Renungan Harian

Renungan Harian 19 Januari 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa II, Minggu, 19 Januari 2025

  • Bacaan Pertama: Yesaya 62:1-5

  • Mazmur Tanggapan: Kisahkanlah karya-karya Tuhan yang ajaib di antara segala suku.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8a.9-10a.c

  • Bacaan Kedua: 1 Korintus 12:4-11

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Alleluya. Allah telah memanggil kita lewat Injil, supaya kita memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 2:1-11

Renungan Singkat : Perintah Yesus

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini Gereja memasuki Hari Minggu Biasa Kedua. Benar, hari ini adalah hari Minggu biasa. Namun, Injil menyajikan karya Yesus yang luar biasa, yang terjadi di sebuah rumah tangga atau keluarga. Karya Yesus yang luar biasa ini disebut juga mukjizat atau dalam Injil Yohanes disebut tanda atau “sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya” (Yoh 2:11).

Tanda yang dilakukan Yesus sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya itu bermula dari informasi yang diberikan oleh Ibu-Nya, “Mereka kehabisan anggur!” (ay. 3). Informasi tersebut segera direspons oleh Yesus dengan berkata, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba!” (ay. 4). Dari kata-kata ini Yesus pasti tahu dan menangkap apa yang diharapkan oleh Ibu-Nya. Maria sendiri yakin bahwa Putranya pasti akan berbuat sesuatu. Karena itu, Ibu Yesus berkata kepada para pelayan pesta, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah itu!” (ay. 5).

Menakjubkan, karena kemudian Yesus berkata kepada para pelayan, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” (ay. 7). Mereka pun mengisi keenam tempayan itu penuh dengan air, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka hanya melakukan apa yang Yesus perintahkan kepada mereka.

Ketika mereka mencedok dan membawanya kepada pemimpin pesta, sebagaimana diperintahkan oleh Yesus, ia mengecapnya. Namun, aneh bin ajaib, yang ia kecap bukan rasa air tetapi rasa anggur yang terbaik. Penginjil memberi catatan bahwa pemimpin pesta tidak tahu dari mana datangnya anggur itu. Tetapi, para pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya (ay. 9). Mereka tahu dari mana atau dari siapa anggur yang terbaik itu, yakni dari Yesus.

Saudara-saudari seiman, tanda pertama yang dibuat Yesus di Kana yang di Galilea melibatkan Ibu-Nya dan para pelayan pesta. Hari ini kita perlu memberi perhatian kepada para pelayan yang menjadi penyaksi pertama dari tanda atau mukjizat ini. Mereka adalah orang-orang kecil yang pekerjaannya adalah melayani dengan diam. Mereka tidak berkata-kata dan memang tidak ada perkataan yang perlu dicatat dalam Injil. Namun, apa yang mereka kerjakan, merupakan bagian tak terpisahkan dari terjadinya mukjizat air menjadi anggur.

Mari kita refleksikan lebih lanjut. Apakah Anda pernah mengalami atau menyaksikan sebuah mukjizat, besar atau kecil, dalam rumah tangga atau keluarga? Para karyawan atau pegawai atau asisten rumah tangga yang setiap hari Anda perintah, mereka telah melakukannya dengan diam dan beres. Sejatinya Tuhan telah memakai atau melibatkan mereka untuk menghadirkan sebuah mukjizat dalam rumah tangga atau keluarga Anda. Mereka selama ini telah melayani dengan diam, tidak banyak omong. Maka, mereka perlu mendapat apresiasi, selain gaji. Inilah salah satu bentuk nyata dari kepedulian kita kepada saudara-saudari kita yang lemah!

Para saudara sekalian, perintah Yesus, jika dilakukan dengan baik, tidak banyak omong, bisa menjadi sebuah mukjizat dalam hidup kita. Oleh sebab itu, marilah kita selalu mengindahkan perintah Yesus demi kebaikan kita dan sesama.

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]