjuk orang-orang tertentu, bukan orang sembarangan atau kebetulan melihat Yesus yang bangkit, untuk menjadi saksi-saksi akan kebangkitan-Nya. Penginjil Lukas mencatatanya demikian, “Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan Diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah” (Kis 10:40-41).

Saudara-saudara sekalian, kita yang percaya kepada Allah, juga percaya kepada Yesus yang telah bangkit, mari kita senantiasa hidup dalam bimbingan Roh Kudus agar kita tidak berbalik menjadi orang yang tidak mudah percaya dan degil hati. Dalam bimbingan Roh Kudus kita ingin menjadi murid-murid Yesus yang menyediakan diri untuk memberitakan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Mrk 1:1) kepada segala makhluk (ay. 16).

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]