Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXVIII, Selasa, 14 Oktober 2025
Bacaan Pertama: Roma 1:16-25
Mazmur Tanggapan: Langit mewartakan kemuliaan Allah.
Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5
Bait Pengantar Injil: Alleluya. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 11:37-41
Jangan Jatuh Kepada Kesucian Palsu

Kita semua orang-orang kristiani dipanggil kepada kesucian atau kekudusan. Itulah sebenarnya tujuan utama sekaligus tujuan akhir dari hidup. Di situlah kita sebagai orang beriman mendapatkan kesempurnaan hidup. Kesucian dan kekudusan harus kita tampakkan secara konkrit dalam kehidupan sehari-hari. Maka kesucian itu bukan sesuatu yang di awang-awang, sebatas kata-kata teoritis atau sebatas praktek kegiatan ritual semata dengan berbagai litani doa-doa mekanis yang keluar dari mulut kita. Kita harus hati-hati jangan sampai jatuh kepada kesucian palsu yang menjurus kepada kesombongan hidup rohani. Kalau jatuh dalam mentalitas ini, maka kita merasa bahwa kitalah pribadi yang paling benar dan tepat dalam mempraktekkan hidup keagamaan kita. Orang lain kita anggap masih jauh dari Tuhan, sementara kita sendiri merasa Allah itu sudah ada dalam ‘genggaman’ kita.
Kesucian palsu seperti yang dipraktekkan oleh orang Farisi dalam Injil juga masih sering bisa kita lihat dan alami di jaman sekarang. Orang yang hidup dalam kesucian palsu adalah orang yang nampaknya banyak melakukan kegiatan rohani dan ritual keagamaan, tetapi bukan untuk serius mencari pengalaman akan Allah. Orang yang seperti itu nampaknya berdoa, tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Dia tidak mencari Tuhan tetapi mencari kepuasaan diri serta mencari pengakuan diri dari orang lain. Hatinya pasti tidak tulus dan murni, meminta campur tangan Allah dalam hidupnya. Sebenarnya orang yang hidup seperti orang Farisi ini tidak sungguh-sungguh membutuhkan Allah. Dia sesungguhnya haus pujian dan butuh pengakuan dari sesamanya. Maka yang mempraktekkan kesucian palsu cenderung pamer kebaikan serta menghitung-hitung semua kebaikan yang telah dia buat.
Hari ini Yesus menegur orang Farisi dan juga kita para pengikut-Nya agar tidak jatuh pada kemunafikan dan kesucian palsu. Jangan terlena dan berhenti pada sebatas ikut aturan dan jalankan ritus-ritus keagamaan tanpa ada kualitas kasih dan ketulusan yang mendasari setiap aktifitas hidup kita. Kristus hanya menginginkan ketulusan dan kemurnian hati kita.
[RP Yohanes Tinto Tiopano Hasugian, O.Carm]