Renungan Harian

Renungan Harian 04 Februari 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa IV, Selasa, 04 Februari 2025

  • Bacaan Pertama: Ibrani 12:1-4

  • Mazmur Tanggapan: Orang yang mencari Engkau, ya Tuhan, akan memuji-muji Engkau.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 22:26-27.28.30.31-32

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 5:21-43

Renungan Singkat : Mendekat kepada Yesus

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, kepala rumah ibadat bernama Yairus, yang dikisahkan dalam Injil hari ini memiliki keberanian untuk mendekat kepada Yesus. Bahkan ia kemudian tersungkur di depan kaki-Nya dan memohon kepada-Nya, Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup” (Mrk 5:23).

Atas permintaan penuh hormat dari kepala rumah ibadat itu, Yesus pun kemudian datang ke rumahnya. Ia masuk ke kamar anak itu, dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, “Talita kum,” yang berarti, “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” (ay. 41).

Penginjil menulis, “Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub” (ay. 42). Keberanian yang dimiliki Yairus rupanya karena imannya. “Jangan takut, percaya saja,” itulah kata-kata Yesus yang terus dia simpan dan pegang teguh dalam relung hatinya. Ia percaya bahwa ditangani oleh Yesus, anaknya yang hampir mati itu pasti selamat dan tetap hidup; dan benar, anaknya selamat dan tetap hidup.

Para saudara, di tengah-tengah orang banyak seorang perempuan yang menderita sakit pendarahan tidak malu dan berani mendekat kepada Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Pasalnya, ia berkeyakinan, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh” (ay. 28). Saat itu dia sepertinya mendapat energi baru. Padahal, sebelumnya keadaannya sudah makin memburuk, sementara harta sudah habis untuk membiayai sakit-penyakitnya.

Rupanya, keberanian si perempuan itu juga karena imannya. Hasilnya, keadaannya bukan hanya membaik, tetapi, seperti ditulis oleh penginjil, “Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu” (ay. 29). Luar biasa! Berkat imannya, ia tak berputus asa; ia terus berharap sekalipun sepertinya tidak ada harapan, karena sebelum datang kepada Yesus keadaan makin memburuk dan harta makin habis.

Saudara-saudara, iman memiliki peran penting di saat manusia berada dalam keadaan terpuruk, tak berdaya, entah karena masalah ekonomi, pekerjaan, kesehatan dan sebagainya. Siapa yang tetap beriman, dia akan menjadi pemenang. Sebab, dengan beriman, percaya saja kepada Yesus yang adalah Tuhan, menggerakkan manusia dalam segala ketidakberdayaannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya, seperti dialami oleh kepala rumah ibadat dan perempuan yang sakit pendarahan itu.

Dengan beriman, percaya saja, seperti dialami oleh Yairus, juga menggerakkan Yesus untuk mendekati putrinya yang hampir mati dan kemudian selamat serta tetap hidup. Dengan penuh kekuatan, keberanian dan ketangguhan, mari kita terus berjuang: Jangan takut, percaya saja! Sebab Tuhan Yesus adalah hidup dan keselamatan kita.” “Dialah yang memimpin kita dalam iman, dan Dialah yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibr 12:2).

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]