Renungan Harian

Renungan Harian 29 Mei 2023

Bacaan Liturgis – Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Bunda Gereja – Senin, 29 Mei 2023

  • Bacaan Pertama: Kejadian 3:9-15, 20 atau Kisah Para Rasul 1:12-14

  • Mazmur Tanggapan: Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mazmur 87:1-2.3.5.6-7

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Berbahagialah engkau, Perawan Maria yang melahirkan Tuhan; dan diberkatilah Engkau Bunda Gereja yang menyemangati kami dengan Roh Putramu, Yesus Kristus.

  • Bacaan Injil: Yohanes 19:25-34

Renungan SIngkat : MARIA BUNDA GEREJA DALAM KALENDER LITURGI

Paus Fransiskus mengeluarkan dekrit untuk memasukkan Maria Bunda Gereja ke dalam kalender liturgi. Pertama-tama ia mengutip pernyataan St. Agustinus tentang Maria sebagai ibu yang melahirkan umat beriman (tubuh mistik Kristus). Demikian juga St. Leo Agung yang menyatakan, “Kelahiran Kepala Gereja (Yesus Kristus) juga merupakan kelahiran tubuh Gereja. Maka, Maria sekaligus Bunda Kristus dan bunda seluruh anggota tubuh mistik-Nya, yaitu Gereja.”

1. PERUTUSAN MARIA

Sebagai pembimbing yang peduli terhadap Gereja, Maria telah memulai perutusannya di Ruang Atas, berdoa bersama para Rasul sambil menantikan kedatangan Roh Kudus (bdk. Kis 1:14). Dalam pemahaman ini, selama berabad-abad, kesalehan kristiani telah menghormati Maria dengan berbagai gelar, seperti: Bunda Para Murid, Bunda Orang Beriman, Bunda Orang Percaya, Bunda semua orang yang dilahirkan kembali di dalam Kristus; dan juga sebagai “Bunda Gereja” seperti yang digunakan dalam teks-teks para penulis rohani dan juga dalam kuasa mengajar Paus Benediktus XIV dan Paus Leo XIII.

Demikianlah landasan tersebut didirikan yang dengannya Beato Paulus VI, pada tanggal 21 November 1964, pada akhir Sidang Ketiga Konsili Vatikan II, menyatakan Santa Perawan Maria sebagai “Bunda Gereja, dengan kata lain Bunda seluruh umat kristiani, umat beriman maupun para gembala, yang menyebutnya sebagai Bunda yang paling penuh kasih sayang” dan menetapkan bahwa “Bunda Allah selanjutnya harus dihormati dan dimohonkan oleh seluruh umat kristiani dengan gelar-gelar yang paling lembut ini”.

2. BUNDA GEREJA DALAM KALENDER LITURGI

Takhta Suci pada kesempatan Tahun Suci Rekonsiliasi (1975), mengusulkan Misa votif untuk menghormati Maria Bunda Gereja, yang kemudian dimasukkan ke dalam Misale Romawi. Takhta Suci juga memberikan hak untuk menambahkan seruan dari gelar ini dalam Litani Loreto (1980) dan menerbitkan serangkaian rumusan lain dalam doa pembuka Misa Santa Perawan Maria (1986). Beberapa negara, keuskupan dan keluarga religius yang mengajukan surat permohonan kepada Takhta Suci diizinkan untuk menambahkan perayaan ini ke dalam kalender mereka masing-masing.

Dengan penuh perhatian mempertimbangkan betapa agungnya peningkatan devosi ini dapat mendorong pertumbuhan rasa keibuan Gereja dalam diri para gembala, kaum religius dan umat, serta pertumbuhan kesalehan devosi Maria yang sejati, Paus Fransiskus telah menetapkan bahwa Peringatan Santa Perawan Maria Bunda Gereja, harus dimasukkan dalam Kalender Gereja Roma pada hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta dan mulai sekarang dirayakan setiap tahun.

3. MENGAIS ARTI PERAYAAN INI

Perayaan ini akan mengingatkan kita, bahwa pertumbuhan dalam kehidupan kristiani dilabuhkan pada Misteri Salib. Pada saat Kristus mempersembahkan diri-Nya dalam Perjamuan Ekaristi serta pada Bunda Sang Penebus dan Bunda Gereja Yang Ditebus, Perawan Maria mempersembahkan dirinya kepada Allah.

Maka, peringatan tersebut akan muncul di dalam seluruh kalender dan buku-buku liturgi untuk perayaan Misa dan Brevir. Teks-teks liturgi yang bertalian dilampirkan pada dekrit ini dan terjemahannya dipersiapkan dan disetujui oleh masing-masing Konferensi Waligereja. Selanjutnya akan dipublikasikan setelah disahkan oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen.

Di mana perayaan Santa Perawan Maria Bunda Gereja sudah dirayakan pada sebuah hari dengan tingkatan liturgi yang lebih tinggi, disetujui sesuai dengan norma hukum tertentu, di masa mendatang perayaan tersebut dapat terus dirayakan dengan cara yang sama.

Tuhan memberkati

[RP Agustinus Suyadi, O.Carm]