Renungan Harian

Renungan Harian 29 Januari 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa III, Rabu, 29 Januari 2025

  • Bacaan Pertama: Ibrani 10:11-18

  • Mazmur Tanggapan: Engkaulah Imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 110:1-4

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 4:1-20

Renungan Singkat : Seorang Penabur itu, Yesus

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini adalah hari raya Tahun Baru Imlek 2576 dengan Shio Ular Kayu. Selamat dan Proficiat kepada para saudara-saudari Tionghoa yang merayakannya. Suasana syukur, sukacita, persaudaraan dan keakraban bersama keluarga dan sahabat tentu saja mewarnai perayaan yang akan berlangsung dalam 15 hari ke depan.

Umat Paroki Meruya akan merayakan Misa Imlek dalam Misa Konselebrasi yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu sore, 1 Februari 2025. Para pelayan liturgi, khususnya para imam akan mengenakan kasula berwarna kuning keemasan. Warna ini menjadi bagian dari budaya pemakaian warna di Tiongkok, yang menyiratkan pada kekuatan, kekuasaan dan keagungan. Itulah sebabnya pakaian kaisar mengambil warna kuning keemasan. Warna ini juga mengacu pada logam emas yang menandakan kesejahteraan dan kemakmuran.

Pembagian jeruk berkulit kuning keemasan juga menjadi simbol pengharapan akan kesejahteraan. Oleh sebab itu, dalam Misa Imlek nanti selain mengucap syukur atas kesejahteraan yang telah Allah selenggarakan di bumi selama ini, kita juga memohon agar umat Katolik Tionghoa, bersama umat Katolik lainnya mampu berjalan bersama sebagai kaum peziarah pengharapan akan Allah yang senantiasa memberikan pertumbuhan bagi bumi sehingga kesejahteraan tercipta bagi umat manusia.

Para saudara yang dikasihi Tuhan, pengharapan akan Allah yang senantiasa memberikan pertumbuhan yang baik dan subur digambarkan dalam Injil hari ini. Dalam pengajaran-Nya Yesus menggunakan perumpamaan tentang seorang penabur. “Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan” (Mrk 4:4), “sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya” (ay. 5), “sebagian lagi jatuh di tengah semak duri” (ay. 7) “dan sebagian jatuh di tanah yang baik” (ay. 8).

Sebagian benih yang jatuh di tanah yang baik memberikan pengharapan yang tidak mengecewakan. Sebab, benih itu “lalu tumbuh dengan subur dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat” (ay. 8).

Yesus, Si Penabur benih itu, menjelaskan bahwa sebagian benih “yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat” (ay. 20).

Keberadaan tanah yang baik sangat menjanjikan bagi pertumbuhan benih yang ditaburkan. Pertumbuhan yang subur dan menghasilkan panen berlipat ganda menjadi bukti bahwa pengharapan yang bertumpu pada Allah dan Dia selalu menyelenggarakan kehidupan yang terbaik, tidak pernah mengecewakan.

Oleh sebab itu, para saudara, pada hari ini mari kita bersyukur kepada Allah, Pencipta langit dan bumi. Dia senantiasa bekerja untuk memberikan pertumbuhan di bumi sehingga hasilnya tidak pernah mengecewakan.

Kepada para muri-Nya Yesus berkata, “Penabur itu menaburkan sabda” (ay. 14). Seorang Penabur itu, Yesus. Dia menaburkan sabda, setiap hari, apakah sebagian sabda itu jatuh di tanah yang baik, yakni hati saudara? Para pewarta Injil dalam berbagai kesempatan, baik di saat Misa Kudus, tepatnya pada saat Liturgi Sabda, bagian homili, atau pada kesempatan lain di luar Misa, juga menyampaikan Injil. Siapa pun yang menaburkan benih atau mewartakan sabda, Allahlah yang memberikan pertumbuhan (bdk. 1Kor 3:6).

Para saudara seiman, mari kita mengolah dan merawat tanah hati kita agar menjadi (lebih) baik dan subur bagi sabda Tuhan yang kita baca atau dengarkan setiap kali. Kita berharap, bahwa dengan usaha kita yang sungguh-sungguh, disertai oleh Allah yang memberi pertumbuhan, sabda Tuhan itu menghasilkan buah yang berlimpah dalam hidup beriman kita.

Seorang Penabur itu, Yesus. Pasti, Dia akan mengucap syukur kepada Bapa, Tuhan langit dan bumi (Mat 11:25), jika hidup kita terus bertumbuh dan berbuah aneka kebajikan sehingga kita “menjadi kaya dalam kebajikan” (1Tim 6:18).

Tuhan memberkati!

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]