Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXII, Jumat, 06 September 2024
Bacaan Pertama: 1 Korintus 4:1-5
Mazmur Tanggapan: Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 37:3-6.27-28.39-40
Ayat Bait Pengantar Injil: Aku ini cahaya dunia, sabda Tuhan. Yang mengikuti Aku, hidup dalam cahaya. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 5:33-39
Renungan Singkat : PERUBAHAN BATIN
Panggilan kita sebagai murid Yesus adalah mengalami perubahan dalam batin. Hal ini dapat kita renungkan dari perikop Injil hari ini. Yesus menyebut kain baru dan tua. Orang tidak menambalkan kain baru pada yang tua. Tidak akan cocok. Demikian juga dengan anggur baru dan anggur tua. Orang tidak akan mengisi anggur baru pada kantong kulit yang tua. Ada kecenderungan, orang yang sudah minum anggur tua, tidak akan mau menikmati anggur baru. Mereka akan berkata, “Anggur yang tua itu baik.” Bagi Yesus, hal terpenting yang harus kita usahakan ialah pertobatan dalam batin. Hati yang terbuka untuk dibimbing oleh Sabda-Nya. Perbuatan kita sehari-hari hendaknya digerakkan oleh Sabda Tuhan. Membiarkan diri kita tetap berpegang teguh pada prinsip sendiri walaupun kita sudah mengenal ajaran Tuhan, identik dengan kain tua. Kain baru yang ditempelkan pada kain tua tidak akan menyatu; tidak selaras.
Hidup beriman kepada Yesus itu membarui kita. Dia selalu mengundang kita untuk mengenal hal-hal baru; untuk mengagumi karya-karya-Nya yang telah dinyatakan dalam hidup kita. Sangat disayangkan betapa seringkali kita mengabaikan keindahan-keindahan yang Tuhan nyatakan ini. kita perlu belajar menyadari dan mengagumi karya Tuhan dalam hidup kita. Tujuannya, supaya kita juga mampu berusaha mempertobatkan diri kepada Tuhan. Dalam hal ini, kita hendaknya berusaha rendah hati. Kita tidak boleh sombong, merasa angkuh di hadapan-Nya. Hanya orang yang merendahkan diri yang mampu melihat kebaikan Tuhan.
Mengapa kita sulit berubah? Karena kita tidak ingin kenyamanan terusik. Ini menjadi salah satu tantangan bagi orang beriman untuk bertumbuh dalam iman. Tetapi kita perlu waspada karena dosa itu seringkali membuat orang nyaman. Itulah sebabnya, kita lebih memilih untuk hidup dalam dosa daripada meninggalkannya. Mereka bagaikan minum anggur tua. Mereka tidak lagi mau menerima anggur baru yaitu rahmat yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Anggur baru ialah rahmat Tuhan yang tercurah dari lambung-Nya yang suci di atas kayu salib. Kita tahu dalam terang ajaran Gereja kudus, di atas kayu salib Yesus, mengalirkan air dan darah suci. Itulah lambang sakramen-sakramen Gereja yang kita rayakan, terutama Sakramen Ekaristi. Sakramen ini menjadi daya rohani yang memampukan kita untuk mengubah hidup rohani. Anggur baru adalah rahmat dan perutusan kita sehari-hari untuk membawa damai dan sukacita di tengah hidup bersama.
Akhirnya, mari kita membuka diri senantiasa pada perubahan-perubahan kecil yang kita renungkan dari Sabda Tuhan. Kita tidak harus mengubah dunia dengan orasi yang besar, tetapi dengan hidup yang selalu dibarui Sabda Tuhan. Tuhan memberkati.
[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]