Renungan Harian

Renungan Harian 27 Juli 2024

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XVI, Sabtu, 27 Juli 2024

  • Bacaan Pertama: Kitab Yeremia 7:1-11

  • Mazmur Tanggapan: Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 84:3.4.5-6a.8a.11

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang mampu menyelamatkan jiwamu. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 13:24-30

Renungan Singkat : BENIH YANG BAIK

Setiap orang Kristiani dipanggil oleh Tuhan untuk membangun kerajaan-Nya di tengah dunia ini. Sebagai panggilan, ini harus menjadi dasar dan orientasi hidup bagi mereka yang mengikuti Yesus. Hari ini, Yesus mengumpamakan kerajaan surga dengan Lalang di antara Gandum. Ketika benih yang baik atau gandum ditaburkan, pada malam hari ada oknum menaburkan benih lalang. Pada waktu gandum tumbuh dan berbulir, lalang juga demikian. Melihat itu, para hamba datang memberitahukan kepada tuannya, dan hendak mencabutnya. Tetapi tuan itu tidak memperbolehkan. Alasannya, mungkin gandum ikut tercabut. Ia membiarkan keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Yesus sendiri memberikan arti perumpamaan ini dalam Mat.13:36-43. Ladang ialah segala sesuatu yang mewakili dunia ini. Orang yang menaburkan benih itu ialah Anak Manusia. Benih yang baik itu atau gandum ialah anak-anak kerajaan Allah. Lalang ialah anak-anak si Jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah si Jahat sendiri (Yun: diabolos).

Perumpamaan ini mengingatkan bahwa perutusan kita sebagai murid-murid Yesus di tengah dunia ini membutuhkan rahmat Tuhan. Membangun kerajaan surga itu berarti menghadirkan kasih Tuhan di antara sesama yang memerlukan sentuhan Tuhan untuk diselamatkan. Tetapi pada saat yang sama, kita tidak boleh mengabaikan kehadiran anak-anak si Jahat. Mereka berniat untuk menghalangi bahkan menggagalkan semangat kita. Dengan kata lain, kerinduan untuk berbuat baik di tengah dunia akan selalu dihadang oleh niat buruk si Jahat dalam berbagai bentuknya. Di satu sisi, kita tentu berharap supaya Tuhan menghindarkan kita dari si Jahat dan perbuatan-perbuatannya. Tetapi di sisi lain, kita perlu menyadari bahwa kita yang perlu terus-menerus memohon rahmat-Nya supaya dikuatkan oleh Tuhan dalam menghadapinya. Kejahatan itu ternyata bertumbuh dan bergulir dengan kebaikan. Benih gandum itu tumbuh di antara Lalang. Pada hari penghakiman, yang baik akan tinggal dan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Yang Jahat akan binasa dalam hukuman yang abadi.

Sejak zaman dulu, Gereja terus bertumbuh. Walaupun banyak rintangan Gereja terus mengakar kuat dalam iman akan Yesus Kristus dan menjadi komunitas orang beriman yang menyelamatkan. Banyak orang mencapai kekudusan dalam Gereja baik mereka yang digelari secara resmi maupun yang tidak digelari kudus. Hidup mereka di dunia ini sungguh mengagumkan. Mereka adalah benih-benih gandum yang terus bertumbuh dan berbulir walaupun di sekitarnya tumbuh lalang. Mereka setia berbuat baik. Kaum miskin dan lemah adalah sahabat mereka. Tuhan adalah harapan mereka selamanya. Memang mereka mati secara badani di dunia ini, tetapi mereka hidup secara rohani di surga bersama Tuhan.

Mari kita melanjutkan perutusan Yesus dalam hidup setiap hari! Kita harus selalu menyadari rintangan-rintangan yang menghalangi perutusan, tetapi kita harus melampauinya. Tujuan perutusan kita hanya satu yaitu membangun kerajaan surga yang membawa keselamatan bagi banyak jiwa lewat karya-karya yang baik. Seringkali kebaikan dan keburukan memang sulit dibedakan. Tetapi jangan kuatir dari buahnya orang dapat melihat dan merasakannya. Akhirnya, perutusan ini adalah jalan kekudusan bagi kita. Paus Fransiskus menegaskan kepada kita, seorang Kristiani tidak dapat memikirkan perutusannya di bumi ini tanpa memandangnya sebagai jalan kekudusan, karena “inilah kehendak Allah: pengudusanmu” (1Tes 4:3). Setiap orang kudus adalah sebuah perutusan, sebuah rencana Bapa untuk mencerminkan dan mewujudkan nilai Injil pada setiap peristiwa tertentu dalam sejarah. Mari kita terus menjadi benih yang baik yang terus menghasilkan karya yang baik bagi sesama. Dan, mari kita mempercayakan diri pada penyelenggaraan Tuhan, sebab Ia sendiri akan menyertai kita sampai akahir zaman (Mat.28:20). Tuhan memberkati.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]