Renungan Harian

Renungan Harian 15 Januari 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa I, Rabu, 15 Januari 2025

  • Bacaan Pertama: Ibrani 2:14-18

  • Mazmur Tanggapan: Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 105:1-4.6-9

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 1:29-39

Renungan Singkat : Mencari Yesus

Saudara-saudari seiman dalam Yesus, hidup adalah sebuah pencarian. Pencarian akan apa saja, termasuk pencarian akan kebutuhan bagi hidupnya. Pencarian akan apa yang berharga dan berguna bagi hidupnya sendiri atau orang lain.

Kata-kata dari Santo Gregorius dari Nisa berikut ini perlu kita cermati dan refleksikan, “Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter; manusia yang jatuh membutuhkan orang yang mengangkatnya kembali; yang kehilangan kehidupan membutuhkan seorang yang memberi hidup; yang kehilangan hubungan dengan yang baik membutuhkan seorang yang membawanya kembali kepada yang baik; yang tinggal dalam kegelapan merindukan kedatangan sinar; yang tertawan merindukan seorang penyelamat, yang terbelenggu (membutuhkan) seorang pelepas, yang tertekan di bawah kuk perhambaan memerlukan seorang pembebas. Bukankah itu hal-hal yang cukup berarti dan penting untuk menggerakkan Allah, sehingga Ia turun bagaikan seorang dokter yang mengunjungi kodrat manusiawi, setelah umat manusia terjerat dalam situasi yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan.”

Hidup adalah sebuah pencarian; juga pencarian akan seseorang yang bisa mendatangkan kesembuhan, kehidupan yang dipulihkan, kehidupan yang lebih baik, pencerahan, kelepasan dan keselamatan. Semua hal yang dicarinya itu bersumber dari Allah namun bisa datang kepadanya melalui orang lain, yang Allah pakai untuk menjangkau kebutuhan orang yang mencari apa yang berarti dan berguna bagi hidupnya sendiri atau orang lain.

Oleh sebab itu, dari bacaan pertama kita diajak untuk melihat sosok Yesus sebagai seorang pembebas, yang dicari dan dipercaya untuk “membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takut akan maut” (Ibr 2:15). Ia rela “menderita karena pencobaan, supaya Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (ay. 18).

Simon dan Andreas segera memberitahukan keadaan ibu mertua Simon kepada Yesus, karena ibu ini sakit demam tinggi, serius, dan merindukan kesembuhan. Pemberitahuan itu pun segera direspons oleh Yesus yang punya kepedulian lebih kepada orang-orang yang lemah kesehatannya. Yesus segera masuk ke dalam kamar ibu mertua itu “dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya” (Mrk 1:31).

Yesus berkontak dengan ibu mertua Simon, namun tanpa kata-kata. Dia hanya memegang tangannya, lalu lenyaplah demamnya. Luar biasa, terkesan demam ibu mertua Simon itu ringan, sehingga hanya dipegang saja lenyaplah demamnya. Inilah penyembuhan pertama yang diceritakan oleh penulis Injil Markus, meski dikisahkan secara singkat dan tanpa disertai dengan “bumbu” apa pun.

“Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter,” kata Santo Gregorius dari Nisa. Ibu mertua Simon yang sakit demam membutuhkan dokter dan ia sembuh setelah tangan Yesus “memegang tangannya”.

Ternyata bukan hanya ibu mertua Simon yang merindukan kesembuhan. “Menjelang malam sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan” (ay. 32). Semua orang yang menderita sakit dan kerasukan setan ini membutuhkan kesembuhan dan pelepasan dari kuasa setan yang merasuk dalam diri mereka. Mereka yang membawa orang-orang sakit itu mencari Yesus karena mereka berharap bahwa dari Yesus mereka akan beroleh kesehatan dan kelepasan.

Menanggapi kebutuhan banyak orang yang terganggu kesehatannya, juga orang-orang yang kerasukan roh jahat, “Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan” (ay. 34). Rupanya tidak semua orang yang sakit disembuhkan saat itu.

Para saudara, apakah saudara juga mencari Yesus, yang adalah Tuhan? Jika saudara mencari Dia, apakah saudara menunggu sampai jatuh sakit, jatuh usahanya, kehilangan pekerjaan, tertekan mentalnya dan tak berdaya? Perhatikan seruan pemazmur, “Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu” (Mzm 105:4; lihat Ayat Mazmur Tanggapan, bait 2). Seruan pemazmur tersebut mengingatkan kita bahwa mencari Tuhan, wajah-Nya dan kekuatan-Nya mesti terus-menerus dan selalu dilakukan.

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]