Renungan Harian

Renungan Harian 18 Juli 2024

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XV, Kamis, 18 Juli 2024

  • Bacaan Pertama: Kitab Yesaya 26:7-9.12.16-19

  • Mazmur Tanggapan: Tuhan memandang di bumi dari Surga.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 11:28-30

Renungan Singkat : MEMIKUL BEBAN BERSAMA YESUS

Selama berziarah di tengah dunia ini, kita mesti berusaha memikul beban hidup dengan setia. Itu bagian dari pilihan kita hidup bersama dengan orang lain. Terutama karena kita telah memutuskan untuk menerima dan mengikuti Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Yesus menegaskan kepada setiap orang yang mau mengikuti Dia, harus menyangkal diri, memikul salib, lalu mengikuti Dia. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya ia akan kehilangan; tetapi barangsiapa kehilangan nyawa karena Aku, ia akan memperolehnya (Mat.16:24-25). Beban hidup itu tidak selalu dari orang lain. Ketidakmampuan kita setia pada pilihan sudah memberikan beban tersendiri bagi kita. Bagi Yesus, mengikuti Dia di jalan kesetiaan tidak mudah. Orang harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari. Orang-orang yang komitmen seperti ini yang layak bagi Dia. Demikian juga dengan melaksanakan ajaran cinta kasih Yesus seperti mengampuni, bersikap adil dan benar bagi sesama. Ini tidak mudah, tetapi Yesus mengutus kita hidup di dalamnya.

Ajakan Yesus dalam Injil hari ini, sungguh mengagumkan. Sekaligus tantangan. Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu (Mat.11:28). Biasanya, umat beriman dalam keadaan letih lesu dan berbeban berat itu mengalami tantangan besar untuk datang kepada Yesus. Pikiran dan hati sudah berkecamuk. Biasanya orang akan cenderung mencari jalan yang pintas. Atau ada juga datang dengan hati yang penuh amarah dan kecewa. Terlepas dari apapun kondisi pikiran dan hati, kita perlu menanggapi undangan Yesus ini dengan hati yang terbuka. Mengapa? Hanya dalam persekutuan dengan Yesus kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial hidup tentang mengampuni, bersikap adil dan benar. Hanya dalam Yesus, kita dapat menemukan kekuatan dan keteguhan hati mengapa kita harus mencintai dengan setia, meskipun ada luka-luka yang harus kita sembuhkan? Dan masih banyak hal lagi. Mari kita resapkan Sabda ini! Aku akan memberikan kelegaan kepadamu, pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah daripada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati, itu Sabda Yesus. Ia tidak menjanjikan mengambilnya, tetapi memberi kita kelegaan. Dan yang paling penting, supaya kita belajar dari Yesus yang lemah lembut dan rendah hati. Benar yang disabdakan Yesus Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, Ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh.15:5).

Seperti ranting yang harus selalu melekat pada pokoknya, demikian hendaknya hubungan pikiran dan hati kita dengan Yesus. Hendaknya selalu terhubung setiap hari. Kondisi letih lesu dan berbeban berat adalah kondisi yang paling berat dalam hidup kita. Bukan berarti dalam kondisi lain kita tidak perlu datang kepada Yesus. Seluruh hidup kita haruslah menjadi waktu-waktu bersama dengan Yesus. Kita telah memutuskan untuk memilih Dia, mari kita mengikuti-Nya dengan setia. Santo Agustinus pernah berkata Jangan berpaling dari Dia yang telah menciptakan kamu, bahkan untuk menuju ke arah dirimu sendiri. Pada saat aku berpikir bahwa dengan berpaling dari Allah, aku akan menemukan diriku sendiri, hidupku mulai hancur berantakan. Awal keselamatan adalah keterbukaan terhadap sesuatu sebelum kepada diri kita sendiri, kepada karunia yang sejak awal mula telah menyatakan kehidupan dan menopangnya. Hanya dengan terbuka dan mengakui karunia ini kita dapat diubah, mengalami keselamatan dan menghasilkan buah yang baik. Keselamatan oleh iman berarti mengakui keutamaan karunia Allah. Sebagaimana Santo Paulus katakan “Dengan rahmat kamu diselamatkan oleh iman, dan ini bukan hasil usahamu sendiri, melainkan pemberian Allah” (Ef 2:8). Mari kita renungkan. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]