Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXVIII, Senin, 13 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Roma 1:1-7
Mazmur Tanggapan: Tuhan telah memperkenalkan penyelamatan-Nya.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan jangan bertegar hati. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 11:29-32
Keselamatan Datang Kepada Orang yang Mau Terbuka
Terhadap Tawaran Tuhan

Dalam kisah Perjanjian Lama, Nabi Yunus diutus oleh Tuhan untuk mempertobatkan orang-orang di Niniwe. Kota Niniwe yang besar itu telah jatuh dalam kejahatan. Nabi Yunus dengan seruan kenabiannya mengatakan kalau bangsa Ninwe tidak bertobat dalam empat puluh hari lagi, maka kota itu akan ditunggangbalikkan (bdk. Yun 3:4). Syukurlah orang Niniwe mau bertobat dan berbalik kepada Allah. Mereka mau percaya kepada Allah, mau berpuasa dan mengenakan pakaian kabung untuk menyesali segala kedosaan mereka. Sungguh orang Niniwe memiliki kerendahan hati mau bertobat dan mendengarkan seruan kebenaran dari Yunus. Nabi Yunus saja mau didengarkan oleh bangsa Niniwe yang berdosa, maka bangsa Israel yang lama menantikan Mesias, yang sudah nyata dalam diri Kristus, mestinya juga mereka terima sebagai jalan Allah untuk menyatakan keselamatan-Nya bagi manusia.
Tapi situasi itu berbeda sekali dengan yang dialami oleh Yesus ketika berhadapan dengan bangsa Israel terlebih orang Yahudi, ahli taurat dan orang Farisi. Pertobatan yang diserukan oleh Yesus, mereka anggap angin lalu saja. Ketika tanda-tanda mesianik-pun tampak di hadapan mereka melalui pengusiran roh jahat, penyembuhan, keajaiban serta pengajaran Yesus yang sangat genial,tetap tak mampu membuka hati mereka untuk mengalami pertobatan yang sejati. Bangsa Israel menolak kehadiran Kristus yang membuka cakrawala pemahaman iman mereka dengan cara yang baru, karena mereka tak mau berubah dan terlalu asik di zona nyaman mereka. Mereka merasa Tuhan itu berada dalam pegangan erat mereka.
Maka betapa ironisnya, keselamatan yang ditawarkan oleh Kristus bagi mereka akhirnya diambil dari mereka. Keselamatan itu sekarang ditawarkan juga kepada kita, kaum kristiani. Maka kita jangan pernah menyia-nyiakan tawaran rahmat keselamatan yang telah diberikan. Dengan menjalani hidup sebagaimana Kristus hidup, menerima salib hidup kita dengan penuh iman dan rendah hati, maka kita tentu juga akan mendapatkan kebangkitan menuju hidup kekal, sebagaimana Yesus Kristus telah alami lebih dahulu, sebagai pegangan iman kita.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]