Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XI, Jumat, 20 Juni 2025
Bacaan Pertama: 2 Korintus 11:18.21b-30
Mazmur Tanggapan: Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.
Bacaan Injil: Matius 6:19-23
Renungan Singkat : MENGUMPULKAN HARTA DI SURGA
Hari ini, Yesus mengundang kita untuk mengumpulkan harta di surga, bukan di dunia yang sementara ini. Yesus memberikan alasannya yaitu harta di bumi ini dapat rusak dan diambil oleh pencuri. Ia bersabda, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Mat.6:19-20). Yesus mengingatkan supaya kita tidak mengumpulkan harta yang bersifat duniawi dan sejenisnya, hal-hal yang lebih berharga dan mulia dari bumi, kekayaan-kekayaan duniawi; atau tempat dan wadah di mana harta ini disimpan, seperti kantong, peti, atau kotak, lumbung dan tempat penyimpanan lainnya, baik pribadi maupun publik. Yesus di sini menasihati untuk menjauhi sifat serakah dan pemikiran duniawi; untuk mengumpulkan banyak hal duniawi bagi diri sendiri di masa depan, tanpa menggunakan hal-hal tersebut saat ini untuk kebaikan orang lain. Pada zaman Yesus, Pakaian merupakan salah satu bagian penting dari harta orang-orang besar, selain emas dan perak. Dan pakaian pasti bisa rusak. Yesus tidak hendak mengambil harta umat-Nya, melainkan untuk mengarahkan kita dalam menentukan pilihan atas harta kita. Di perikop yang lain, Yesus bersabda, “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Mat.6:24). Dengan ini, Yesus hendak menegaskan kepada kita supaya punya yang tepat dalam hidup yaitu mengabdi Tuhan Allah dengan seluruh diri. Kebenaran ini dapat kita mengerti, sebab umumnya ketika orang menempatkan uang sebagai orientasi hidup dia jatuh dalam kejahatan. St Paulus memberikan nasihat kepada kita, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Tim.6:10).

Lalu, apa yang dapat kita lakukan hari ini sebagai komitmen untuk mengumpulkan harta di surga? Pertama, kita tidak boleh menganggap harta duniawi sebagai hal yang terpenting, atau yang paling berharga, atau yang paling bermanfaat bagi diri kita. Janganlah kita menganggapnya sebagai kemuliaan, melainkan kita harus memandang dan mengakui bahwa harta itu tidak mempunyai kemuliaan jika dibandingkan dengan kemuliaan Tuhan yang mengatasi segala sesuatu. Sudah begitu banyak kejadian yang menimpa hidup manusia karena hidupnya berorientasi pada kekayaan dunia ini. Eksploitasi kekayaan alam secara besar-besaran, tindakan korupsi yang sudah sangat merajalela adalah beberapa contoh yang dapat kita sebut. Kedua, mari kita ingat bahwa pencuri akan mengincar rumah yang besar dan banyak hartanya. Mari kita cari harta di surga yaitu kasih yang besar kepada Tuhan dan sesama; sikap kerendahan hati, ketekunan dalam iman, harapan yang selalu bernyala dan kasih yang tidak pernah redup. Hidup yang berorientasi pada Tuhan akan memancarkan terangnya bagi sesama. Kita akan menjadi garam dan terang dunia; lewat perkataan dan pebuatan kita sehingga banyak orang semakin memuliakan Bapa di surga.
Tuhan memberkati, amin.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]