Renungan Harian

Renungan Harian 22 Juni 2025

Bacaan Liturgis – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Minggu, 22 Juni 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Kejadian 14:18-20

  • Mazmur Tanggapan: Engkau adalah Imam, untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 110:1.2.3.4

  • Bacaan Kedua: 1 Korintus 11:23-26 

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Akulah Roti Hidup yang telah turun dari Surga. Siapa saja yang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. Alleluya

  • Bacaan Injil: Lukas 9:11b-17

Renungan Singkat : TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Pada hari ini, kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Sabda Tuhan yang kita renungkan hari ini terutama perikop Injil mewartakan peristiwa Yesus menyuruh para murid memberi makan banyak orang lalu Ia mengadakan perbanyakan roti. Peristiwa ini adalah satu-satunya mukjizat yang disampaikan oleh keempat penginjil, tetapi dengan versi yang agak berbeda satu sama lain. Menurut perikop Injil Lukas, peristiwa ini terjadi di tempat yang tidak terlalu terpencil, tidak begitu jauh dari desa atau kota. Kemungkinan tempat yang dimaksud ialah sebuah kota dekat Betsaida. Menurut Injil Yohanes bab 1 ayat 44, kota ini adalah asal tiga orang murid Yesus yaitu Petrus, Andreas dan Filipus. Pada waktu itu, Yesus membawa rasul-rasul yang baru pulang dari perutusan mereka untuk menyendiri ke tempat itu, tetapi orang banyak mengikuti mereka. Yesus lalu mengajar mereka tentang Kerajaan Allah di sana. Waktu terus berjalan. Pada waktu hari sudah mulai malam, kedua belas murid itu mendekati Yesus dan mengusulkan supaya Ia memerintahkan orang banyak itu pulang dan mencari tempat penginapan serta membeli makanan di desa dan kampung-kampung sekitarnya. Mengapa? Sebab para murid tidak memiliki roti yang cukup untuk memberi makan orang sebanyak itu. Laki-laki saja sudah berjumlah kurang lebih lima ribu orang. Namun apa yang terjadi? Apakah Yesus mengikuti usulan para murid itu? Tidak! Sebaliknya, Yesus justru memerintahkan mereka memberi makan orang banyak itu. Tentu ini perintah yang sulit diterima pikiran mereka! Itulah sebabnya, mereka protes kepada Yesus. “Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini" (Luk.9:13). Mereka protes, sebab yang mereka punya hanya lima roti dan dua ikan. Sedikit sekali!

Namun Yesus adalah Putera Allah yang Mahatinggi. Dialah Allah yang berkuasa atas surga dan bumi. Tiada yang mustahil bagi-Nya. Kuasa-Nya melampaui segala keterbatasan manusia. Ia memerintahkan para murid supaya menyuruh orang banyak duduk berkelompok masing-masing lima puluh orang. Yesus mengambil roti itu, mengucapkan doa syukur dan memberikannya kepada para murid. Bila kita mencermati pola tindakan Yesus ini, maka kita menemukan bahwa pola ini terjadi pada perjamuan malam terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Inilah pola Ekaristis yang dilakukan oleh Yesus bagi para murid dan orang banyak. Apa yang terjadi? Mukjizat! Terjadi perbanyak roti. Mereka semua makan sampai kenyang dan masih sisa dua belas bakul. 

Lalu, apa yang dapat kita hayati pada perayaan Tubuh dan Darah Kristus ini? Pertama-tama, Tuhan mengundang kita untuk melihat dan menyadari kehadiran-Nya yang penuh kasih dalam perayaan Ekaristi kudus. Dalam setiap perayaan Ekaristi, Gereja menghadirkan Yesus Kristus yang mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai kurban kasih bagi keselamatan kita. Jiwa raga kita hidup dari kurban kasih Yesus Kristus ini. Itulah sebabnya, Gereja menyebut Ekaristi itu sebagai sumber dan puncak seluruh hidup kita. Dalam Ekaristi, kita mengalami sumber-sumber rohani yang tidak pernah habis; baik dalam Sabda Tuhan yang kita renungkan, pengajaran iman dan terutama perjumpaan kita dengan Yesus Kristus sendiri. Ekaristi menjadi puncak hidup kata, sebab di sana jiwa dan raga kita dipersatukan dengan Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa hosti suci. 

Kedua, Ekaristi itu mukjizat! Dalam pengalaman persatuan kita dengan Yesus Kristus melalui Tubuh dan Darah-Nya, sesungguhnya jiwa kita mengalami mukjizat. Terjadi penggandaan rahmat di dalam jiwa kita. Peristiwa-peristiwa mukjizat Ekaristi yang pernah terjadi dalam Gereja itu bukan hanya suatu peristiwa sejarah belaka, tetapi terutama kesaksian iman akan mukjizat Tuhan bagi kita dalam Ekaristi kudus. Mari kita semakin rendah hati menyadarinya! Dialah roti yang dari Allah, Dialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia. "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh.6:33-35). 

Akhirnya, "Kamu harus memberi mereka makan!" mengingatkan kita akan tanggung jawab bagi sesama. Sebagaimana Yesus memperbanyak roti dan memberi makan banyak orang, demikian juga Ia menggandakan rahmat-Nya bagi kita untuk kita hadir bagi sesama. “Pergilah! Misa sudah selesai” itulah salah satu bunyi perutusan yang disampaikan Imam kepada kita setelah ikut misa. Bawalah rahmat Tuhan bagi saudara-saudari kita yang lemah miskin dan tersingkir lewat pemikiran yang menginspirasi; perkataan yang membangun dan perbuatan atau tindakan yang penuh belas kasih.

Tuhan memberkati, amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]