Bacaan Liturgis – Hari Biasa Pekan I, Selasa, 14 Januari 2025
Bacaan Pertama: Ibrani 2:5-12
Mazmur Tanggapan: Engkau membuat Anak-Mu berkuasa atas segala buatan tangan-Mu.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 8:2a.5.6-7.8-9
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagaimana sebenarnya, sebagai sabda Allah. Alleluya.
Bacaan Injil: Mrk 1:21b-28
Renungan Singkat : Kuasa Yesus
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, setan atau roh jahat bisa memakai manusia untuk menampilkan jati dirinya. Ia bisa merasuk dalam tubuh manusia dan menguasainya, sehingga yang omong bukan lagi manusia tetapi setan atau roh jahat yang ada dalam diri orang itu.
Dalam Injil hari ini dikisahkan tentang setan atau roh jahat yang merasuk dalam tubuh seseorang. Ia memakai mulut orang itu dan berseru kepada Yesus, “Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah” (Mrk 1:24).
Perhatikan, setan atau roh jahat itu berkata, “Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah.” Ia tahu bahwa Yesus adalah orang Nazaret. Ia juga tahu bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Dalam arti tertentu, ia punya pengetahuan yang hebat. Tetapi, ia hanya sebatas tahu tentang Yesus sebagai Yang Kudus dari Allah.
Para saudara, kalau kita juga hanya sebatas tahu bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah, sebenarnya kita ini tidak ada bedanya dengan roh jahat. Kalau kita hanya sebatas tahu tentang Yesus, kita mestinya merasa malu, apalagi sudah sekian lama menjadi pengikut Yesus.
Rasul Petrus adalah contoh seorang pengikut Yesus yang tidak mau hanya sebatas tahu tentang Yesus. Ia tampil beda dan lebih unggul dari setan atau roh jahat. Di mana letak perbedaan dan keunggulan Petrus? Hal ini dapat kita lihat, ketika banyak murid Yesus yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Yesus (Yoh 6:66), Yesus kemudian berkata kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (ay. 67). Ini adalah sebuah pertanyaan yang menantang! Petrus segera menjawabnya dengan tegas, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (ay. 68-69).
Lihat perbedaannya? Setan atau roh jahat hanya tahu, bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Sedangkan Petrus, dia telah percaya dan tahu, bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Iman atau percaya kepada Yesus tidak pernah dimiliki oleh setan. Tidak pernah! Tetapi Petrus dan para murid yang lain, juga kita telah dianugerahi iman sehingga mampu percaya dan tahu bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah.
Kita telah dianugerahi iman sehingga mampu berelasi dan berkomunikasi dengan Allah. Kalaupun kita lupa akan Allah, Dia selalu mengingatnya. Kalaupun kita kurang perhatian akan Allah, Dia selalu mengindahkannya. Seperti dikatakan oleh Daud dalam doanya, “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Atau apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun untuk waktu yang singkat Engkau telah membuatnya hampir setara dengan Allah, dan memahkotai dia dengan kemuliaan dan semarak; segala-galanya telah Engkau tundukkan di bawah kakinya” (Mzm 8:5-7).
Mazmur tersebut dikutip oleh penulis surat kepada orang Ibrani dan dibacakan sebagai bacaan pertama hari ini (Ibr 2:5-12). Kutipan Mzm 8:5-7 ada dalam Ibr 2:6-8. Mazmur yang sama juga digunakan sebagai Mazmur Tanggapan. Dengan demikian kata-kata Daud ini makin membantu kita untuk merefleksikan keunggulan dan keindahan diri kita sebagai ciptaan Allah yang begitu luhur dan mulia. Kita diingatkan bahwa kita diciptakan “hampir sama seperti Allah” (Mzm 8:6), bukan hampir sama seperti setan atau roh jahat.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, kuasa Yesus dinyatakan dengan menghardik roh jahat yang menggoncang-goncang orang itu sehingga ia makin menderita. Dimaksudkan, agar orang itu dibebaskan, roh jahat “keluar dari padanya” (ay. 25). Kuasa Yesus dinyatakan agar orang itu dipulihkan martabatnya yang semula, yang secitra dengan Allah atau “hampir sama seperti Allah”, bukan lagi dalam belenggu roh jahat.
Mari kita membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah yang selalu mengingat kita, mengindahkan kita dan mencukupkan apa yang kita butuhkan sebagai peziarah-peziarah pengharapan. Mari kita juga bersyukur atas kuasa Yesus yang bekerja di dalam kita, sebab Dia tidak mengizinkan kita dirasuk roh jahat.
[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]