Renungan Harian

Renungan Harian 13 April 2025

Bacaan Liturgis – Hari Minggu Palma, 13 April 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Yesaya 50:4-7

  • Mazmur Tanggapan: Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan aku?

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24

  • Bacaan Kedua: Filipi 2:6-11

  • Bait Pengantar Injil: Terpujilah. Kristus sudah taat bagi kita; Dia taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama. Terpujilah.

  • Bacaan Injil: Lukas 22:14 – 23:56 [Singkat: 23:1-49]

Renungan Singkat : PENANGKAPAN YESUS

Menurut Injil Lukas, sebelum penangkapan-Nya, Yesus pergi ke luar kota, menuju Bukit Zaitun. Para murid turut serta mengikuti Yesus. Pada saat itu, Yesus meminta mereka untuk berdoa. “Berdoalah! Supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan, itu sabda Yesus. Tidak jauh dari para murid, Yesus berlutut dan berdoa. “Ya Bapa-Ku jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripada-Ku. Tetapi bukanlah kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu-lah yang hendaknya terjadi.” Doa Yesus ini adalah doa penuh perjuangan! Sepertinya tidaklah pantas untuk seorang Yesus. Kemanusiaan Yesus sangat tampak. Tetapi yang sungguh mengagumkan ialah penyerahan diri Yesus kepada Allah Bapa-Nya, bahkan di saat yang begitu sangat kritis.

Berbeda dengan Yesus, lihat para murid! Pada saat itu, ketika Yesus sedang bergumul dalam doa-Nya, para murid tertidur. Mereka tidak mampu tinggal bersama-sama dengan Yesus dalam segala pencobaan-Nya. Mereka mengikuti Yesus, tetapi belum mengenal Yesus dari dekat. Seperti para murid, kita juga seringkali mudah tertidur dalam hidup beriman! Kita tidak mampu mengikuti Yesus dengan setia! Kita bangga dengan Yesus yang disambut bersorak-sorai; Yesus yang mengadakan banyak mukjizat; tetapi apakah kita juga bangga dan sanggup mengikuti Dia yang dalam pencobaan? Injil hari ini menunjukkan ternyata tidak mampu! Yesus pernah mengalami pencobaan sama seperti kita! bedanya, Ia setia dalam pencobaan. Kita seringkali lari daripadanya. Kita tidak setia. Saudara-saudari terkasih, mari kita merendahkan hati di hadapan Yesus! Setia mengikuti Yesus terutama di jalan salib-Nya itu bukan karena kekuatan kita, tetapi karena rahmat Allah! Jangan pernah sombong dalam beriman. Tetaplah rendah hati, andalkan kuasa Allah.

Mengapa doa Yesus di bukit zaitun begitu penuh perjuangan? Karena Yesus tahu, Dia dikhianati! Yesus dikhianati oleh salah seorang murid-Nya sendiri dengan tanda yang sangat romantik, tanda ciuman! Hal ini benar-benar menusuk hati Yesus. Tetapi lihatlah, Yesus masih menyapa Yudas pengkhianat itu dengan menyebut namanya. Inilah kebesaran hati Yesus! Inilah kemurahan hati-Nya yang melampaui segala dosa. Hati Yesus terlukai bukan karena kesalahan-Nya tetapi karena kemurahan hati-Nya untuk mengampuni dosa. Kemurahan hati Yesus ini nantinya membuat hati Yudas pengkhianat itu menjadi gelisah, lalu memutuskan mengakhiri hidupnya!

Pengkhianatan yang dialami oleh Yesus masih terjadi secara masih hingga saat ini. begitu banyak oknum kejahatan yang berpenampilan menarik; berperilaku seolah sopan santun, tetapi sesungguhnya mereka adalah pengkhianat yang menghancurkan hidup sesamanya yang tidak bersalah. Mereka bagaikan serigala-serigala berbulu domba! Mungkin juga kita menjadi salah satu oknum itu! Jangan tertipu! Di zaman ini, orisinalitas itu, keaslian semakin sulit. Banyak manipulasi, rekayasa. Pikiran dan hati yang tulus sungguh berharga!

Yesus ditangkap karena pengkhianatan seorang murid; yang makan semeja dengan-Nya; dia yang mencelupkan roti ke dalam anggur perjamuan bersama dengan Yesus dan para saudara-Nya. Dan kita tahu, sesudah penangkapan ini, Yesus diadili, dijatuhi hukuman mati, disiksa, disalibkan. Tetapi Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kebenaran tidak kalah dengan pengkhianatan! Kasih Allah tidak akan pernah dikalahkan oleh dosa. Kebenaran yang dibawa oleh Yesus bagaikan biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, tetapi menghasilkan banyak buah. Selamat memasuki pekan suci. Mari kita menyelami misteri kasih-Nya lewat sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]