Bacaan Liturgis – PW Santa Teresia dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja, Rabu, 15 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Roma 2:1-11
Mazmur Tanggapan: Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 62:2-3.6-7.9
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 11:42-46
Katakanlah Kebenaran Meskipun Pahit Kedengarannya

Yesus datang ke dunia ini hendak membawa terang. Karena selama ini dunia telah gelap dan kehilangan arah. Sejak manusia pertama Adam dan Hawa telah diusir dari taman Eden, manusia menjalani hidup, seperti tidak punya pegangan sehingga berjalan tanpa arah, tanpa makna dan gagal memahami dan mengenal Allah Sang Penciptanya. Maka itulah alasan yang mendasar mengapa Allah Putra datang ke dunia dalam diri Kristus, untuk membawa terang. Manusia harus rendah hati mau menerima Kristus sebagai Sang Terang. Di dalam terang Kristus, maka manusia akan dapat berjalan dalam kebenaran. Yesus hari ini mengecam beberapa penduduk kota karena hidup dalam kemunafikan. Hidup mereka mudah diombang-ambingkan oleh godoaan-godaan duniawi sehingga mudah berpaling dari Tuhan yang benar dan jatuh pada godaaan mempertuhankan dan mengkultuskan diri sendiri.
Hari ini Gereja memeperingati salah seorang kudus kita yang besar, yaitu St. Teresia dari Yesus atau yang lebih dikenal dengan St. Teresia dari Avila. Dalam salah satu karya tulisnya yang sangat terkenal yang diberi judul, “Jalan Kesempurnaan”, dia mengatakan bahwa kebenaran itu adalah bahwa dunia ini adalah fana dan semua yang dari dunia ini akan berlalu. Sementara Allah dan semua yang berasal dari Allah adalah abadi. Kita harus mencari Allah dan bersatu dengan-Nya. Itulah jalan kesempurnaan itu. Maka dia sampai pada satu keyakinan kebenaran yang pasti dalam menapaki hidup ini, “Solo Dios basta, Hanya Allah saja cukup bagiku !”
Dalam mengikuti Kristus, kita harus memiliki komitmen yang kuat untuk tetap setia pada teladan dan ajaran-Nya. Sekali kita memilih Kristus, maka jangan mudah diombang-ambingkan oleh godaan apapun. Mari belajar dari St. Teresia Avila yang selalu mencari persatuan dengan Tuhan. Hatinya tidak mau tergoda sedikitpun untuk melenceng dan menjauh dari Tuhan. Semua itu mampu dia laksanakan karena dia menempatkan Tuhan sebagai pusat segala-galanya. Tuhanlah dasar, pegangan dan tujuan hidup kita. Maka dengan terus berpaut pada-Nya, di situlah kita menemukan perjumpaan dengan Tuhan yang melegakan, membebaskan serta mentransformasi hidup kita.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]