Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXI, Sabtu, 31 Agustus 2024
Bacaan Pertama: 1 Korintus 1:26-31
Mazmur Tanggapan: Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 33:12-13.18-21
Ayat Bait Pengantar Injil: Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.
Bacaan Injil: Matius 25:14-30
Renungan Singkat : MEMELIHARA KARUNIA TUHAN
Setiap kita adalah istimewa di hadapan Tuhan. Ia menganugerahi kita karunia yang memungkinkan kita untuk bertumbuh baik secara jasmani maupun rohani. Karunia itu memberikan keunikan tersendiri dari setiap kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu sibuk membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Yang perlu kita lakukan ialah menyadari karunia yang Tuhan anugerahkan dan hidup sesuai dengan karunia itu sehingga hidup kita menghasilkan buah-buah yang berkenan kepada Tuhan sendiri.
Itulah yang Tuhan kehendaki dari kita selama dalam peziarahan di dunia ini. Kita dipanggil menggandakan talenta. Sehingga pada waktu Ia datang, kita dapat mempersembahkan talenta kepada-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam perikop Injil hari ini, Yesus merasa kecewa karena dari tiga orang yang diberikan talenta, satu orang di antaranya dengan sengaja tidak berkenan menggandakan talenta. Jumlahnya cukup besar. Yang satu diberi lima talenta, yang satu diberi dua talenta dan yang satu lagi diberi satu talenta. Yang menerima satu talenta tidak menggandakan talentanya. Sebagai perbandingan, 1 talenta setara dengan 6000 dinar. Upah pekerja sehari hanya 1 dinar. Barangkali karena sudah mendapat pemberian yang sangat banyak jumlahnya, ia tidak berpikir lagi untuk mengembangkannya. Ia hanya ingin menikmatinya. Mentalitas yang sangat buruk.
Hidup setiap orang beriman itu sejatinya bertumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah-buah yang baik. Dalam hal ini, tantangannya ialah kemalasan. Kemalasan adalah nama lain penghambat pertumbuhan rohani. Kemalasan rohani hanya dapat diatasi dengan komitmen rohani, melalui doa serta disiplin. Perlu ada semangat penyangkalan diri. Seperti hamba yang tidak menggandakan talenta, seringkali kita juga tidak berpikir untuk membuat diri kita bertumbuh secara rohani. Mungkin juga kita sudah merasa mapan, cukup dengan diri kita apa adanya saat ini. Kalau itu yang masih terjadi kita harus bertobat. Kepada hamba yang menggandakan talenta Yesus bersabda, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat.25:21). Yesus memanggil kita untuk mengembangkan karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Itu menyangkut tanggungjawab kita sebagai anak-anak Allah.
Bila Tuhan menganugerahkan kita karunia mengajar, mari kita memberikan diri dalam pelayanan pengajaran iman atau katekese dengan berbagai inovasi di zaman digital ini. Bila Tuhan mengaruniakan karunia doa, mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mendoakan orang lain dan mengajak orang lain berdoa. Bila Tuhan menganugerahkan karunia pelayanan sosial karitatif, mari kita melayani sesama yang miskin, lemah dan menederita. Semua ini sejalan dengan semangat Gereja yang solider di tengah dunia ini. Tuhan memberkati.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]