Renungan Harian

Renungan Harian 18 Januari 2025

Bacaan Liturgis – Hari Sabtu, Pekan Biasa I, 18 Januari 2025

  • Bacaan Pertama: Ibrani 4:12-16

  • Mazmur Tanggapan: Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8.9.10.15

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Alleluya. Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina-dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 2:13-17

Renungan Singkat : Makan Bersama dengan Yesus

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, makan sendirian biasanya terasa tidak nikmat meskipun menu makanan yang terhidang cukup lezat. Waktu makan pun hanya berlangsung singkat. Sebaliknya, makan bersama keluarga, komunitas atau teman-teman dekat terasa menyenangkan. Kebersamaan dan saling cerita pengalaman sehari-hari di tengah suasana makan menambah keakraban dan selera makan. Durasi makan yang lama pun tak terasa.

Dalam bacaan Injil, kata “makan bersama” disebut tiga kali (Mrk 2:15-16). Lewi anak Alfeus, yang baru saja dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti-Nya, menjadi tuan rumah. Penginjil menulisnya demikian, “Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia” (ay. 15).

Dilihat dari orang-orang yang ikut makan, meski tidak disebutkan jumlahnya, makan bersama saat itu pasti mengeluarkan banyak biaya. Namun, karena sukacitanya Lewi yang dipanggil untuk mengikuti Yesus, ia tidak hitung-hitung berapa biaya yang mesti dikeluarkannya. Dipanggil untuk mengikuti Yesus saja sudah merupakan anugerah dan kebahagiaan tersendiri bagi Lewi. Apalagi Yesus dan para murid-Nya berkenan makan bersama di rumahnya, telah menambah kebahagiaannya.

Kegembiraan dan kebahagiaan Lewi terungkap juga lewat idenya untuk mengundang rekan-rekan kerjanya yang juga berprofesi sebagai pemungut cukai untuk makan bersama di rumahnya. Bagi Lewi, saat itu adalah saat untuk berbagi sukacita antara lain dengan menjamu makan bersama.

Paus Fransiskus mengajar demikian, “Hidup bertumbuh dengan dibagikan” (Seruan Apostolik Sukacita Injil, No. 10). Saya yakin bahwa kebahagiaan dan sukacita Lewi yang dibagikan dengan menjamu makan bersama saat itu juga membuat hidupnya sebagai pengikut Yesus makin bertumbuh, juga makin bertumbuh dalam kebajikan.

Lebih lanjut Paus Fransiskus berkata demikian, “Kita tidak hidup lebih baik ketika kita melarikan diri, bersembunyi, menolak berbagi, berhenti memberi dan mengurung diri dalam kenyamanan kita sendiri. Hidup semacam itu tidak lain dari tindakan bunuh diri secara pelan-pelan” (Seruan Apostolik Sukacita Injil, No. 272).

Panggilan Lewi untuk mengikuti Yesus telah ditandai dengan hidup lebih baik justru ketika dia memutuskan untuk berbagi, termasuk di dalamnya mengajak Yesus dan para murid-Nya untuk makan bersama. Intinya sejatinya bukan pada makan bersama tetapi makan bersama dengan Yesus, para murid-Nya dan rekan-rekan seprofesinya menjadi tanda dan ungkapan dari semangatnya untuk memberi, berbagi dan hidup lebih baik.

Saudara-saudari seiman, dalam perayaan Ekaristi Yesus berperan sebagai tuan rumah. Ia mengundang kita untuk makan bersama dengan Dia. Ia sendiri, Sang Makanan rohani, dibagikan kepada kita agar kita dapat hidup lebih baik.

Oleh karena itu, mari kita respons dengan hati penuh kegembiraan dan sukacita ketika Yesus mengundang kita untuk datang dan makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya yang lain, yakni saudara-saudari kita, sesama umat paroki, dalam perayaan Ekaristi.

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]