Renungan Harian

Renungan Harian 02 April 2024

Bacaan Liturgis – Oktaf Paskah, Selasa, 02 April 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 2:36-41

  • Mazmur Tanggapan: Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 33:3-4.18-19.20-22

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 20:11-18

Renungan Singkat : Mencari dan Menemukan

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, “Hidup adalah sebuah pencarian. Lakukan itu!” Setiap orang, laki-laki atau perempuan, tua, muda, remaja atau anak-anak, terus mencari sesuatu dalam hidup ini. Jika apa yang dicari sudah didapat, ia akan mencari dan mencari lagi yang lebih baik, lebih indah, lebih besar, lebih tinggi dan sebagainya.

Banyak orang yang telah mencari akhirnya mendapatkannya. Mereka mencari pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat dan di tempat yang tepat. Namun, banyak juga yang mencari dan mencari, dan akhirnya tidak mendapatkannya. Mereka mencari di tempat yang (sebenarnya) tidak ada.

Pengalaman Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus serta Salome membuktikan hal tersebut. Mereka pergi ke makam Yesus namun ternyata pintu makam telah terbuka sehingga ketika mereka masuk ke dalam kubur itu, mereka tidak mendapatkan jenazah Yesus. Malahan mereka mendapatkan seorang muda yang memakai jubah putih. Ia berkata kepada para perempuan itu, “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia” (Mrk 16:6). Mereka mencari Yesus di dalam kubur. Namun, mereka tidak menemukan-nya karena Ia sudah tidak ada di kubur itu. Kematian tidak berkuasa lagi atas Dia (Rom 6:9). Ia telah bangkit. Berita Paskah ini telah kita dengar dan renungkan pada Malam Paskah lalu.

Hari ini, hari ketiga dalam Oktaf Paskah, kita mendengar dan merenungkan pengalaman Maria Magdalena. Ia telah mengalami bagaimana Yesus begitu mengasihinya. Maka, ketika pergi ke kubur Yesus dan menjenguk ke dalam, ternyata ia tidak menemukan jenazah Yesus. Ia malah melihat dua malaikat berpakaian putih yang sedang duduk. Ia pun lantas menangis. Ia merasa kehilangan sosok seorang yang dikasihi dan mengasihinya.

Kedua malaikat itu bertanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” (Yoh 20:13). Bahkan Yesus yang bangkit, yang dikira penunggu taman makam juga bertanya tentang hal yang sama, “Ibu, mengapa engkau menangis?” (ay. 15a). Ini yang mengejutkan, Yesus bertanya lagi, “Siapakah yang engkau cari?” (ay. 15b). Yesus yang bangkit tahu bahwa Maria Magdalena yang Dia panggil “Maria!” (ay. 16) sedang mencari Diri-Nya.

Dari sapaan Yesus lebih dulu, sementara Maria Magdalena masih penasaran di mana Yesus diletakkan, tampak bahwa Yesus yang sebelum wafat maupun setelah bangkit adalah Sang Guru, Dialah yang selalu datang untuk mencari manusia. Jika Yesus yang mencari, Dia akan selalu mendapatkannya. Namun, jika manusia yang mencari Yesus yang bangkit dan ingin menemukan-Nya, ia mesti membuka diri, mengakui diri dalam kelemahan dan keterbatasannya. Orang seperti ini akan menemukan dan mengalami Yesus yang bangkit tidak di dalam kuburan, tempat dunia orang mati, melainkan di dalam dan di tengah keluarga atau komunitas. Anggota keluarga atau komunitas yang saling menerima kelebihan dan kekurangan yang lain, tidak arogan, tidak menganggap diri lebih baik, lebih hebat, lebih berjasa, akan mudah menemukan Yesus yang bangkit dalam keluarga atau komunitas.

Saudara-saudara sekalian, orang yang telah mengalami Paskah, Yesus yang bangkit, akan memperlakukan anggota keluarga atau komunitas sebagai “saudaraku” sebagaimana Yesus yang bangkit memperlakukan para murid-Nya sebagai “saudara-saudara-Ku” (ay. 17b). Hari ini Yesus membuka kesadaran kita, bahwa pengalaman Paskah membuat hidup terasa indah, wajah cerah dan hati sumringah, manakala orang mampu menempatkan orang lain sebagai “saudaraku”. 

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]