Renungan Harian

Renungan Harian 26 Juli 2024

Bacaan Liturgis – PW Santo Yoakim dan Santa Anna, Orang Tua Santa Perawan Maria, Jumat, 26 Juli 2024

  • Bacaan Pertama: Kitab Putra Sirakh 44:1.10-15

  • Mazmur Tanggapan: Tuhan Allah akan memberi dia takhta Daud, bapa leluhurnya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 132:11.13-14.17-18

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Mereka menantikan penghiburan bagi Israel dan Roh Kudus ada di atas-Nya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 13:16-17

Renungan Singkat : KELUARGA SEBAGAI PENDIDIKAN IMAN

Hari ini, kita merayakan Santo Yoakim dan Santa Anna, Orangtua Santa Perawan Maria. Dengan merayakan orang kudus ini, Gereja ingin mewartakan karya Tuhan yang nyata dalam keluarga mereka. Tuhan menganugerahkan Santa Perawan Maria dalam keluarga mereka. Pada saat yang sama, Gereja ingin meneladan kesetiaan iman mereka yang sangat mengagumkan. Iman mereka tidak berkurang sedikitpun kepada Tuhan. Mereka berharap dengan penuh setia. Santo Yoakim dan Santa Anna, hidup dengan rukun, taat beribadah kepada Tuhan dan tekun berbagi kebaikan. Pada awal pernikahan, Tuhan belum menganugerahkan buah hati kepada mereka. Waktu penantian mereka sangat panjang. Namun demikian, mereka tetap setia dalam iman dan berbagi kebaikan. Mereka baru dianugerahi seorang anak oleh Tuhan pada usia lanjut. Setelah mereka memiliki anak, mereka tetap taat beribadah dan terus hidup dengan rukun. Pada waktunya, mereka mempersembahkan anaknya, Santa Perawan Maria di Bait Allah sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Hingga mereka meninggal, mereka terus menjadi pendoa yang setia.

Nilai-nilai rohani yang luhur ini menjadi tuntutan iman bagi setiap keluarga Kristiani sepanjang zaman. Gereja mengundang setiap pasangan suami istri untuk bertekun membangun keluarga sebagai pendidikan iman. Sehubungan dengan ini, mari kita renungkan ajaran Gereja dalam dokumen Konsili Vatikan II, berbunyi Berkat kelahiran kembali dari air dan Roh Kudus umat kristen telah menjadi ciptaan baru, serta disebut dan memang menjadi putera-puteri Allah. Maka semua Orang Kristen berhak menerima Pendidikan Kristen. Pendidikan itu tidak hanya bertujuan pendewasaan pribadi manusia tetapi terutama supaya mereka yang telah dibaptis langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan, dan dari hari ke hari makin menyadari kurnia iman yang telah mereka terima; supaya mereka belajar bersujud kepada Allah Bapa dalam Roh dan kebenaran (lih. Yoh 4:23), teutama dalam perayaan liturgi; supaya mereka dibina untuk mengahayati hidup mereka sebagai manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan yang sejati (Ef 4:22-24); (Gravissimum Educationis, 2).

Selain rahmat Tuhan yang berkarya di tengah keluarga Kristiani, orangtua memiliki peran yang sangat utama dalam pendidikan iman anak. Secara tidak langsung, anak menuntut kesaksian iman yang hidup dari setiap tindakan orangtua sehari-hari. Memang pola parenting berbeda setiap generasi. Terutama mengasuh anak-anak generasi sekarang ini. Di tengah kondisi ini Gereja ingin hadir dan mengajak para orangtua berjalan bersama membangun keluarga sebagai pendidikan iman. Jangan pernah mengandaikan iman anak akan bertumbuh dengan sendirinya, apalagi mengabaikan asupan imannya. Orangtua sebagai pribadi yang paling dekat dengan anak-anaknya harus tanpa lelah mendampingi dan membina iman dan mengajak mereka untuk mendapatkan asupan iman yang cukup. Ajak mereka berdoa di rumah, dorong mereka untuk bergabung dalam komunitas rohani. Pertumbuhan anak dalam keluarga Kristiani tidak cukup hanya bidang kognitif, tetapi juga rohani. Harapannya, kesimbangan itu memampukan mereka membuat keputusan yang bijaksana, tepat. Mereka mampu untuk mengendalikan diri.

Sebagai gambaran, halaman utama koran Kompas tanggal 22 Juli 2024 lalu mengagetkan hati kita. Cepat Emosi, Anak Muda Gampang Membunuh, itu judulnya. Lalu dalam artikel tersebut dipaparkan data bahwa motif tertinggi kaum muda melakukan tindakan pembunuhan adalah emosi tak terkendali. Ini suatu data yang perlu kita renungkan sebagai keluarga. Mestinya kaum muda adalah generasi yang segar pikiran dan hatinya; punya visi misi yang inovatif dan jauh ke depan. Faktanya kita sedang menghadapi tantangan yang besar. Tuhan memberkati setiap Keluarga Kristiani. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]