Renungan Harian

Renungan Harian 19 April 2025

Bacaan Liturgis – Sabtu Suci, 19 April 2025

Renungan Singkat : KEMATIAN YANG MENYELAMATKAN

Pada hari ini, kita mengenangkan Yesus Kristus masuk ke alam maut. Doa harian Gereja hari ini mengajak kita untuk turut merasakan peristiwa agung ini. Biasanya, hari ini kita menyebutnya sebagai Sabtu Suci, Sabtu Sepi. Kita bersama seluruh Gereja dengan kesadaran penuh hendak membuka hati secara lebih lebar merenungkan kasih Yesus Kristus. Ia rela menderita sengsara, wafat di kayu salib dan kini masuk alam maut. Ini tindakan Allah yang sungguh mengagumkan! Dalam Kitab Nabi Yesaya diwartakan demikian, “Aku berkata di puncak kehidupanku, aku menuju pintu alam maut. Ke sana aku dipanggil untuk selanjutnya. Aku berkata aku tidak akan memandang Tuhan lagi, di dunia orang yang hidup, tidak lagi akan kujumpai orang antara penduduk bumi.” Selanjutnya, diwartakan demikian, “Namun, jiwaku telah Kauhindarkan dari liang kubur dan segala dosaku Kaubuang jauh. Alam maut tidak memuji Engkau! Yang turun ke dalam kubur tidak mengharapkan kesetian-Mu. Hanya yang hidup memuji Engkau seperti Aku sekarang ini. Semoga kesetian-Mu diwartakan turun-temurun” (Yes.38:10-11;18-19). Kebenaran pewartaan Nabi Yesaya ini kita temukan dalam peremenungan kita hari ini. Yesus Kristus sungguh-sungguh masuk ke alam maut. Ia mengalami kematian sama seperti kita. Tetapi kematian tidak berkuasa atas Dia. Pada hari ketiga, Yesus Kristus akan bangkit dengan jaya. Ia mengalahkan kuasa dosa; Ia mengalahkan kematian. Kebangkitan Yesus Kristus inilah menjadi jaminan abadi bagi setiap orang yang percaya; mereka tidak akan binasa dalam kuasa maut walaupun mereka telah mati. Iman akan Yesus Kristus yang bangkit akan membangkitkan kita dari kematian. Yesus Kristus adalah kebangkitan bagi setiap orang yang percaya.

Lalu apa yang sejatinya bisa kita lakukan pada hari Sabtu Suci, Sabtu sepi ini? Dalam keheningan hati, mari kita membawa diri kepada Yesus Kristus memohon ampun atas segala dosa kita. Mari kita ingat bahwa sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (Yes.53:4-6). Yesus Kristus, hamba yang benar menderita sengsara dan wafat karena menanggung dosa kita. Selain itu, mari kita mengagumi dan meneladan ketaatan Yesus Kristus kepada kehendak Allah Bapa. Dalam doa Gereja hari ini, diwartakan demikian, “Kristus taat untuk kita sampai wafat, sampai wafat di salib. Dari sebab itulah Allah mengagungkan Yesus Kristus. Nama yang paling luhur dianugerahkan kepada-Nya.”

Mari kita memelihara hati yang hening pada hari ini! biarkan kita boleh merasakan Yesus Kristus Tuhan kita yang wafat dan terbaring dalam maut demi menanggung dan menebus dosa-dosa kita dan seluruh dunia ini. Kematian-Nya adalah jaminan hidup kita. Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]