Renungan Harian

Renungan Harian 07 September 2024

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXII, Sabtu, 07 September 2024

  • Bacaan Pertama: 1 Korintus 4:6b-15

  • Mazmur Tanggapan: Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 145:17-18.19-20.21

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Akulah jalan, kebenaran, dan sumber kehidupan, sabda Tuhan; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Lukas 6:1-5

Renungan Singkat : HUKUM TUHAN YANG MEMBEBASKAN

Hidup sebagai seorang Kristiani adalah anugerah Tuhan. Melalui Sabda-Nya, Tuhan membimbing kita pada kebenaran. Hidup benar itu bukan hanya di depan mata manusia tetapi terutama di hadapan Tuhan. Sabda Tuhan harus menjadi standar kualitas hidup kita. Oleh karena itu, kita harus membiasakan diri merefleksikan hidup dalam terang Sabda-Nya. Dalam perikop Injil hari ini, beberapa orang Farisi menegur murid Yesus karena memetik bulir gandum pada hari Sabat. "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat? (Luk.6:2)," demikian tegur mereka. Menyikapi itu, Yesus memberikan jawaban yang sangat singkat tetapi definitif. “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (Luk.6:5).

Pertanyaan kaum Farisi tampaknya baik sekali. Dengan mengajukan pertanyaan itu, mereka seolah ingin menunjukkan kepada orang banyak tentang komitmen pada hukum Taurat. Kita tahu salah satu isi perintah Tuhan adalah menghormati Hari Sabat. “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.” (Kel.20:8-10). Hukum keagamaan ini sangat baik dan harus dihormati pelaksanaannya. Memang hukum-hukum Tuhan itu selalu baik adanya dan membimbing kita pada jalan yang benar. Oknum orang beragama yang seringkali menerapkannya secara keliru, bahkan menyesatkan. Yesus tidak mengabaikan kehormatan hukum Taurat tentang hari Sabat. Ia hanya ingin mengoreksi pemahaman dangkal atas hukum tersebut. Kaum Farisi menerapkan hukum secara fasik; mereka mengabaikan kondisi yang sedang terjadi. Hukum mereka laksanakan, tetapi tujuan hukum itu sendiri mereka abaikan. Sabda Tuhan itu menjadikan hidup kita benar. Bukan kita mencari pembenaran hidup dengan Sabda Tuhan.

Hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa mahkota hukum Tuhan adalah keselamatan. Tuhan datang untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Keselamatan jiwa jauh lebih penting daripada rumusan-rumusan hukum keagamaan. Hidup beriman yang selalu dibayang-bayangi oleh hukum tidak akan bertumbuh tetapi hidup yang dibimbing oleh hukum Tuhan akan membebaskan dan menyelamatkan. Yesus adalah pemenuhan hukum Taurat. Ajaran cinta kasih-Nya menyempurnakan hukum-hukum Perjanjian Lama. Kini, kita diutus untuk mewartakannya. Santo Paulus berkata, “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat” (Gal.2:16). Tuhan memberkati.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]