Renungan Harian

Renungan Harian 27 Mei 2025

Bacaan Liturgis – Pekan VI Paskah, Selasa, 27 Mei 2025

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 16:22-34

  • Mazmur Tanggapan: Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, ya Tuhan.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan, dan Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 16:5-11

Renungan Singkat : KESAKSIAN IMAN YANG BERBUAH

Membaca dan merenungkan kisah perutusan iman para Rasul, sungguh meneguhkan iman kita akan Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang biasa dan sederhana; mereka tidak punya kuasa secara sosial dan politis, tetapi mereka telah dipilih oleh Allah untuk mewartakan iman akan Dia. Dengan demikian, banyak orang dipertobatkan. Mereka menghadapi banyak hambatan dalam perutusan, tetapi Allah selalu menyertai dengan kuasa-Nya. Mereka mampu mengatasi semua rintangan yang terjadi. Mari kita renungkan kesaksian iman Rasul Paulus dan Silas. Mereka dimasukkan ke dalam penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dengan pasungan yang kuat (Kis.16:23-24). Malam hari, mereka berdoa dan bernyanyi memuji Allah. Dan lihatlah! Allah menyatakan kuasa-Nya kepada mereka. “Terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua” (ay.26). Rasul Paulus dan Silas menunjukkan kepada kita semua betapa besar kuasa tercurah atas kita bila bertekun dalam doa. Ada hal yang sangat menarik dalam kesaksian iman Rasul Paulus dan Silas ini. Kepala penjara, setelah berbicara dengan Rasul Paulus memutuskan untuk menerima Yesus. Ia menjadi percaya. Ia membawa seluruh keluarganya kepada Rasul Paulus dan Silas, lalu dibaptis (ay.33). 

Kesaksian iman kita akan Yesus Kristus, sekecil apapun bentuknya dalam perutusan hidup, membawa dampak yang baik bagi sesama. Percayalah, kesaksian iman itu membawa daya tobat bagi sesama. Orang akan melihat perbuatan kita yang baik, lalu memuliakan Allah di surga. Kesaksian iman yang kita wujudkan dalam perbuatan kasih sehari-hari kepada sesama, menyadarkan hati mereka akan Allah yang benar yang kita imani. Sabda Tuhan hari ini menjadi bahan permenungan kita bersama. Sudahkan kesaksian iman kita memberi dampak yang baik bagi sesama? Sejauh ini, apakah hidup kita sudah mempertobatkan hati orang? Atau membawa hati orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus?

Suatu kali, Paus Fransiskus pernah berkata, “Gereja tidak cukup dikenal hanya dari bangunan fisiknya yang megah, kokoh dan kuat. Gereja hendaknya dikenal dari setiap pribadi yang menghadirkan Pribadi Yesus Kristus.” Di tengah situasi dunia ini sekarang yang penuh dengan ketidakpastian, manipulasi data, situasi ekonomi dan politis yang tidak kondusif, butuh kehadiran orang-orang beriman yang perkataannya dapat dipertanggungjawabkan; kebijakan-kebijakan yang menyatukan bukan memecahbelah; hati yang mengampuni bukan menghakimi; hati yang peduli, empati bukan apatis. Semua ini tentu hendaknya mengalir dari hidup doa yang terus-menerus. Percayalah, tanpa doa, kita tidak mampu setia menghadirkan kasih dalam hidup ini. Yesus pernah menegaskan kepada kita, “Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Doa menjadi pengalaman iman yang memungkinkan hati kita mengalami Allah sedemikian dekat. Semoga Roh Kudus senantiasa membimbing kita. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]