Renungan Harian

Renungan Harian 06 April 2025

Bacaan Liturgis – Hari Minggu Prapaskah V, 06 April 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Yesaya 43:16-21

  • Mazmur Tanggapan: Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 126:1-6

  • Bacaan Kedua: Filipi 3:8-14

  • Bait Pengantar Injil: Terpujilah. Sekarang juga, sabda Tuhan, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku pengasih dan penyayang. Terpujilah.

  • Bacaan Injil: Yohanes 8:1-11

Renungan Singkat : DIPERBARUI DALAM KASIH ALLAH

Dalam kasih Allah, hidup kita tidak pernah sama. Selalu ada rahmat yang berkarya. Mungkin kita tidak selalu setia kepada-Nya, tetapi Ia tidak pernah mengabaikan kerinduan hati orang yang bertobat. Yang Allah kehendaki dari kita ialah kemauan untuk membarui diri. Rahmat berkarya dalam diri orang-orang seperti itu. Mari kita renungkan pewartaan Nabi Yesaya berikut, “Beginilah Firman Allah, janganlah mengingat-ingat hal-hal yang dahulu dan janganlah memperhatikan hal-hal yang dari masa purbakala. Lihat! Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah bertumbuh” (Yes.43:18-19). Lewat Nabi Yesaya, Allah menghendaki supaya Bangsa Israel bertumbuh dalam iman akan Dia. Ketidaksetiaan Israel kepada Allah pernah terjadi. Perang mengalahkan musuh dan diselamatkan dari pengejaran tentara Raja Firaun sudah berlalu. Kini, Allah meminta supaya mereka tidak lagi mengingat-ingat kedosaan dan berbagai peristiwa itu semata, tetapi membuka diri pada rencana Allah yang lebih besar kepada mereka. Kedepannya, Allah ingin supaya mereka sungguh-sungguh menyembah Dia di atas segala-galanya. Tidak ada allah-allah lain bagi mereka. Kita tahu nanti, Bangsa Israel akan menjadi besar karena hormat pada Allah dan hukum-hukum-Nya.

Untuk bertumbuh dalam iman, kita harus berani memutuskan untuk meninggalkan masa-masa dosa. Bukan berarti kita ingin lari atau menghindari masa-masa kelam, tetapi dengan kerelaan hati menyadarinya sebagai bagian perjalanan hidup. Kini, kita harus membuka hati pada rencana Allah yang lebih besar. Kasih Allah jauh lebih besar dari segala dosa kesalahan kita. Kasih Allah ini menjadi harapan kita bersama. “Segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku lebih mulia daripada semuanya” (Flp.3:8), demikian pengakuan St Paulus. Baginya, masa kejatuhannya dalam dosa kini bukan lagi menghantui hatinya. Kasih Allah dalam Kristus Yesus telah mengampuni dia dan membebaskan hatinya untuk mengasihi. St Paulus menemukan pengampunan yang besar dalam diri Kristus Yesus melalui kematian di Kayu Salib dan kebangkitan-Nya dari kematian. Tiada kasih yang lebih besar daripada pengorbanan agung ini. “Aku melupakan apa yang telah terjadi di belakangku dan mengarahkan hidup pada apa yang ada di hadapanku; aku berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah yaitu panggilan surgawi dari Allah, dalam Kristus Yesus” (Ay.13-14), demikian ungkapan hati penuh iman St Paulus.

Peziarahan hidup di tengah dunia ini bisa membuat kita jatuh dalam dosa. Namun demikian, mari kita sadari bahwa peziarahan ini juga menjadi panggilan kita untuk menanggapi panggilan Allah untuk semakin bertumbuh dalam iman akan Dia. Bertumbuh dalam iman itu bukan hanya karena kita tidak jatuh dalam dosa, tetapi menyadari kasih Allah dalam hati. Kasih Allah itu membebaskan hati dari belenggu dosa. Mari kita senantiasa hidup dalam kesadaran akan kasih Allah yang besar. Dialah harapan kita bersama. Spes non confundit! Harapan tidak pernah hilang, itu penegasan Gereja kepada kita. Janganlah hati kita penuh dengan kekuatiran-kekuatiran seperti orang yang tidak percaya kepada Allah. Mari kita ingat, kekuatiran tidak menambah sehasta pun pada hidup kita (Luk.12:25). Mari, percayakan hidup, pekerjaan dan pelayanan kita pada kasih Allah. “Aku tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi” (Yoh.8:11), demikian Sabda Yesus kepada perempuan yang diadili Ahli Taurat dan Kaum Farisi karena berbuat zinah. Berbahagialah orang yang percaya pada kasih Allah, sebab hidupnya akan dibarui. Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]