Renungan Harian

Renungan Harian 25 Mei 2023

Bacaan Liturgis – Pekan VII Paskah – Kamis, 25 Mei 2023

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 22:6-11

  • Mazmur Tanggapan: Jagalah aku, ya Tuhan, sebab pada-Mu aku berlindung.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mazmur 16:1-2a.5.7-8.9-10.11

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

  • Bacaan Injil: Yohanes 17:20-26

Renungan Singkat : KEPOMPONG MENJADI KUPU-KUPU

Banyak orang tidak suka ulat. Selain tidak menarik juga begitu menjijikkan. Namun, apa yang terjadi dengan si jelek ulat sutera. Ia memakan daun sutera dan membentuk kepompong yang halus. Tidak ada yang menyangka, dengan memakan daun itu, si ulat mampu menghasilkan serat kepompong sutera yang bagus. Begitu kepompong pecah, muncullah kupu-kupu yang indah. Si ulat buruk rupa berubah menjadi kupu-kupu yang memesona dan meninggalkan serat sutera yang luar biasa.

Melalui cerita ulat sutera menjadi kepompong dan kupu-kupu ini, Santa Teresa dari Avila menggambarkan transformasi atau perubahan jiwa ke dalam pribadi Kristus. Inilah panggilan kita sebagai murid-murid Yesus. Kita ini buruk rupa karena dosa, tetapi Yesus memberikan jiwa dan raga-Nya, supaya kita bisa merajut kepompong yang indah. Dengan mati dan bangkit, Yesus hendak mengubah kita menjadi kupu-kupu yang jelita. Dengan sayap yang gagah terbang menuju surga.

Dalam gambaran ini pula, doa Yesus untuk para murid-Nya kita tempatkan. Mari kita merenungkan setahap demi setahap.

1. MENJADI SATU

Yesus berdoa, “Bukan untuk mereka ini saja aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita.” Di dalam doa ini ada dua unsur yang saling terkait, yakni: iman dan kesatuan. Orang yang percaya atau beriman, akan diantar oleh Yesus menuju kesatuan.

Kalau demikian, arti menjadi satu yang dimaksudkan di sini bukan dalam arti kesatuan adminitrasi atau kesatuan gerejawi. Bukan. Kesatuan dalam doa Yesus adalah kesatuan dalam hubungan pribadi. Allah membuka diri-Nya lebar-lebar, agar orang-orang yang percaya masuk dan menjadi satu dengan Allah. Karena iman, para murid Yesus dipersatukan secara erat dan mesra dengan Allah Tritunggal. Sebuah kesatuan mistik yang sedemikian indah.

Inilah keistimewaan kita para murid Yesus, disatukan oleh Allah sendiri dalam kesatuan supranatural, yaitu kesatuan kasih antara jiwa kita dan Allah. Inilah kekayaan iman Katolik yang sangat mengagumkan. Inilah tawaran yang menggetarkan hati, bahwa Allah berkeinginan untuk mengubah kita dari ulat yang buruk menjadi kupu-kupu yang indah yang menghiasi taman sorga.

2. KEMULIAAN

Kesatuan dalam hubungan pribadi antara jiwa kita dan Allah tadi menghasilkan kemuliaan. Yesus tadi berdoa, “Agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Kau berikan kepada-Ku.” Kita tidak hanya menjadi indah, tetapi juga mengalami kemuliaan Allah. Apa arti kemuliaan ini?

a). Salib adalah kemuliaan. Yesus selalu berbicara bahwa dengan salib, Ia dimuliakan. Maka, kemuliaan para murid Yesus adalah memikul salib. Para kudus selalu melalui hidup dengan salib. Para martir justru melihat langit terbuka dan malaikat Allah turun naik di sorga, ketika hendak mati akibat disiksa. Salib menjadi jalan menuju kemuliaan.

b). Yesus mulia karena taat kepada kehendak Bapa. Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa. Kalau tidak taat sampai mati, Yesus tidak hidup mulia di sisi Bapa. Maka, kita pun akan mulia bukan karena berbuat segala sesuatu atas kehendak Allah, bukan karena kehendak diri sendiri. Semakin kita taat dan patuh kepada kehendak Allah, kita akan semakin hidup mulia.

Oleh karena itu, janji kemuliaan Allah mesti dilalui dengan memanggul salib dan menjadi taat pada kehendak Allah. Sama seperti doa dalam Ekaristi, supaya kita dibenamkan dalam kematian Kristus, sehingga bisa bangkit bersama dengan Dia.

3. HIDUP DALAM ROH

Yesus sangat merindukan agar para murid-Nya mengalami kasih yang diberikan Bapa kepada-Nya. Yesus berasal dari Bapa, datang sebagai manusia, supaya orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mau hidup seperti Dia makin mengenal kasih Bapa. Inilah panggilan mistik Gereja, yakni Gereja hidup dalam persatuan dan tinggal dalam kasih Tuhan. Bagaimana panggilan indah ini diwujudnyatakan?

Hidup dalam persatuan dan kasih hanya mungkin diwujudkan dengan salib, menyangkal diri agar kehendak Allah yang terjadi dan menjadi taat untuk menyerahkan diri bagi sesama. Disinilah letak kesulitannya. Sangat sulit kita hidup seperti ini. Namun, Yesus tahu betapa sulitnya kita menyangkal diri, memikul salib, dan taat kepada Allah. Maka, setelah naik ke sorga, Yesus berjanji akan memberikan Pribadi Penolong, yakni Roh Kudus. Dialah yang akan menuntun kita kepada seluruh kebenaran.

Maka, mari kita dengan tekun memohon Roh Kudus datang dan menjiwai kita, supaya kita bisa disatukan Allah dan mengalami kemuliaan Allah karena taat kepada kehendak Allah.

Tuhan memberkati

[RP Agustinus Suyadi, O.Carm]