Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXII, Senin, 02 September 2024
Bacaan Pertama: 1 Korintus 2:1-5
Mazmur Tanggapan: Betapa besar cintaku kepada Hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 119:97.98.99.100.101.102
Ayat Bait Pengantar Injil: Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 4:16-30
Renungan Singkat : MENGANDALKAN KUASA ROH KUDUS
Sebagai anak-anak Allah, kita mempunyai kodrat Ilahi. Kita membawa citra-Nya dalam diri. Kita istimewa lebih daripada ciptaan lain. Pada saat yang sama, kita juga menyadari kelemahan, keterbatasan kemampuan kita di hadapan-Nya. Itulah sebabnya, dalam mengikuti Dia, kita tidak cukup mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kita harus pertama-tama mengandalkan kekuatan Allah. Dalam doa Aku Percaya, kita mengungkapkan iman akan Roh Kudus. Kita percaya pada penyelenggaraan dan kuasa-Nya dalam hidup beriman. Roh Kudus yang memampukan kita sungguh-sungguh hidup sebagai anak-anak Allah yang sejati; hidup otentik; tidak gentar. Dengan kata lain, hidup kita dapat menjadi teladan karena didalamnya ada kasih Allah.
Santo Paulus berkata, “Saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan” (1 Kor.2:1-2). Nasihat ini menegaskan kepada kita, betapa besar kasih Allah yang dinyatakan kepada kita lewat pengorbanan diri Yesus Kristus di kayu salib. Pengorbanan agung inilah yang menjadi kekayaan rohani kita.
Dalam kenyataan hidup beriman sehari-hari, menghayati nilai kasih Allah ini membutuhkan ketekunan dari kita. Tetap setia kepada Yesus Kristus dan ajaran kasih-Nya, itu mengagumkan. Berani hidup benar dan adil, baik dalam untung dan malang, itu tidak mudah. Tetapi hidup yang demikian menjadi saksi yang hidup akan kasih Tuhan. Sebagai contoh, suami-istri yang bertahan dalam situasi perkawinan yang belum kondusif, berusaha untuk rekonsiliasi. Setia pada profesi dengan semangat jujur dan bertanggungjawab, totalitas. Tetap hidup dalam harapan meskipun sedang mengalami pergumulan hidup yang berat. Berempati pada sesama saudara yang miskin, tersingkir dan berkebutuhan khusus. Semua ini adalah kesaksian iman yang indah dan bernilai tinggi di hadapan Tuhan.
Kesaksian iman kita kepada sesama bukanlah lewat kata-kata indah belaka, tetapi setia kepada Yesus Kristus dan ajaran kasih-Nya yang mengagumkan. Dalam hal ini, kita perlu mempersembahkan diri kepada kuasa Roh Kudus. Biarkan Dia yang membimbing pikiran dan hati kita. Benar yang dikatakan Santo Paulus, "Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah”(1 Kor.2:3-5).
Akhirnya, mari kita semakin mengandalkan Roh Kudus. Ia adalah Roh Pembaharu Gereja. Dia juga akan membarui pikiran dan hati setiap orang yang rindu akan sentuhan-Nya. Tuhan memberkati.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]