Renungan Harian

Renunan Harian 03 Oktober 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXVI, Jumat, 03 Oktober 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Barukh 1:15-22

  • Mazmur Tanggapan: Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 79:1-2.3-5.8-9

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Lukas 10:13-16

Menerima Kehadiran Yesus dengan Hati Terbuka

Kedatangan Yesus ke dunia ini dua ribu tahun yang lalu, tidak disambut dengan antusias olah bangsa Israel dan kaum Yahudi. Dia lahir dalam keheningan dan kesepian yang dingin di Betlehem. Tidak ada umat manusia yang menyambut-Nya dengan gegap gempita dan sorak-sorai. Nampaknya tidak siap batin mereka menerima kedatangan Kristus, sehingga kebaruan yang diwartakan oleh Yesus tentang cara beriman yang benar dan membangun relasi dengan Allah Bapa kurang mereka terima dengan tangan terbuka. Terlebih para kaum Farisi, ahli-ahli taurat dan para imam kepala.

Maka Yesus dengan semangat kenabian-Nya mengecam beberapa kota yang masyarakatnya sungguh-sungguh menutup hati untuk ajaran baru yang Yesus tawarkan bagi mereka. Yesus mengecam kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum karena keajaiban dan pengajaran yang sangat mendalam dan penuh makna dari Yesus tidak membuat mereka mengalami pertobatan dan menjadi manusia baru. Hati mereka sudah tumpul serta tak mampu untuk melihat tanda-tanda kebaikan dan kasih Tuhan dalam hidup mereka.

Dalam hidup di tengah-tengah Gereja dan hidup bermasyarakat, ada bahaya kita terkesan larut dalam karya-karya dan pelayanan tetapi tidak keluar dari hati yang tulus untuk mengabdi Kristus. Anugerah yang kita terima yang semestinya untuk melayani dan berkarya kalau tidak hidupi dengan hati yang tulus, maka akan membuat kita jatuh kepada motivasi jelek untuk memegahkan dan mengkultuskan diri sendiri. Maka kita tidak lagi mewartakan dan melayani Kristus dan jatuh kepada kesombongan rohani. Anugerah iman dan pelayanan berubah dari berkat menjadi kutukan.

Maka mari menerima Yesus dengan segala ajaran-Nya. Kita harus berani untuk meninggalkan ‘manusia lama’ kita, dengan segala konsep pemahaman kita yang kerap kali sesat dan keliru soal iman dan ajaran kasih-Nya. Hanya dengan demikian, keselamatan Tuhan yang ditawarkan kepada kita, dengan kerahiman dan kemurahan hati-Nya yang sungguh tak terbatas,tidak kita abaikan secara sia-sia. Jangan pernah menyia-nyiakan rahmat yang Yesus sediakan bagi kita.

[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]