Renungan Harian

Renungan Harian 08 September 2025

Bacaan Liturgis – Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria, Senin, 08 September 2025

  • Bacaan Pertama: Nubuat Mikha 5:1-4a atau Roma 8:28-30

  • Mazmur Tanggapan: Aku bersukacita dalam Tuhan.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 13:6ab.6cd

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Berbahagialah engkau, hai Perawan Maria, dan sangat terpuji. Sebab dari padamu telah terbit Sang Surya Keadilan, yakni Kristus, Allah kita. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 1:1-16.18-23 (Singkat: 1:18-23)

Renungan Singkat : Kelahiran Santa Perawan Maria

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, kelahiran seseorang pada hari tertentu menjadi momentum untuk menandai pembukaan atau awal lembaran hidup seseorang di dunia ini. Begitu berartinya hidup seseorang, sehingga setiap tahun, pada tanggal dan bulan yang sama, namun tahun yang berbeda, selalu dirayakan peringatan hari kelahirannya.

Sering orang menyebut tanggal kelahiran seseorang sebagai hari ulang tahun. Menurut hemat saya, dari segi rasa bahasa saya, tidak ada yang namanya hari ulang tahun. Tahun kehidupan seseorang tidak pernah sama, selalu berubah dan bertambah setiap tahunnya, sehingga tahun tidak pernah bisa diulang, dengan tahun yang sama.

Contoh, kalau hari ini usia Bu Sepon (karena lahirnya pas hari Senin Pon) adalah genap 50 tahun, maka tahun depan tidak mungkin usianya diulang sehingga tetap 50 tahun. Tidak ‘kan? Tahun depan akan dirayakan usianya yang ke-51 tahun, tahun berikutnya ke-52 tahun, begitu seterusnya. Maka, saya lebih senang menggunakan istilah “peringatan hari kelahiran” atau “peringatan (yang membahagiakan akan) hari kelahiran”, atau “peringatan hari tambah tahun” yaitu pada tanggal dan bulan yang sama pada setiap tahunnya.

Seperti pada hari ini, Gereja merayakan bukan hari ulang tahun, tetapi hari pesta Kelahiran Santa Perawan Maria, yang jatuh setiap tanggal 8 September. Kelahirannya menandai pembukaan lembaran hidup Perawan Maria sebagaimana telah masuk dalam keseluruhan rencana Allah. Seperti dikatakan oleh Santo Andreas dari Kreta (660-740), yang semula adalah seorang rahib di Yerusalem, lalu menjadi seorang diakon di Konstantinopel dan sejak tahun 692 menjadi Uskup Agung Kreta.

Dalam sebuah khotbah tentang kelahiran Perawan Maria, Santo Andreas dari Kreta ini berkata, “Pesta sekarang inilah harinya: Kelahiran ibu Tuhan ialah pembukaan, dan kejadian yang menentukan ialah kesatuan yang direncanakan antara Sang Sabda dan kodrat manusia. Seorang perawan hari ini dilahirkan, diasuh dan dibentuk, serta disiapkan untuk menjadi ibu Tuhan, Raja semesta untuk selama-lamanya.”

Peristiwa “pembukaan” ini tentu saja bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan peristiwa lanjutan yang sudah dimulai sejak ia dikandung tanpa noda dosa, yang dirayakan oleh Gereja pada 9 bulan sebelumnya, tepatnya pada 8 Desember.

Hari ini, kata Santo Andreas dari Kreta, Perawan Maria dilahirkan, diasuh dan dibentuk serta disiapkan untuk menjadi ibu Tuhan sehingga pada saat Tuhan berkenan menyatakan rencana-Nya, yakni dengan mengutus malaikat-Nya, bernama Gabriel, ia dengan segenap hati menjawab, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).

Jawaban Maria adalah sebuah jawaban yang menentukan, yang karenanya Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka (Maria dan Yusuf) hidup sebagai suami istri (Mat 1:18). Hal ini terjadi, agar orang tidak berspekulasi bahwa kandungan yang ada dalam rahim Maria adalah karena Yusuf, anak Daud, tidak. Sebelum mereka hidup sebagai suami istri, Maria telah mengandung dari Roh Kudus (ay. 20).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Malaikat Gabriel berpesan agar Dia yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan dari rahim Perawan Maria, diberi nama Yesus, “Karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (ay. 21). Itu berarti bahwa Dia adalah Juruselamat sebagaimana dikatakan oleh malaikat Tuhan kepada para gembala, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11).

Mari kita bergembira bersama Perawan Maria pada pesta kelahirannya. Sebab, dia yang dilahirkan dan dirayakan pestanya hari ini adalah dia yang melahirkan bagi kita Seorang Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, yang juga adalah Imanuel yang berarti: Allah menyertai kita (Mat 1:23). Yesus sendiri memegang komitmen ini sebagaimana Dia katakan setelah kebangkitan-Nya, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20b).

Para saudara, kata-kata yang diucapkan Yesus ini sekaligus menutup Injil Matius; sebuah kalimat penutup Injil yang amat indah, dan penting untuk kita sadari selalu bahwa Yesus menyertai kita senantiasa sampai akhir hidup kita. Luar biasa!

[RP A. Ari Pawarto, O.Carm]