Renungan Harian

Renungan Harian 22 April 2025

Bacaan Liturgis – Oktaf Paskah, Selasa, 22 April 2025

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 2:36-41

  • Mazmur Tanggapan: Bumi penuh dengan kasih setia-Mu.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 33:4-5.18-19.20.22

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 20:11-18

Renungan Singkat : HIDUP DALAM SEMANGAT TOBAT

Pertobatan itu berlangsung terus-menerus. Pertobatan memungkinkan kita boleh tetap memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan. Petrus berbicara di depan banyak orang tentang Yesus Kristus yang menderita sengsara, wafat dan bangkit. Lalu, orang banyak itu bertanya, kalau demikian, apa yang harus kami lakukan, saudara-saudara? "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis.2:28-29). Petrus sedang mewartakan kebangkitan Yesus Kristus kepada kaum Yahudi yang menolak keilahian-Nya. Petrus mengundang mereka untuk memberikan diri dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Berbeda dengan mereka, kita telah menerima baptisan dalam nama-Nya. Apakah pertobatan kita berhenti? Apakah pertobatan kita sudah cukup? Belum. Kita diundang untuk melanjutkan pertobatan. Bahkan pertobatan kita hendaknya lebih besar lagi, sebab kita telah menerima iman akan Yesus Kristus yang bangkit. Kita telah mengalami kasih-Nya. Kita membutuhkan pertobatan yang lebih besar untuk memastikan kita tetap setia mengasihi Yesus Kristus. Memelihara iman jauh lebih membutuhkan usaha rohani yang besar daripada menerimanya.

Maria Magdalena, seorang wanita yang begitu rindu untuk melihat jenazah Yesus yang dimakamkan, tetapi tidak menemukan-Nya. Yesus Kristus sudah bangkit dari makam. Ia hadir dan berdiri di belakangnya. Tetapi Maria Magdalena tidak melihat-Nya. Ia terbelenggu dengan kesedihan dan ketakutan-Nya. Pikiran dan hati-Nya tertutup untuk melihat Yesus Kristus. Pengalaman ini juga menjadi pengalaman kita bersama. Seringkali terjadi kita kurang mampu melihat dan menyadari hadir-Nya Yesus Kristus dalam peziarahan hidup ini. Hal ini dapat dimengerti karena pikiran dan hati kita terlalu sibuk dan lelah oleh berbagai tuntutan kebutuhan hidup sehari-hari. Persoalan demi persoalan; tuntutan demi tuntutan yang kita hadapi. Hati mudah merasa marah, kecewa, iri dan akhirnya putus asa. Kita merasa seolah hidup sendiri. Ada Tuhan tetapi kita merasa tidak ada.

Tetapi perikop Injil hari ini juga ingin meneguhkan kita bahwa Tuhan sejatinya hadir dan menghendaki kita punya hubungan personal dengan-Nya. Itulah yang dialami oleh Maria Magdalena. “Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru (Yoh.20:16). Lalu, “Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya” (ay.18). Marilah kita tetap hidup dalam semangat Paskah. Mari kita memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan secara personal. Doa, amal dan berpuasa akan sangat menolong kita dalam hal ini. Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]