Bacaan Liturgis – Pekan Biasa III, Sabtu, 01 Februari 2025
Bacaan Pertama: Ibrani 11:1-2.8-19
Mazmur Tanggapan: Terpujilah Tuhan Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Ayat Mazmur Tanggapan: Luk 1:69-70.71-72.73-75
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi. Alleluya.
Bacaan Injil: Markus 4:35-41
Renungan Singkat : Mengenal Yesus
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, pada tempo doeloe, seminggu pertama masuk SMA para siswa baru wajib mengikuti masa perkenalan. Masa perkenalan ini biasanya berlangsung menegangkan dan melelahkan. Pasalnya, setiap hari para siswa baru mendapat tugas dari OSIS, selaku Panitia Maper (Masa Perkenalan). Namun demikian, suasana selama masa perkenalan menyenangkan juga.
Ada banyak hal positif yang didapat oleh setiap siwa baru. Begitu juga ketika masuk sebuah perguruan tinggi, selalu ada kesempatan untuk perkenalan antar mahasiswa, kampus dan lingkungannya.
Proses mengenal, dalam hal apa pun, di mana pun, dan kapan pun, adalah sesuatu yang penting. Seperti setelah meredakan topan yang sangat dahsyat dan mengancam keselamatan para murid, kepada mereka yang berada di dalam satu perahu dengan Yesus, Yesus berkata atau tepatnya bertanya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Mrk 4:40).
Dua pertanyaan singkat dan penting tersebut direspons oleh para murid dengan bertanya seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? (ay. 41). Pertanyaan ini berasal dari para murid Yesus, orang-orang yang selalu menyertai Dia, selalu ada bersama Dia. Namun, mengapa mereka bertanya, siapakah gerangan orang ini?
Para murid tampil sebagai orang-orang yang telah mengikut Yesus, menyertai Dia, dan ada bersama dengan Dia. Akan tetapi, mereka belum begitu mengenal Yesus: Pribadi dan kuasa-Nya. Apakah setelah Yesus menetapkan 12 murid untuk menyertai-Nya tidak ada masa perkenalan? Sebab, pada kenyataannya pengenalan mereka akan Sang Guru masih kelihatan minim. Namun, sejatinya selama berada bersama Yesus adalah masa perkenalan, masa untuk mengenal Yesus, Sang Guru, Pribadi dan kuasa-Nya. Oleh sebab itu, rentang waktu yang belum lama dalam mengikuti Yesus bisa menjadi salah satu alasan mengapa mereka belum begitu mengenal Sang Guru. Mereka masih perlu waktu untuk mengenal Yesus supaya makin percaya dan tidak takut dalam menghadapi taufan kehidupan.

Para saudara, dalam Katekismus Gereja Katolik disebutkan demikian, “Orang yang benar-benar percaya, berusaha untuk mengenal lebih baik dia, kepada siapa ia telah memberikan kepercayaannya, dan untuk mengerti lebih baik apa yang telah dinyatakannya. Pengenalan yang lebih dalam pada gilirannya akan membangkitkan iman yang lebih kuat, iman yang semakin dijiwai oleh cinta” (No. 158). Karena itu, orang yang benar-benar percaya, berusaha mengenal lebih baik Pribadi Yesus, kepada Siapa dia telah memberikan kepercayaannya, dan untuk mengerti lebih baik apa yang telah dinyatakan atau diajarkan oleh Yesus.
Pengenalan yang lebih dalam pada gilirannya akan membangkitkan iman atau kepercayaan yang lebih kuat. Dalam hal ini, para murid perlu mengenal Pribadi Yesus lebih dalam supaya pada gilirannya iman mereka menjadi lebih kuat. Dengan iman yang lebih kuat, seseorang mampu menempatkan Pribadi Yesus lebih dari yang lain.
Santo Paulus adalah contoh, seorang yang telah percaya kepada Yesus namun terus berusaha untuk mengenal Pribadi Yesus secara lebih dan lebih mendalam lagi. Pengenalannya akan Yesus akhirnya mengubah mindset Paulus. Dia berkata, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia” (Flp 3:79a).
Saudara-saudari, Paulus mengenal Kristus Yesus pasti tidak dalam waktu singkat. Ia perlu waktu dan mau menggunakan waktu yang Allah berikan kepadanya untuk mengenal Pribadi Kristus Yesus, sampai akhirnya dia bisa menemukan Dia sebagai Pribadi yang maha berharga, sebagai Pribadi yang lebih mulia dari semuanya.
Mari kita terus belajar untuk mengenal Yesus makin mendalam sehingga iman kita makin kuat dan karena iman makin kuat, kita makin taat kepada-Nya. Seperti Abraham, Bapa kaum beriman, karena imannya kepada Allah, ia taat kepada-Nya (Ibr 11:8).
Tuhan memberkati!
[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]