Renungan Harian

Renungan Harian 29 Mei 2025

Bacaan Liturgis – Hari Raya Kenaikan Tuhan, Kamis, 29 Mei 2025

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 1:1-11

  • Mazmur Tanggapan: Allah telah naik diiringi sorak sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3.6-7.8-9

  • Bacaan Kedua: Efesus 1:17-23 atau Ibrani 9:24-28; 10:19-23

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Pergilah dan ajarlah semua bangsa, sabda Tuhan. Aku menyertai kamu sampai akhir zaman. Alleluya. 

  • Bacaan Injil: Lukas 24:46-53

Renungan Singkat : KENAIKAN TUHAN: KEPASTIAN AKAN SURGA

Pada hari ini, kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Peristiwa kenaikan ini mengakhiri kebersamaan Yesus dengan para murid di dunia. Yesus memulai kedatangan-Nya di tengah dunia ini melalui kelahiran. Lalu, terputus dengan peristiwa sengsara dan wafat di kayu salib. Ia dimakamkan; Ia masuk ke alam maut. Tiga hari sesudah kematian, Yesus bangkit dari antara orang mati. Selama empat puluh hari, Ia beberapa kali menampakkan diri kepada para murid dan tinggal bersama mereka. Setelah itu, Yesus naik ke surga. Lalu, apa artinya peristiwa kenaikan ini bagi iman kita? Melalui kematian dan kebangkitan, Yesus membuka pintu surga bagi semua manusia. Inilah kebenaran iman kita. Demikian juga dengan kenaikan ke surga. Peristiwa ini menjadi bukti yang kuat bagi kita yang percaya kepada-Nya, akan dibangkitkan dan masuk ke dalam surga. Dengan kenaikan-Nya ke surga, kita mengimani bahwa Yesus mendengarkan doa-doa permohonan kita dari surga dan menjadi pengantara kita dengan Allah Bapa. 

Untuk memahami makna terdalam peristiwa kenaikan Yesus ini, mari kita dengarkan dan renungkan ajaran Gereja dalam katekismus Gereja Katolik artikel 659 ini, “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah" (Mrk 16:19). Tubuh Kristus telah dimuliakan pada saat kebangkitan, seperti dibuktikan oleh sifat-sifat baru dan adikodrati, yang dimiliki tubuh-Nya mulai sekarang dan seterusnya. Tetapi selama empat puluh hari, di mana Ia dengan ramah makan dan minum bersama murid-murid-Nya dan mengajarkan mereka mengenai Kerajaan Allah, kemuliaan-Nya masih terselubung dalam sosok tubuh seorang manusia biasa. Penampakan Kristus lantas berakhir dengan masuknya kodrat manusiawi-Nya secara definitif ke dalam kemuliaan ilahi, yang dilambangkan oleh awan. Di sana Yesus duduk di sebelah kanan Allah.” 

Peristiwa kenaikan Yesus ke surga sejatinya bukan hal yang baru bagi kaum beriman. Dia sendiri mengawali karya penyelamatan-Nya di tengah dunia ini dengan menjelma menjadi manusia. Dia datang dari surga. Dia juga yang akan kembali ke surga. Hanya Dia yang datang dari Bapa dapat kembali kepada Bapa. "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain daripada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia" (Yoh 3:13), demikian Sabda Yesus kepada kita. Yesus naik ke surga dan membuka pintu surga bagi kita semua. Gereja mengimani kebenaran ini dengan berkata, "Ia memberi harapan kepada anggota-anggota tubuh-Nya, supaya mengikuti Dia ke sana, ke mana Ia mendahului mereka sebagai orang pertama" (MR, Prefasi Kenaikan Tuhan). 

Dalam bacaan pertama dan Injil hari ini, Yesus sebelum kenaikan-Nya ke surga, Ia meminta para murid supaya tidak meninggalkan Yerusalem. Sebaliknya, mereka hendaknya tinggal di sana menantikan janji Bapa. Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi mereka akan dibaptis dengan Roh Kudus. Kita tahu bahwa di Yerusalem para murid bersama Bunda Maria bertekun dalam doa dan memanjatkan pujian kepada Allah sampai turun-Nya Roh Kudus. Bertekun dalam doa menantikan turun-Nya Roh Kudus itulah yang perlu kita tanggapi hari ini. Mengapa demikian? Yesus tahu bahwa dengan kuasa itu kita akan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi. Mari kita syukuri peristiwa kenaikan Yesus hari ini. Semoga harapan kita tetap kokoh kuat dalam Yesus Kristus, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup sejati.

 Tuhan memberkati, amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]