Bacaan Liturgis – Pekan VI Paskah, Jumat, 30 Mei 2025
Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 18:9-18
Mazmur Tanggapan: Allah adalah Raja seluruh bumi.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3.4-5.6-7
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Alleluya.
Bacaan Injil: Yohanes 16:20-23a
Renungan Singkat : JANGAN TAKUT
Peziarahan kita di tengah dunia ini seringkali dibayangi oleh ketakutan. Meskipun kita benar-benar percaya kepada Allah, tetapi terkadang kita merasa cemas karena digerogoti oleh rasa takut. Biasanya, kepercayaan kita kepada Allah bercampur dengan rasa takut. Dalam suatu penglihatan, Santo Paulus mendengar firman Tuhan yang bersabda, “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!” (Kis.18:9). Sabda ini meneguhkan hati Santo Paulus ketika ia sedang menghadapi rintangan dalam perutusannya. Ia ditolak oleh orang banyak karena difitnah mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan pemahaman mereka. Pewartaan iman akan Tuhan memang tidak selalu mudah; tidak selalu diterima. Tetapi Tuhan tidak pernah mengabaikan perutusan para hamba-Nya. Bersama dengan Dia, mereka dapat mempertobatkan banyak orang. Berbeda dengan Santo Paulus, kita cenderung merasa takut, lalu memutuskan untuk menutup diri. Kita lebih baik memilih diam daripada harus berbicara tentang iman akan Tuhan. Hari ini, Tuhan melalui sabda-Nya, hendak mengingatkan kita supaya terus membarui diri. “Janganlah takut akan mereka yang hanya dapat membunuh tubuh, tetapi tidak dapat menyentuh jiwa! Takutlah hanya kepada Allah yang dapat membinasakan jiwa maupun tubuh di dalam api neraka” (Mat.10:28), demikian Sabda Tuhan. Sabda Tuhan ini bukan berarti dimaksudkan untuk membuat kita menjadi bersikap angkuh dan arogan di hadapan sesama. Sebaliknya, Sabda Tuhan ini mengajak kita untuk tekun mewartakan kebenaran iman di hadapan sesama, tanpa takut dan gentar. Kita harus merasa takut bila melakukan yang jahat di hadapan Tuhan. Kalau kita ditolak oleh manusia karena melakukan yang benar maka berbahagialah!

Sejatinya, merasa takut tidak menjadi sesuatu yang buruk dalam diri kita. Tetapi selalu hidup dalam ketakutan dapat membuat kita menjadi tidak tenang. Kita tidak dapat membuat keputusan dengan baik dan benar. Kita menjadi sangat subyektif dalam membuat keputusan karena hanya didasari oleh rasa takut bukan karena benar adanya. Santo Paulus pun pernah merasa takut. Bedanya dengan kita ialah walaupun ia dalam ketakutannya, ia tidak ragu mengakuinya dan membagikannya dengan sesama dan Tuhan. Ini sebagai bentuk pengakuan akan keterbatasan dirinya, sekaligus pengakuan ketergantungannya kepada Tuhan dan kuasa-Nya yang menyelamatkan.
Akhirnya, janganlah kita merasa rendah diri kalau sering merasa takut dan gentar! Kita tidak perlu berpura-pura tidak merasa takut, seolah-olah kita kuat menghadapi pergumulan hidup ini. Jika kita merasa takut dan gentar, mari kita dengan rendah hati mengakuinya. Lalu mari kita membagikannya dengan seorang sahabat yang dapat dipercayai. Dan yang terpenting, sampaikanlah itu kepada Yesus, Dialah Sahabat yang penuh kasih. Dia mengetahui setiap pikiran dan perasaan kita (Mazmur 139:4). Dengan penuh kasih Dia akan berkata kepada kita, "Janganlah takut" (Lukas 12:32). Mari kita memohonkan kasih karunia-Nya untuk menolong kita mengatasi segala ketakutan dan kekhawatiran. Jika dalam mengarungi perjalanan hidup kita merasa takut, percayalah kepada TUHAN (Mazmur 56:4).
Hari ini adalah Novena Roh Kudus hari pertama, dengan tema Roh Kudus menganugerahkan Perdamaian bagi Dunia. Roh Kudus adalah kekuatan kita yang sejati yang memampukan kita untuk menghadirkan damai. Ia tidak mengajar kita memerintah dengan tangan besi. Sebaliknya Ia akan membimbing kita dengan teladan Yesus Kristus sendiri yang datang bukan untuk dilayani melainkan melayani dan mengorbankan seluruh diri-Nya bagi keselamatan banyak orang. Ia merendahkan diri bukan meninggikan! Ia sendiri mengajarkan bahwa Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya” (Mat.10:43-44).
Tuhan memberkati, amin.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]