Bacaan Liturgis – Hari Minggu Biasa XXII, 01 September 2024
Bacaan Pertama: Kitab Ulangan 4:1-2.6-8
Mazmur Tanggapan: Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5
Bacaan Kedua: Yakobus 1:17-18.21b-22.27
Ayat Bait Pengantar Injil: Atas kehendaknya sendiri, Bapa telah menjadikan kita berkat firman kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Alleluya.
Bacaan Injil: Markus 7:1-8.14-15.21-23
Renungan Singkat : SEMAKIN MENGASIHI KITAB SUCI
Pada Minggu Kitab Suci Nasional ini, Gereja mengajak kita untuk semakin mencintai Kitab Suci. Persekutuan umat sebagai anggota Gereja didasari Oleh Kitab Suci. “Istilah biblis untuk Gereja [ekklesia] secara harafiah berarti undangan untuk berkumpul. Itu berarti himpunan orang-orang, yang dipanggil oleh Sabda Allah, supaya mereka membentuk satu Umat Allah, dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus sendiri,” demikian rumusan Katekismus Gereja Katolik, 777. Hal ini menegaskan betapa sentralnya Sabda Allah dalam hidup iman kita. Dengan caranya masing-masing, setiap pribadi bertumbuh dalam pengenalan akan Allah lewat kedekatannya dengan Sabda Allah.
Hati adalah bagian penting dalam menyambut Sabda Allah. Bagaikan benih yang ditaburkan membutuhkan tanah yang subur, demikian juga Sabda Allah membutuhkan hati yang terbuka; hati yang mau dibimbing dan dibentuk olehnya. Kaum Farisi dan Ahli Taurat dikecam oleh Yesus karena mereka tidak membuka hati pada Yesus, Sang Sabda itu sendiri. Mereka bertekun mempelajari hukum-hukum Tuhan melalui Taurat Musa. Tetapi mereka tidak sanggup menerima Yesus sendiri. Yesus menegur mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia” (Mrk.7:6-8). Mereka belum membaca Sabda Allah dengan sungguh-sungguh. Kita tahu bahwa mereka adalah kelompok yang sangat keras memelihara hukum-hukum Allah dalam kita Taurat Musa. Tetapi yang sangat disayangkan ialah mereka mengabaikan cinta kasih. Yesus mengecam mereka sebagai orang yang munafik. Mereka menampilkan diri sebagai orang yang saleh, tetapi kenyataannya mereka licik dan jahat hatinya. Mereka hanya memanfaatkan Sabda Allah untuk mendatangkan popularitas dan keuntungan bagi mereka sendiri. Mereka sibuk dengan urusan najis dan tidak najis. Mereka dengan mudah mencampurkan antara adat-istiadat dengan Sabda Allah.
Yesus mengundang kita hari ini bukan hanya sebagai orang yang mengenal Sabda Allah, tetapi terutama menjadi pelaku-pelaku Sabda Allah. Dalam hal ini, kita perlu membiarkan hati dibimbing oleh Allah. Kita tahu hati adalah penentu keputusan dan moral setiap orang. Dari dalam hati yang baik, keluar keputusan dan perbuatan baik. Demikian sebaliknya. Yesus bersabda, “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Mrk.7:15-23). Tidak ada hubungan langsung antara makanan najis dan tidak najis dengan hati yang suci. Sebaliknya, kualitas hati menentukan kualitas moral kristiani kita. Hati butuh asupan rohani yaitu Sabda Allah. Tuhan memberkati. Amin.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]